Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Beberapa Orang Bersukacita, Beberapa yang Lain Merasa Khawatir



Beberapa Orang Bersukacita, Beberapa yang Lain Merasa Khawatir

2Ji Jinchuan mengerti makna dari kata-kata istrinya. Dia kembali membungkuk dan menatap wajah Chen Youran yang sudah tampak kemerahan. Dia pun bertanya dengan suara yang serak dan berat, "Apa boleh?"     

Chen Youran seketika menyadari bahwa Ji Jinchuan takut dirinya akan terpengaruh oleh peristiwa yang terjadi padanya siang tadi. Pria itu takut jika melakukan hubungan intim saat ini akan meninggalkan bayangan di hatinya. Jadi suaminya ini lebih memilih merasa tidak nyaman karena menahan hasratnya daripada menyentuhnya saat ini. Dia mengangkat tangannya dan mengaitkannya di leher suaminya, lalu berkata dengan lembut, "Walaupun pesta pernikahan hari ini tidak berjalan mulus, tetapi aku tetap merasa sangat bahagia karena menikahimu."     

"Youyou, aku juga sangat bahagia..." Ji Jinchuan membungkuk dan meletakkan dahinya pada dahi istrinya, napas mereka pun saling bertaut.     

Aroma anggur di tubuh Ji Jinchuan yang ikut terhirup ketika dia bernapas masuk ke dalam hati Chen Youran, menyebar ke seluruh pembuluh darahnya dan membuatnya meleleh. Bahkan setiap pori-porinya sepertinya dipenuhi oleh napas pria di atasnya. Dia mengambil inisiatif untuk menawarkan ciuman dan Ji Jinchuan tidak lagi ragu untuk meresponsnya. Mereka lalu terjerat satu sama lain seperti tanaman merambat dan tidak bisa lagi dipisahkan. Malam pertama pernikahan memang sudah ditakdirkan bagi sepasang suami istri untuk kelelahan karena bercinta.     

Di penghujung malam, Ji Jinchuan mandi bersama Chen Youran. Setelah selesai, mereka kembali ke tempat tidur, Ji Jinchuan membaringkan tubuh Chen Youran di sana, menyelimutinya, lalu dia sendiri pergi ke balkon dengan membawa sekotak rokok dan korek api. Dia bersandar di pagar balkon, mengambil satu batang dan menyalakan rokok yang diapit di mulutnya. Dia hanya mengenakan jubah mandi tipis. Angin dingin di malam hari berembus melewati tubuhnya dan membuatnya terbatuk dua kali. Melalui pintu kaca geser, dia melihat wanita yang tidur dengan nyaman di tempat tidur. Wajah wanita itu tampak sangat lembut. Ketika dia memikirkan apa yang terjadi padanya hari ini, matanya tiba-tiba menjadi dingin dan juga ganas. Jian Rui biasanya terlihat lemah lembut, namun hari ini dia terlibat dalam urusan kotor seperti itu. Dia pasti mau melakukannya atas dorongan Xue Jie.     

Xue Jie… Batin Ji Jinchuan. Matanya sedikit memicing dan memancarkan cahaya berbahaya, seperti binatang buas yang ganas dan kejam.     

***     

Begitu pesta pernikahan selesai, Gu Jinchen dan Xu Chengyan pergi. Mereka pergi ke Sands Bay Club, memesan sebuah bilik dan juga banyak minuman. Xu Chengyan membuka banyak botol anggur, dia memandang pria di dekatnya yang terlihat memiliki suasana hati yang buruk dan berkata, "Minum saja, aku yang akan membayar semuanya..."     

Gu Jinchen saat ini bersandar di sofa, dengan ekspresi wajah linglung dan mata kosong yang memandang langit-langit. Dia tiba-tiba bergumam, "15 tahun ..."     

"Apa yang kamu bicarakan?" Xu Chengyan tidak mengerti ucapan Gu Jinchen yang menggantung.     

"Dia dan aku hanya memiliki kenangan selama 15 tahun." Gu Jinchen sepertinya tenggelam dalam ingatannya. Dia tampak murung dan kesepian. Nada suaranya juga terdengar sedih dan berat.     

"Entah itu 15 atau 25 tahun, dia sudah menikah sekarang, jadi kamu harus menyerah." Xu Chengyan menatapnya dan meletakkan sebotol anggur di tangannya.     

"Kamu tidak mengerti..." Gu Jinchen menggelengkan kepalanya, dia berkata dengan suara yang terdengar berat dan serak.      

"Aku tahu apa yang kamu lakukan. Kamu adalah kekasih yang hebat. Ayo sini dan minumlah..." ucap Xu Chengyan yang menatapnya dengan iba.     

Setelah itu, Gu Jinchen menuangkan segelas anggur dan langsung meneguknya ke dalam tenggorokannya. Dia minum terlalu cepat, sehingga akhirnya tersedak dan batuk-batuk beberapa kali. Wajahnya pun tampak pucat seolah tanpa jejak darah.     

"Minumlah dengan perlahan, tidak akan ada yang merampok minumanmu," kata Xu Chengyan sambil memberikan tisu padanya.     

Namun, Gu Jinchen tidak menjawab apa-apa. Dia tampak tertekan dan putus asa. Dia malah tersenyum sedih sambil berkata, "Youyou akhirnya menikah..."     

Tapi pria yang menjadi pasangannya bukanlah aku… Batin Gu Jinchen.     

"Kalau kamu benar-benar tidak ingin dia menikah dengan orang lain, kamu seharusnya menikahinya hari ini," ujar Xu Chengyan.     

"Dia tidak mencintaiku lagi. Apa yang bisa kulakukan meskipun aku merebutnya?" ujar Gu Jinchen. Dia menertawakan dirinya sendiri, menuangkan segelas anggur lagi, dan meminumnya. Matanya menunjukkan kesedihan dan penderitaan yang luar biasa. Chen Youran tidak mencintainya lagi. Dia tidak mau mengakui dan menerima kenyataan kejam ini. Namun hari ini, dia harus memaksakan diri untuk menghadapinya.     

Xu Chengyan menatapnya dan tahu bahwa temannya itu tidak akan peduli dengan kata-kata untuk menghibur. Apa pun yang dia katakan tidak akan berguna, jadi dia hanya bisa menemaninya minum dalam diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.