Kamu Harus Melindungi Harga Diriku Nanti
Kamu Harus Melindungi Harga Diriku Nanti
Tahun itu, Ji Wenqing dan Ji Yangkun bertengkar. Pertengkaran itu terjadi dengan sangat sengit. Pada saat itu, Ji Jinchuan berada di koridor di lantai dua. Ji Wenqing berkata dengan nada kesal bahwa dia sudah muak dengan anggota keluarga yang tidak berperasaan ini dan meminta Keluarga Ji untuk menganggap dia tidak ada. Kemudian, dia membawa kopernya dan pergi tanpa melihat ke belakang sama sekali.
Mendengar cerita itu, hati Chen Youran sedikit berdebar. Dia baru sadar bahwa Ji Wenqing talah tidak kembali ke kediaman utama Keluarga Ji selama 10 tahun, namun rela melakukannya demi suaminya.
"Dan karena ini, Keluarga Huo dan Keluarga Ji juga punya dendam," ucap Ji Jinchuan sambil melepas jasnya dan menggantungnya di lemari.
Chen Youran duduk di samping tempat tidur, menghela napas, dan berkata, "Bibi benar-benar kasihan…"
Ji Jinchuan tersenyum dan berkata dengan perlahan, "Dia sangat menyukaimu. Kalau kamu punya kesempatan, kamu bisa membujuknya…"
Chen Youran duduk bersila di tempat tidur, memegang rahangnya di satu tangan, dia lalu berkata dengan makna mendalam mengambang di bagian bawah matanya, "Kenapa kamu tidak menjalani pernikahan komersial sesuai dengan aturan keluarga?"
Ji Jinchuan mendekat, mengetuk dahi istrinya dan berkata, "Kalau aku tidak bertemu denganmu, mungkin aku akan melakukan hal itu. Atau mungkin aku akan menikahi wanita mana pun. Tetapi, itu hanyalah asumsi pribadiku. Karena kamu telah menawarkan diri dan datang langsung ke pintu kamarku, tentu saja aku punya hak untuk menerimanya. Aku juga tidak ingin rugi…"
Tiba-tiba, Chen Youran pun merentangkan tangannya. Ji Jinchuan seketika membungkuk untuk memeluknya. Tangan Chen Youran lalu melingkar pada leher suaminya dan mencium leher bagian samping. Dia pun berkata, "Kamu harus melindungi harga diriku nanti. Kalau seseorang bertanya, kamu harus mengatakan kamu lah yang mengejarku…"
Mendengar hal itu, Ji Jinchuan tertawa ringan. Di bagian bawah matanya, seolah terdapat sinar sisa-sisa yang belum pudar saat matahari terbenam. Matanya pun menunjukkan kehangatan. Dia menjawab, "Baiklah…"
Mendengar tawanya, Chen Youran dengan sengaja mengangkat wajahnya dan bertanya, "Apa kamu sedang mengolok-olokku?"
"Tidak…" jawab Ji Jinchuan. Dia mempertahankan postur tubuhnya yang membungkuk, lalu melakukan hal yang sama pada Chen Youran, yaitu memeluk lehernya
Pintu kamar itu hanya tertutup setengah, jadi saat pengurus rumah membawakan susu dan melihat postur mereka saat ini, dia mengira mereka sedang bermesraan. Dia pun menundukkan kepalanya dan mengetuk pintu.
Chen Youran mendongak dan melihat tatapan malu pengurus rumah tersebut. Dia tiba-tiba mengerti kenapa sikapnya seperti itu, seketika ada sedikit rasa malu di wajahnya. Dia segera melonggarkan pelukannya pada leher Ji Jinchuan, berpura-pura batuk kering yang tidak wajar dan tersenyum pada pengurus rumah.
Sementara Ji Jinchuan berdiri tegak dan berjalan untuk mengambil susu dari pengurus rumah. Dia bertanya padanya, "Apa kamu memasukkan gula?"
"Saya tidak tahu selera Nyonya Muda, jadi saya berinisiatif menaruh dua sendok gula." Pengurus rumah berpikir bahwa wanita pasti menyukai rasa manis.
Ji Jinchuan mengangguk dengan acuh tak acuh dan berkata, "Turunlah…"
"Baik, Tuan Muda…" jawab pengurus rumah itu, lalu menutup pintu kamar itu dan pergi kembali ke lantai bawah.
Ji Jinchuan membawa segelas susu itu ke Chen Youran. Melihat susu itu, Chen Youran menyentuh perutnya yang buncit dan berkata dengan lembut, "Aku terlalu kenyang hari ini. Aku tidak bisa minum lagi.'
"Kamu bisa meminumnya nanti," kata Ji Jinchuan sembari meletakkan susu tersebut di atas meja.
Chen Youran berencana untuk mandi, karena terbiasa, dia membuka lemari untuk mengambil piyamanya. Namun saat dia membuka lemari, di dalamnya penuh dengan pakaian pria. Dia melihat kembali ke Ji Jinchuan dan berkata dengan sedih, "Aku tidak bisa mengganti pakaianku."
Ji Jinchuan melihat arlojinya. Saat itu, hampir pukul 11 malam, jadi sudah sangat larut untuk pergi berbelanja. Jadi, dia berkata, "Ada yang baru di laci, itu punyaku. Kamu bisa mengganti pakaian dengan itu?"
Ketika Chen Youran membuka laci, memang ada sekotak celana pendek baru di sana. Namun, dia berkata, "Lupakan, lebih baik aku mencuci punyaku sendiri, mengeringkannya dan memakainya lagi."
Setelah itu, Chen Youran mengambil kemeja berwarna putih dan membawanya ke kamar mandi. Dia lalu menyalakan air hangat pada bak mandi, menanggalkan pakaiannya, dan berbaring di dalamnya. Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi tiba-tiba didorong terbuka dan Ji Jinchuan masuk dengan langkah kakinya yang panjang.