Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku akan Berhati-hati



Aku akan Berhati-hati

3Chen Youran menunggu Ji Jinchuan pulang sambil bermain dengan ponselnya. Ketika dia mendengar suara mobil di lantai bawah, dia langsung meletakkan ponselnya dan pergi ke jendela. Dia melihat pria yang ditunggunya itu keluar dari mobil. Setelan hitam yang dikenakan pria itu hampir menyatu dengan malam.     

Ji Jinchuan keluar dari mobil dan melihat ke arah kamar tidur. Sosok cantik tampak terpantul di jendela kaca itu. Wanita itu berdiri di depan jendela. Dia pun mempercepat langkah kakinya.     

Chen Youran memperhatikan suaminya yang melangkah memasuki tamu. Dia pun bergegas ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi untuknya. Begitu dia memasukkan tangannya untuk memeriksa suhu air, tiba-tiba tubuhnya diangkat dari belakang. Ji Jinchuan memeluk dan menciumnya, serta menempelkan tubuhnya ke dinding. Kedua orang itu saling berciuman dengan ganas. Chen Youran bahkan tidak punya waktu untuk menolak, jadi dia hanya bisa pasrah menerima ciuman ganas suaminya. Dahi mereka saling mengimbangi, sementara napas keduanya terengah-engah. Suhu air yang masih sangat hangat membuat pintu kaca kamar mandi ternoda oleh tetesan air yang jatuh karena uap air hangat.     

Ji Jinchuan membungkukkan tubuhnya lagi. Bibirnya mendekati telinga istrinya, menggigit daun telinganya yang bulat dan indah, lalu berkata dengan suara serak, "Aku benar-benar ingin melakukannya denganmu…"     

Napas Chen Youran masih terengah-engah dan pipinya menjadi merah. Dia menggenggam pakaiannya dengan kedua tangannya agar tidak terjatuh ke lantai. Lalu, dia bertanya, "Apa kamu terangsang?"     

"Ya, sedikit…" Ji Jinchuan mengakuinya dengan jujur. "Mereka semua memiliki pasangan wanita saat perjamuan tadi, hanya aku yang tidak."     

Bibir merah Chen Youran terus dihisap oleh Ji Jinchuan. Ketika mereka berbicara, bibir mereka saling bersentuhan satu sama lain. Dia kemudian menjawab, "Kamu dulu juga selalu sendirian."     

"Itu dulu, sekarang kan aku sudah punya istri," balas Ji Jinchuan.     

Ketika Ji Jinchuan berbicara, seluruh suhu panas dari mulutnya menyembur di telinga Chen Youran, seolah-olah bernapas padanya. Saat ini, Chen Youran sangat sensitif sehingga seluruh tubuhnya menjadi tegang.     

Merasakan perubahan tubuh istrinya, Ji Jinchuan terkekeh, sehingga dadanya terguncang. Dia berkata, "Ketika kamu sudah melahirkan, kamu harus menemaniku ke setiap perjamuan…"     

Jika bukan karena perut Chen Youran yang sudah semakin membesar dan akan melelahkan baginya untuk pergi ke perjamuan yang membosankan itu, Ji Jinchuan pasti akan membawanya malam ini. Setelah itu, dia menjulurkan ujung lidahnya dan menjilat daun telinga Chen Youran. Chen Youran membuat pertahanan yang kuat dan mengalahkan rangsangannya. Dia lalu dapat merasakan perubahan di tubuh bagian bawah suaminya. Dia menciutkan lehernya dan meletakkan tangannya di dada pria itu. Kemudian, dia berkata, "Demi anak kita, apa kamu bisa menahannya untuk kali ini?"     

Ji Jinchuan memegang tangan Chen Youran yang berada di dadanya. Perlahan dia mengarahkan tangan istrinya itu ke tubuh bagian bawahnya dan menghentikannya di suatu tempat. Chen Youran dapat merasakan suhu panas di seluruh bagian celana suaminya, lalu secara refleks langsung menarik tangannya kembali. Namun, Ji Jinchuan memegang tangan Chen Ypuran dengan erat dan tidak ingin membiarkannya menariknya kembali. Kepalanya terkubur di tulang belikat istrinya itu. Dia menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya yang merupakan aroma susu dari sabun mandi.     

"Youyou… aku sangat menginginkanmu." Suara Ji Jinchuan sangat serak seolah hampir terbakar.     

"Tapi…" gumam Chen Youran. Usia kandunganku sudah lebih dari lima bulan. Apa itu tidak akan membahayakan janin di dalam kandunganku? Batinnya.     

Ji Jinchuan mengisap kulit bahu Chen Youran dan berkata, "Aku akan berhati-hati agar tidak menyakiti anak kita."     

Bibir Chen Youran terasa terbakar dan dia sedikit gemetar. Dia melilitkan tangannya di pinggang suaminya dan berkata, "Kalau begitu, kamu harus mengendalikannya."     

"Oke," jawab Ji Jinchuan. Bibirnya lalu berpindah ke leher Chen Youran dan menciumnya lagi dan lagi. Dia membalikkan tubuh istrinya, memintanya untuk menekuk punggungnya dan mengangkat baju tidurnya. Pada awalnya, dia tidak bergerak, lalu dia bertanya apakah istrinya itu merasa tidak nyaman. Ketika melihat wanita itu menggelengkan kepalanya, dia pun bergerak dengan perlahan.     

Air di bak mandi sudah meluap, namun dua orang yang sedang dimabuk cinta tidak mengetahuinya. Seluruh kamar mandi pun kini diselimuti uap air. Suara gemericik air diiringi dengan desahan lembut seorang wanita dan suara desahan berat seorang pria.      

Setelah itu, Ji Jinchuan memeluk tubuh istrinya yang lemah tak berdaya, memasukkannya ke dalam bak mandi, dan bertanya lagi apakah wanita itu merasa tidak nyaman.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.