Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Tidak Suka Orang Lain Menjebak Istriku



Aku Tidak Suka Orang Lain Menjebak Istriku

2Nyonya Shen meraih tangan Shen Xiaoke dan dengan lembut menggunakan kekuatannya untuk mengingatkan putrinya agar tidak terlalu menunjukkan tangan dan kakinya yang gemetaran, "Xiaoke, keguguran yang kamu alami kemarin disebabkan oleh Chen Youran. Orang tuamu akan berjuang untuk mendapatkan keadilan untukmu. Jangan khawatir…"     

Tidak ada ekspresi pada wajah Ji Jinchuan, bibir tipisnya yang dingin perlahan terbuka dan dia berkata, "Bibi Muda, aku tidak suka seseorang menjebak istriku."     

"Apa yang aku katakan adalah fakta!" Nyonya Shen bersikeras.     

"Fakta?" Tatapan mata Ji Jinchuan tampak dingin dan tajam. Dengan sedikit ekspresi dingin, dia bangkit dan memasukkan tangannya ke dalam saku mantelnya. Tubuhnya yang tinggi dan tegap memiliki aura penindasan. "Karena bibiku sangat keras kepala, aku akan menelepon semua kerabatku yang datang ke kediaman utama Keluarga Ji besok untuk menjelaskan yang sebenarnya padamu."     

Setelah Ji Jinchuan pergi, Shen Xiaoke menatap ibunya dan bertanya padanya, "Bu, jelaskan fakta yang sebenarnya. Apa maksud perkataan kakak sepupu tadi?"     

"Apa kamu tidak tahu kalau kamu hamil?" tanya Nyonya Shen.     

Shen Xiaoke tertegun, kemudian wajahnya menjadi pucat. Dia bergumam, "Lalu, aborsi kemarin…"     

"Itu nyata…" jawan Nyonya Shen sambil menganggukkan kepalanya.     

Wajah Shen Xiaoke menjadi seputih salju musim dingin. Dia tiba-tiba meraih tangan Nyonya Shen dan mengeluh, "Kalau bukan karena ide burukmu, aku masih bisa menikah dengan Keluarga Huo dengan menjadikan anak di perutku sebagai alasan. Itu semua salahmu… Semua ini karena ide burukmu!"     

Nyonya Shen bangkit dan menghindar dari pukulan tangan anaknya. Dia berkata padanya, "Kamu sendiri tidak tahu kalau kamu hamil. Dari mana aku tahu kamu hamil?"     

Shen Xiaoke meraih selimut yang penuh dengan aroma obat dan mulai menangis. Pada bagian perutnya terdapat rona yang hampir biru karena lebam.     

Melihat putrinya menangis begitu sedih, Nyonya Shen duduk di samping tempat tidur rumah sakit dan membelai bahunya dengan satu tangannya. Dia mencoba menenangkannya, "Anakku yang baik, ini semua sudah terjadi. Jangan menangis… Kamu kan masih muda, kamu akan memiliki anak lagi di masa depan. Masih banyak yang harus kita lakukan selanjutnya."     

"Kakak sepupu pasti sudah tahu segalanya." Shen Xiaoke mengangkat kepalanya dan air mata mengalir di wajahnya.     

Nyonya Shen menyeka air mata Shen Xiaoke dengan tisu sambil berkata, "Memangnya kenapa kalau dia tahu? Kalau sebelumnya, kita mungkin harus takut padanya, tetapi kamu benar-benar melakukan aborsi kemarin. Saat itu, hanya ada kalian berdua yang hadir dan tidak ada seorang pun yang bisa bersaksi untuk Chen Youran. Selama kamu bersikeras kalau dia yang mendorongmu, dia pasti tidak akan bisa berdebat."     

"Apa ini bisa berhasil?" tanya Shen Xiaoke sambil terisak.     

"Apa kamu tidak mengenal kakak sepupumu?" Nyonya Shen berkata dengan suara yang sangat tegas. "Dia juga pasti mempertimbangkan hal ini. Kalau tidak, dengan amarahnya, dia tidak akan datang ke rumah sakit, tetapi dia akan langsung mengumpulkan semua orang untuk mengklarifikasi kesalahan istrinya itu."     

"Tapi... Kakak sepupu tidak akan melakukan sesuatu yang tidak pasti," ucap Shen Xiaoke yang merasa sedikit khawatir.     

Nyonya Shen menepuk lembut tangannya dan berkata padanya, "Jangan khawatir… Kamu hanya perlu menunggu waktu untuk menikah dengan Keluarga Huo."     

***     

Chen Youran baru saja selesai berbincang-bincang dengan ibunya, Tang Huiru, di telepon. Tiba-tiba, ada suara ketukan di pintu belakangnya. Dia menoleh ke belakang dan melihat bahwa orang itu adalah Fang Yaqing dari pintu yang setengah tertutup. Dia pun tersenyum dan berkata, "Masuk…"     

Kemudian, Fang Yaqing melangkah masuk ke dalam kamar Ji Jinchuan itu. Setelah bertahun-tahun, dia bisa melangkah ke kamar itu lagi. Terdapat perasaan aneh sekaligus familiar di dalam hatinya. Perasaan sedih bercampur bahagia itu seperti menggerogoti tubuhnya, seolah ada sepuluh ribu semut yang bersemayam di tubuhnya, yang mengencangkan seluruh sarafnya satu per satu. Dia menghirup aroma ruangan yang sudah dikenalnya.     

Pemanas ruangan saat ini dinyalakan, jadi Chen Youran hanya mengenakan sweater. Perutnya yang membuncit pun tampak lebih montok karena pakaiannya. dia lalu bertanya, "Apa yang bisa aku lakukan untukmu?"     

Mata Fang Yaqing jatuh ke perut Chen Youran dan tenggorokannya sulit mengeluarkan suara. Dia mengesampingkan pandangan matanya dan menyesuaikan suasana hatinya. Kemudian, dia berkata, "Aku baru saja datang untuk menemuimu. Wanita hamil harus memperhatikan suasana hati mereka. Hal-hal seperti yang terjadi pada Xiaoke… Jangan pikirkan itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.