Di mana pun Aku Berada, Maka Itu adalah Rumahmu
Di mana pun Aku Berada, Maka Itu adalah Rumahmu
Tangisan kesedihan Chen Youran, hati Gu Jinchen mulai terasa sakit. Dia mencoba menghiburnya dengan lembut, "Youyou, jangan menangis. Tidak peduli apa yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."
Suasana taman pada malah hari sangat sepi. Lampu jalan memancarkan cahaya kuning redup, yang menerangi beberapa serangga terbang. Chen Youran merasa sudah cukup untuk menangis, kemudian menarik diri dari pelukan Gu Jinchen. Dia melihat bagian bahu kemeja pria itu basah oleh air mata, dia pun berkata dengan suara rendah, "Maaf, aku telah mengotori pakaianmu."
Gu Jinchen tidak keberatan dan menggelengkan kepalanya. Dia mengeluarkan tisu dari sakunya dan menyerahkannya padanya. Chen Youran mengambilnya dan menyeka air mata di wajahnya. Ketika suasana hati Chen Youran berangsur-angsur stabil, Gu Jinchen melihat arlojinya. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, jadi dia pun berkata, "Ayo pergi… Aku akan mengantarmu pulang."
Chen Youran hanya duduk diam. Reaksi wanita itu seolah mengkonfirmasi tebakan di benak Gu Jinchen, seketika hatinya dipenuhi dengan lapisan dingin. Wanita yang dengan sepenuh hati dicintainya dan ingin dimilikinya, disakiti oleh Ji Jinchuan.
"Aku tidak punya rumah." Chen Youran mengangkat kepalanya. Matanya yang hitam jernih tampak berair dan suaranya yang serak sedih seolah menunjukkan kesunyian hatinya.
Gu Jinchen mengulurkan tangannya untuk memeluk Chen Youran lagi dan berkata dengan suara rendah, "Di mana pun aku berada, maka itu adalah rumahmu."
***
Terdengar gerakan jarum pada setiap detik yang berasal dari jam bergaya Eropa yang menempel di dinding. Ji Jinchuan perlahan bereaksi, dia melewati sosok Fang Yaqing dan naik ke lantai dua. Tanpa sadar, dia menabrak Bibi Wu yang keluar dari kamar bayi.
Bibi Wu melirik ekspresi wajah Ji Jinchuan yang masam dan menyapa, "Tuan Muda…"
Wajah Ji Jinchuan yang gelap dan muram seolah diselimuti lapisan bayangan. Dia lalu berkata, "Mulai saat ini dan ke depannya, untuk segala urusan Ji Nuo, aku akan menyerahkannya kepada Bibi."
"Saya akan melakukannya dengan baik," kata Bibi Wu dengan cemas. Ini adalah pertengkaran paling serius antara keduanya setelah mereka menikah.
Ji Jinchuan mengangguk, lalu pergi ke ruang kerjanya. Dia berdiri di depan jendela ruang kerjanya, menyalakan sebatang rokok, dan mengisapnya lama. Asap rokok yang masuk ke paru-parunya terasa seperti mencekiknya, dia pun terbatuk dua kali. Melihat pemandangan malam di luar, ekspresi kekecewaan dan kesedihan pada Chen Youran ketika pergi tadi lagi-lagi muncul di pikirannya. Bagaimanapun, dia telah menghancurkan hati istrinya.
***
Ketika tiba di persimpangan, lampu merah pada lalu lintas menyala, Gu Jinchen pun menghentikan mobilnya. Dia lalu menoleh ke samping dan menatap Chen Youran duduk di kursi penumpang depan. Kepala wanita itu bersandar di jendela, rambutnya tersebar menutupi separuh wajahnya dan tubuhnya tampak menyedihkan serta mengkhawatirkan.
Sesampainya di kediamannya, Gu Jinchen turun dari mobil. Kemudian dia berjalan ke sisi lain, membuka pintu, dan berkata dengan lembut, "Youyou, sudah sampai…"
Chen Youran turun dari mobil itu. Dia seperti boneka manekin dengan tatapan yang kosong. Gu Jinchen membawanya keluar dari tempat parkir dan berjalan masuk ke gedung apartemen.
Di pintu masuk apartemen miliknya, Gu Jinchen mengganti sepatunya terlebih dahulu menggunakan sandal rumah. Dia lalu mencari sepasang sandal rumah baru dari lemari sepatu dan berkata, "Aku tidak punya sandal wanita di sini, sementara kamu terpaksa harus memakai itu."
Chen Youran pun perlahan mengganti sepatunya dan memasuki ruang tamu. Saat ini, Bibi Wang sudah beristirahat, namun ketika dia mendengar suara di luar, dia keluar dari kamar dengan mantel tipis. Dia seketika terkejut melihat keberadaan Chen Youran, "Nona Chen?"
Chen Youran mengangguk dengan lemah. Suaranya yang rendah dan serak terdengar, "Bibi Wang, lama tidak bertemu…"
Bibi Wang melihat bahwa wajah Chen Youran yang sangat buruk, dengan mata merah dan bengkak tampak seperti baru saja menangis. Dia pun bertanya, "Ada apa dengan Anda?"
Chen Youran tidak bisa menahan diri untuk tidak gemetar. Air mata berkumpul di bagian bawah matanya dan mata hitamnya kembali dipenuhi air. Gu Jinchen memandang Bibi Wang dan berkata pada saat yang tepat, "Pergi dan buat semangkuk makan malam…"
Ketika Bibi Wang memasuki dapur, hanya ada dua itu orang yang tersisa di ruang tamu. Gu Jinchen menatap Chen Youran dan berkata padanya, "Aku akan mengantarmu ke kamarmu untuk beristirahat."