Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Ingin Cerai



Aku Ingin Cerai

2Chen Youran memeluk dirinya sendiri dan menangis. Air matanya mengalir deras seperti hujan. Gu Jinchen yang melihat hal itu mengepalkan punggung tangannya hingga aliran pembuluh darah berwarna biru pada tangannya menonjol dan wajahnya dipenuhi oleh amarah. Ketika melihat ekspresi kesakitan pada wajah mantan kekasihnya ini, hatinya sama sakitnya dengan ditusuk ribuan pisau. Dia mendekati dan memeluknya, membiarkannya bersandar di bahunya. Chen Youran meraih bajunya, meremasnya, dan menangis dengan sangat sedih. Wanita itu menangis untuk waktu yang cukup lama, lalu berhenti ketika lelah, kemudian tertidur di dalam pelukannya.     

Gu Jinchen membawa Chen Youran kembali ke kamar dan meletakkannya di tempat tidur. Dia menatap sejenak wajah pucat wanita itu, lalu membungkuk dan mencium air mata di bulu matanya. Ekspresi ceria yang biasanya terlihat tidak tampak sama sekali kali ini, hanya ada ekspresi tertekan pada wajahnya. Wanita yang dicintainya sangat cantik, bisa-bisanya Ji Jinchuan tidak menyayanginya dan membuatnya sangat sedih seperti ini.     

***     

Keesokan harinya, ketika Chen Youran bangun fajar sudah menyingsing. Dia membuka matanya dan beradaptasi sejenak dengan lingkungan sekitar. Dia akhirnya ingat bahwa ini adalah kediaman Gu Jinchen. Dia membuka selimutnya dan bangkit duduk dari posisi berbaring. Sudut matanya melihat sekilas satu set pakaian wanita dan jubah tidur di kepala tempat tidur. Semuanya masih baru, bahkan labelnya belum ditanggalkan. Dia mengambil jubah tersebut dan memakainya, kemudian dia pergi ke kamar mandi. Ada satu set perlengkapan mandi baru di wastafel, termasuk pasta gigi, sikat gigi, dan produk perawatan kulit. Gu Jinchen memang sangat perhatian padanya. Tapi itu semua sudah berakhir. Mereka telah berpisah dan tidak bisa lagi kembali ke tempat asalnya.     

Chen Youran turun ke bawah setelah mandi, namun tidak ada seorang pun di ruang tamu. Dia lalu mendengar sayup-sayup suara yang ternyata sumbernya berasal dari dapur. Dia melangkah menuju dapur dan melihat Gu Jinchen sedang menggoreng telur dengan lengan bajunya yang digulung hingga setengah lengan. Meskipun pria itu tidak terampil, tetapi gerakannya terlihat rapi.     

Gu Jinchen melihat ke belakang dan tersenyum pada Chen Youran, "Tunggu sebentar, sarapannya akan segera siap…"     

"Hmm…" jawab Chen Youran dengan ringan. Dia bersandar di pintu dapur, memandangi punggung pria yang tinggi dan lurus itu, lalu menghela napas rendah. Ini adalah pertama kalinya seorang pria membuatkan sarapan untuknya, tetapi dia tidak menduga bahwa hal ini akan terjadi dalam situasi seperti sekarang.     

"Bukannya kamu harus bekerja hari ini?" Chen Youran memeriksa waktu ketika turun ke lantai bawah tadi. Ini sudah lewat dari pukul 8 pagi.     

"Aku sudah sangat sibuk beberapa hari terakhir ini, jadi aku mengambil libur untuk hari ini," kata Gu Jinchen dengan nada santai.     

Chen Youran tahu bahwa Gu Jinchen khawatir jika dirinya sendirian di rumah. Dia kemudian bertanya, "Di mana Bibi Wang?"     

"Aku memberinya waktu untuk liburan," jawab Gu Jinchen sembari meletakkan telur goreng di piring.      

Chen Youran memasuki ruang makan, sementara Gu Jinchen membawa sarapan ke meja. Mereka pun duduk dan memulai sarapan. Di tengah-tengah makan, Gu Jinchen berkata, "Aku sudah memintakan cuti untukmu…"     

"Terima kasih," ucap Chen Youran sambil menganggukan kepalanya. Meski sudah semalaman, wajahnya masih belum begitu baik. Ada tanda seperti bulan sabit hitam di kelopak matanya.     

Gu Jinchen menatap Chen Youran dengan sedikit ragu-ragu, lalu akhirnya bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"     

Chen Youran mengambil gelas berisi susu. Warna merah di wajahnya tampak memudar. Dia duduk diam dengan kaku untuk waktu yang lama. Setelah beberapa saat, dia perlahan membuka bibirnya, "Aku tidak bisa kembali ke rumah itu, tapi aku ingin mengambil Nuonuo."     

"Apakah kamu ingin menceraikannya?" Gu Jinchen menatapnya.     

"Cerai?" Chen Youran sedikit tercengang mendengar ucapan Gu Jinchen. Ketika dia tahu bahwa anak Fang Yaqing adalah hasil perbuatannya dengan Ji Jinchuan, dia hanya berpikir untuk membawa Ji Nuo pergi, namun dia tidak ingin bercerai.     

Gu Jinchen melihat ekspresi terkejut Chen Youran dan menebak bahwa mungkin wanita itu tidak mempertimbangkan aspek ini.     

"Ya, aku ingin bercerai," kata Chen Youran. Karena Ji Jinchuan memilih Fang Yaqing, entah apa yang bisa dia lakukan dengan pernikahan yang memalukan ini. Tanpa perceraian, Ji Nuo akan tetap menjadi cucu dari Keluarga Ji. Dia tidak akan bisa membawanya pergi.     

Kali ini, giliran Gu Jinchen yang tercengang. Dia tertegun dan berkata, "Kamu harus berpikir jernih."     

Chen Youran menggigit bibir bawahnya dan bagian yang digigit menjadi putih karena gigitannya terlalu keras. Sepertinya dia telah membuat tekad yang besar. Dia menganggukkan kepalanya dengan berat dan berkata, "Mereka bahkan punya anak. Apalagi yang bisa kami lakukan kalau kami tidak bercerai?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.