Hanya Ada Kita Berdua
Hanya Ada Kita Berdua
Pupil hitam Chen Youran memantulkan bayangan sosok pria di dekatnya. Dia menggigit bibirnya dan berkata, "Tapi… Aku sudah berjanji pada ayah dan ibu untuk tinggal di kediaman utama hingga bayi kita lahir..."
Chen Youran berhenti sejenak, sebelum melanjutkan lagi, "Bagaimana kalau aku berbicara dulu dengan ayah dan ibu besok?"
Ji Jinchuan tidak ingin membuat istrinya sungkan pada kedua orang tuanya. Jadi, dia berkata, "Kalau begitu mari kita tunggu…"
Chen Youran berkedip dan berdeham dengan lembut. Melihat alis suaminya tampak lelah, dia membuka selimut, lalu bangun. Namun, Ji Jinchuan mendorongnya kembali ke selimut dan bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"
"Menyiapkan air mandi untukmu," jawab Chen Youran.
Ji Jinchuan menekan bahu istrinya lagi dan dengan hati-hati menyelimutinya. Dia berkata, "Berbaringlah, aku akan melakukannya sendiri."
Chen Youran menganggukkan kepalanya. Setelah itu, Ji Jinchuan melepas mantelnya, melepas arlojinya, dan membawa baju tidurnya ke kamar mandi.
***
Setelah makan siang keesokan harinya, Chen Youran meminta pengurus rumah untuk mengatur mobil dan berencana untuk pergi keluar.
Saat itu, kebetulan Ji Shaoheng turun dari lantai atas dengan tongkat penopang di satu tangan dan mantel abu-abu buatan Inggris di lengannya yang lain. Dia berkata pada Chen Youran, "Aku mau pergi ke rumah sakit. Apa kakak ipar bersedia memberiku tumpangan?"
"Tidak, tujuan kita tidak satu arah." Chen Youran berkata dengan tenang.
Ji Shaoheng pun hanya mengangkat alis dan tidak memaksanya lagi.
Sementara itu, pengurus rumah menyiapkan kendaraan dengan cepat. Dia mengatur sopir yang paling aman dan berulang kali mendesak sopir tersebut untuk memperhatikan keselamatan.
Mobil tersebut meninggalkan kediaman utama satu per satu dan memasuki daerah perkotaan. Suasana tahun baru masih terasa dan pusat perbelanjaan besar pun sedang melakukan diskon besar-besaran.
Ketika melewati toko keperluan ibu dan bayi, Chen Youran ingin masuk dan melihat-lihat. Dia pun meminta sopir untuk berhenti. Sopir itu menghentikan mobil di pinggir jalan, lalu Chen Youran turun dari dan berjalan ke pintu masuk toko tersebut.
Setelah mengambil dua langkah, Chen Youran menemukan bahwa sopir itu mengikutinya dari belakang. Dia pun berkata padanya, "Kamu tidak harus mengikuti aku. Tunggu di sini saja."
Chen Youran adalah seorang wanita hamil dengan perut yang sudah besar, jadi sopir itu merasa tidak nyaman dan khawatir. Namun, dia tidak berani untuk menentang Nyonya Muda Ji itu. Dia pun harus memberikan jawaban yang baik dengan patuh.
Akhirnya, Chen Youran memasuki toko, seorang petugas langsung menyambutnya dengan hangat, "Apa yang ingin Anda beli, Bu?"
"Aku mau melihat-lihat dulu," ujar Chen Youran yang tersenyum dengan cahaya lembut keibuan di wajahnya.
Chen Youran berjalan mengelilingi toko tersebut. Meskipun anak itu belum lahir, tetapi dia selalu ingin membeli sesuatu. Dia pun memilih beberapa set pakaian untuk anak laki-laki dan perempuan yang baru lahir. Ketika petugas melihat perut besar Chen Youran dan penampilannya tidak seperti orang biasa, dia pun segera membantunya untuk mendorong kereta belanja ke belakangnya. Bayi yang dikandungnya akan lahir dalam dua bulan. Meski akan ada orang spesial yang membelikannya, namun dia bisa merasakan suasana hati menjadi seorang ibu hanya dengan menyiapkannya sendiri. Dia memilih beberapa kebutuhan, seperti botol susu, popok, dan sebagainya. Akhirnya, dia membeli banyak barang.
Saat membayar di kasir, Chen Youran menulis daftar alamat dan berkata kepada petugas, "Tolong kirim barang-barang ini ke tempat ini…"
Ketika petugas melihat Chen Youran menulis alamatnya di Teluk Nanhai, dia tampak lebih antusias dari sebelumnya. Dia pun berkata, "Baik, kami akan mengirimkan barang-barang Anda tepat waktu."
Chen Youran mengangguk pelan dan berjalan keluar dari toko keperluan ibu dan bayi itu dengan tas tangannya. Seorang petugas mengantarnya keluar dari pintu dengan sikap yang sangat baik, "Terima kasih sudah meluangkan waktu Anda untuk datang ke sini. Silakan datang lagi untuk lain kali."
Di luar toko keperluan ibu dan bayi itu, di dalam mobil tidak jauh dari sana, Xue Ling mengepalkan tangannya di kemudi dan memandang Chen Youran yang keluar dari toko. Kebenciannya semakin besar, seperti lapisan racun yang tumbuh perlahan.