Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Sudah Menikah



Dia Sudah Menikah

3Kening Chen Youran seketika mengerut, dia berkata, "Aku tidak pernah menyakitimu dan aku tidak ingin melakukan apa pun."     

"Kalau begitu jangan pikirkan urusanku!" Du Ruowei menatapnya dengan dingin.     

Chen Youran hanya menatap Du Ruowei dengan santai. Kemudian dia bangkit berdiri, pergi ke dispenser air, dan mengambil segelas air. Dia kembali ke sofa dengan gelas di salah satu tangannya. Dia membungkuk seperti postur tubuhnya saat mengambil air dari dispenser dan menatap Du Ruowei.     

"Jangan-jangan kamu merasa kesal dengan perilaku Xu Chengyan di luar, jadi kamu ingin membalas dendam padanya?" Chen Youran merendahkan suaranya dan menatapnya dengan dingin, "Qiu Shaoze adalah pria polos. Jangan mengganggu dia atau menghancurkan orang lain karena emosi sementaramu."     

Du Ruowei masih menatap Chen Youran dengan dingin. Dia lalu mengambil tasnya dan bangkit berdiri. Dia berjalan menuju pintu, membukanya, dan pergi begitu saja. Ketika mendengar suara pintu ditutup, Qiu Shaoze keluar dari dapur dan melihat hanya Chen Youran yang tersisa di ruang tamu. Dia melepaskan ikatan celemeknya dan berlari keluar.     

Setelah beberapa saat, Qiu Shaoze kembali. Chen Youran mengira pria itu akan memarahinya. Namun Qiu Shaoze hanya bertanya dengan tenang, "Apa yang baru saja kalian bicarakan?"     

"Kami hanya mengobrol dengan santai," jawab Chen Youran yang masih memegang gelas, mata hitamnya tampak sangat tenang. "Dia tidak cocok untukmu. Jangan berhubungan lagi dengannya…"     

"Kenapa?" tanya Qiu Shaoze sambil menatap Chen Youran.     

Dengan wajah yang tampak hangat dan santai, Chen Youran berkata, "Bahkan kalau dia suka makan di tempat makan pinggir jalan sekarang, dia telah tinggal di lingkungan yang menyenangkan sejak kecil. Dia akan tetap mengejar gaya sesuai tren masa kini. Dengan gajimu saat ini, apa kamu bisa membelikannya beberapa tas mahal?"     

"Bukan itu yang kamu katakan tempo hari…"     

Chen Youran menggenggam gelas dengan kencang dan menatap mata Qiu Shaoze. Kemudian dia berkata dengan senyum yang dipaksakan, "Pada waktu itu, aku tidak tahu kalau dia adalah Du Ruowei."     

"Kalian tidak hanya saling mengenal, kan?" tanya Qiu Shaoze.     

Chen Youran takut Qiu Shaoze menjadi linglung lagi seperti sebelumnya. Dia lalu mengatakan kepadanya dengan jujur, "Dia sudah menikah…"     

Wajah Qiu Shaoze menjadi sedikit masam. Kakinya tiba-tiba terasa berat, seolah ada besi puluhan kilo pada tubuhnya. Dia berjalan perlahan dan duduk di sofa sambil meletakkan tangan di rambutnya. Sulit baginya untuk menerima kenyataan ini.     

Chen Youran tampak tertegun dan diam-diam menyesali bahwa dia telah menyemangati Qiu Shaoze untuk mengejar nona muda dari keluarga kaya tanpa bertanya dengan jelas. Jika dia tahu bahwa wanita itu adalah Du Ruowei dan menghentikannya tepat waktu, hal-hal yang menyakitkan seperti ini tidak akan terjadi pada temannya.     

Setelah waktu yang lama, Qiu Shaoze akhirnya bertanya dengan linglung, "Siapa suaminya?"     

Cheb Youran terdiam sesaat, sebelum menjawab, "Xu Chengyan."     

Suasana di ruang tamu kembali hening. Qiu Shaoze mempertahankan postur yang sama dan duduk di sofa selama beberapa saat. Setelah itu, dia bangkit berdiri dan kembali ke dapur, Chen Youran pun mengikutinya. Qiu Shaoze mengambil pisau dapur dan terus memotong sayuran. Dengan suara rendah, dia berkata, "Tidak masalah kalau dia pergi, tapi kita harus tetap makan. Kamu keluar saja dulu dan tunggu… Ini akan segera selesai."     

Chen Youran memandangnya dan bertanya dengan cemas, "Apa kamu… Baik-baik saja?"     

"Tidak…" Qiu Shaoze terlihat sangat tenang, namun raut wajahnya sedikit masam. "Kalau hari ini kamu tidak mengekspos identitasnya sebenarnya, sampai kapan pun aku tidak akan tahu kalau aku ditipu. Tidak ada gunanya bersedih untuk wanita yang suka berbohong."     

"Kalau kamu benar-benar berpikir begitu, itu bagus." Chen Youran menatapnya dalam diam.     

***     

Teluk Nanhai…      

Ji Jinchuan memasuki ruang tamu kediamannya. Salah satu pelayan lalu mengambil alih mantel miliknya dan menggantungnya. Dia melonggarkan dasinya sambil berjalan untuk duduk di sofa. Ada pesta pertemuan malam ini, jadi dia minum sedikit anggur. Mungkin karena dia terlalu sibuk, dia menjadi sedikit lelah akhir-akhir ini, dia pun bersandar di sofa dan menutup matanya.     

Bibi Wu turun dari lantai atas dan melihat Ji Jinchuan sudah pulang. Dia melangkah maju mendekatinya dan berbisik, "Tuan Muda, Nyonya Muda Kedua pergi ke lantai tiga…"     

Ketika mendengar ucapan Bibi Wu, Ji Jinchuan seketika membuka matanya. Dia meletakkan tangannya di dahinya dan duduk sejenak. Dia kemudian bangkit berdiri dan naik ke lantai tiga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.