Tinggal atau Pergi
Tinggal atau Pergi
"Kalau kamu ingin pergi, pergilah… Nuonuo akan tetap tinggal di sini!" kata Ji Jinchuan yang wajahnya seolah diselimuti warna hijau tua.
Chen Youran tidak menyangka bahwa Ji Jinchuan dapat memisahkan ibu dan anak seperti ini. Hari ini cuaca sangat panas, tetapi dia merasa sepertinya jatuh ke dalam gudang es. Dengan suara gemetar yang tak terhapuskan dia berkata, "Aku akan membawa Nuonuo!"
"Tidak!" Ji Jinchuan dengan tegas menolak. Tidak ada keraguan dalam suaranya. Dia berhenti sejenak dan berkata dengan tenang, "Nuonuo tidak bisa hidup tanpamu, jadi kamu bisa terus tinggal di sini. Lagi pula, kamu masih merupakan Nyonya Muda Keluarga Ji."
"Kalau begitu, kamu bahkan tidak bisa menghentikanku." Chen Youran sangat marah dan membalas dengan senyum mencibir.
"Aku selalu menepati janjiku." Ji Jinchuan berkata dengan lemah.
Chen Youran tertegun sejenak, kemudian dia ingat saat dirinya membantu Lin Xia. Saat itu, Ji Jinchuan membatasi kebebasannya dan mengatakan tidak akan menjadikannya seperti itu.
"Kamu bisa memilih untuk tetap tinggal," ujar Ji Jinchuan.
"Aku tidak tahan dengan apa yang telah kalian lakukan, jadi tidak mungkin untuk hidup di bawah satu atap denganmu dan dia," tutur Chen Youran sambil memandang pria di depannya. Dia menatap wajahnya yang familiar itu, tetapi tiba-tiba terasa asing. Dia kembali berkata, "Kalau aku tinggal, dia tidak bisa tinggal di sini. Jadi kalau kamu ingin aku tetap tinggal, usir dia…"
Pupil gelap Ji Jinchuan sedikit menyusut mendengar ucapan Chen Youran, yang memaksanya untuk membuat pilihan.
"Dia tidak bisa pergi, lalu kamu…" Ji Jinchuan perlahan mengeluarkan suaranya, tidak ada ekspresi di wajahnya yang pucat. "Pergi atau tetap bersama…"
Perkataan yang dingin meluap dari tenggorokan Ji Jinchuan, yang membuat hati Chen Youran hancur berkeping-keping, seolah-olah sebuah pedang telah menembus jantungnya, hingga membuatnya berlumuran darah. Rasa sakit di hatinya secara bertahap menyebar, dia bahkan merasakan bau darah di napasnya. Matanya tertutup lapisan kabut air, lalu dia mengepal pakaian di depan dadanya dengan erat. Tatapan matanya benar-benar tampak kecewa.
Ji Jinchuan mengepalkan tangannya dan membuang muka dengan tegas. Chen Youran lalu berbalik, Ji Jinchuan pun secara refleks mengulurkan tangannya untuk menariknya dan ingin berbicara. Namun yang diraihnya hanyalah udara kosong. Dia menyaksikan wanita itu menghilang di pintu. Matanya berangsur-angsur menjadi sunyi.
Sementara itu, Fang Yaqing berdiri di ujung tangga di lantai dua. Dia menatap pria yang tubuhnya kaku di ruang tamu. Mata pria itu tertunduk dan tidak ada ekspresi di wajahnya yang dingin. Dia pun berjalan menuruni tangga selangkah demi selangkah, lalu berdiri di depan pria itu. Dia bertanya, "Apa kamu ingin pergi dan menahannya agar kembali?"
Bibir Ji Jinchuan mengerucut menjadi garis lurus dan matanya yang dalam seperti percikan tinta hitam. Matanya tampak sangat gelap. Dia menjawab, "Biarkan dia pergi kalau dia ingin pergi…"
Melihat Chen Youran keluar sendirian, para pengawal pun tidak menghentikannya. Setelah keluar dari Teluk Nanhai, dia berjalan menyusuri sepanjang jalan, dengan bulan sabit yang menyinari sosoknya yang kesepian dan sedih. Entah sudah berapa lama dia berjalan seperti ini, hingga kini kakinya terasa kaku dan mati rasa. Dia mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor ponsel Chen Shuna. Begitu telepon terhubung, dia menangis, "Kakak…"
***
Ketika Gu Jinchen tiba di Taman Zhongshan, dia melihat Chen Youran duduk di sebuah bangku sendirian, membungkuk, dan membenamkan kepalanya di kakinya. Wanita itu menekuk tubuh kurusnya, seolah hendak membuat dirinya menjadi bola kecil. Wanita itu tampak sangat menyedihkan untuk dilihat. Dia melangkah maju dan berjongkok di depannya. Kemudian dia memanggil dengan lembut, "Youyou…"
Chen Youran mengangkat kepalanya dan menatapnya, "Kenapa kamu di sini?"
Karena menangis terlalu lama, mata Chen Youran menjadi merah dan bengkak. Rambutnya yang menjuntai di kedua sisinya basah oleh air mata dan membuatnya menempel di pipinya. Wajahnya pucat seolah tidak ada aliran darah sama sekali. Gu Jinchen menatapnya dan merasakan gemetar hebat di lubuk hatinya. Penampilan Chen Youran, yang terlihat sangat menyedihkan dan putus asa seperti ini, pernah dia lihat ketika dia akan menikahi Chen Shuna.
"Katakan padaku, apa yang terjadi?"