Sudah Menyuruh Orang Untuk Mempersiapkannya
Sudah Menyuruh Orang Untuk Mempersiapkannya
"Tinggal saja di kediaman utama Keluarga Ji untuk saat ini," ucap Ji Yangkun.
Ji Jinchuan sedikit mengernyit ketika mendengar ucapan itu. Sebelum dia berbicara, Ji Yangkun melanjutkan, "Ibumu dan aku telah membahasnya, Youran akan melahirkan dalam waktu lebih dari dua bulan lagi, kemudian kalian akan menggelar resepsi pernikahan. Jadi, aku berencana untuk membiarkan Shaoheng dan Yaqing tinggal di Tiongkok untuk sementara agar mereka tidak perlu bolak-balik."
Ji Jinchuan mengangkat pandangannya dan menatap Ji Shaoheng. Ekspresi Ji Shaoheng sendiri tampak sangat tenang tanpa ada jejak keterkejutan. Ketika kakaknya itu melihatnya, dia tersenyum padanya dan membalas tatapannya dengan tenang.
Kemudian, dengan mata hitam dan wajah tenang, Ji Jinchuan berkata, "Kakinya masih perlu dirawat. Aku khawatir itu akan mengganggu pengobatannya kalau harus tinggal di Tiongkok selama beberapa hari lagi."
"Tinggal di rumah juga bisa berobat, itu sama saja. Mereka tidak bisa tinggal di luar negeri sepanjang waktu."
Kalimat terakhir Ji Yangkun seolah memiliki makna yang berbeda. Ji Jinchuan pun hanya mengerutkan bibirnya dan tetap diam untuk waktu yang lama.
Percakapan mereka membuat wajah Xie Suling menjadi sedikit cemas, dia lalu memanggil putranya, "Jinchuan..."
Ji Jinchuan pun meliriknya. Yang menarik perhatiannya adalah harapan Xie Suling. Dia mengangkat bibirnya dan berkata, "Kalau begitu, aku mengikuti keinginan ayah dan ibu saja."
Mendengar jawaban Ji Jinchuan, Ji Shaoheng tersenyum. Bukan senyum yang terlihat bahagia, melainkan senyum dengan sentuhan sedikit keanehan. Dia lalu berkata, "Tinggal di rumah sepanjang hari dan tidak melakukan apa-apa? Lebih baik aku kembali ke New York untuk menghindari kepanikan karena menganggur sepanjang hari."
Setelah Ji Yangkun menyesap tehnya seteguk, dia berkata, "Tunggu beberapa hari, kamu juga akan pergi bekerja di perusahaan."
"Aku tidak mengerti apa-apa soal pekerjaan. Apa itu tidak masalah?" Mata Ji Shaoheng berbinar dengan cahaya halus.
"Memangnya kenapa? Ini kan perusahaanmu? Kalau kamu tidak mengerti, tanyakan saja pada kakakmu." Xie Suling tersenyum dan matanya juga tampak berbinar.
Ji Shaoheng lalu beralih memandang Ji Jinchuan dan sudut bibirnya sedikit terangkat. Dia memunculkan senyum jahat layaknya iblis. Kemudian, dia berkata pada kakaknya, "Pada saat itu tiba, tolong ajari aku lebih banyak agar tidak mempermalukan ayah dan juga kamu."
Wajah Ji Jinchuan sendiri tampak hangat dan tenang saat ini. Tidak ada emosi berlebihan di matanya yang hitam pekat.
Saat ini, Xie Suling tiba-tiba mengingat bahwa Fang Yaqing adalah seorang perancang busana. Menantunya itu sangat berbakat dalam aspek ini, dia berkata padanya, "Yaqing, apa kamu bisa mendesain gaun pengantin untuk Youran?"
Memikirkan Chen Youran menikahi pria yang dicintainya dengan gaun pengantin yang dirancang oleh dirinya sendiri, Fang Yaqing merasa bingung. Namun, Xie Suling membicarakannya saat mereka berhadapan langsung seperti ini, jadi dia tidak bisa menolak. Dia lalu menjawab, "Baiklah, selama kakak ipar tidak menolak dan menyukainya."
Chen Youran tidak menyangka bahwa adik iparnya adalah seorang desainer. Jejak keterkejutan melintas di matanya dan dia berkata sambil tersenyum, "Bagaimana mungkin aku menolak dan tidak menyukainya? Malah aku berterima kasih karena sudah merepotkanmu."
"Tidak perlu, aku sudah menyuruh orang untuk mempersiapkannya." Ji Jinchuan berkata dengan ringan.
Senyum di sudut mulut Fang Yaqing sedikit menegang karena mendengar ucapan Ji Jinchuan. Kemudian, dia tersenyum dengan sedikit enggan dan berkata dengan sopan, "Kalau kamu butuh sesuatu, tolong katakan saja..."
Chen Youran pun hanya bisa mengatakan terima kasih. Sementara itu, Ji Shaoheng lalu memegang tangan Fang Yaqing di pangkuannya dan berkata dengan lembut, "Kakak sangat menyayangi adik iparnya, jadi dia mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahannya seorang sendiri. Jangan khawatir tentang itu..."
Kata-kata Ji Shaoheng seolah menghantam hati Fang Yaqing seperti tongkat. Dia tanpa sadar mengencangkan jari-jarinya hingga kesakitan. Tangan besar yang menutupi punggung tangannya juga mengencang dan menjepit jari-jarinya. Dia melirik Ji Shaoheng yang juga tengah menatapnya dengan mata lembut seolah-olah sedang melihat kekasihnya. Namun, sikap Ji Shaoheng yang seperti itu hanyalah kepalsuan. Fang Yaqing pun perlahan mencoba untuk menyingkirkan tangannya.
Kemudian, Ji Shaoheng mengendurkan jari-jarinya yang terkepal secara perlahan dan tersenyum padanya. Matanya sedikit menyipit dan senyum di sudut mulutnya menjadi semakin besar dengan sentuhan kedalaman yang tak terduga.