Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Merindukanmu, Sangat-sangat Merindukanmu



Aku Merindukanmu, Sangat-sangat Merindukanmu

1Uap hangat menyentuh wajah Chen Youran, membuat matanya terasa semakin lemah. Dia sedikit cemberut karena sedih, lalu bergumam, "Kakiku sakit…"     

"Kalau begitu, hukum aku karena membuatmu harus mandi." Ji Jinchuan mencium dahi Chen Youran dan dia menunjukkan senyuman ringan.     

"Bawa aku ke tempat tidur setelah selesai mandi," tutur Chen Youran. Dia benar-benar tidak bisa bergerak saat ini. Dia menyandarkan kepalanya ke bak mandi dan menutup matanya yang lelah.     

Ji Jinchuan menarik lengan bajunya, sehingga menunjukkan otot lengan bawahnya yang kuat. Dia melepas arlojinya dan menaruhnya. Setelah itu, dia memandikan istrinya dan memijat kakinya. Kulit wanita itu seputih porselen dan ada jejak ciuman yang tertinggal di tulang selangkanya yang indah, yang membuatnya tampak lebih menawan.     

***     

Keesokan harinya, Chen Youran bangun terlambat. Dia lalu menghubungi Lin Mo'an dalam perjalanan ke rumah sakit setelah sarapan.      

"Dokter telah menetapkan Lin Xia sebagai manusia vegetatif." Suara Lin Mo'an di telepon terdengar serak, seolah-olah ada masalah dengan pita suaranya.     

Napas Chen Youran tiba-tiba seolah berhenti. Dia meminta sopir mempercepat laju kendaraan dan bergegas ke rumah sakit. Ketika dia sampai di rumah sakit, Lin Mo'an sedang bertelepon untuk memesan tiket pesawat sore hari ini.      

Lin Mo'an telah berada di rumah sakit selama beberapa hari sejak dia kembali ke Tiongkok. Dan selama itu, dia tidak pernah makan dengan baik. Hari ini, Chen Youran pun memilih restoran barat dengan lingkungan yang elegan untuk makan siang. Setelah selesai makan, keduanya kembali ke rumah sakit. Dan Lin Mo'an menjalani formalitas pemulangan untuk Lin Xia. Pada pukul dua siang, Chen Youran mengantar keduanya ke bandara. Butuh waktu setengah jam untuk mengurus beberapa hal. Setelah itu, mereka menunggu di ruang tunggu.     

Chen Youran menatap Lin Xia yang berada di kursi roda dan membungkuk untuk menarik selimutnya ke atas. Wanita cantik itu tidur dengan tidak bergerak sama sekali. Kemudian, dia berdiri tegak, meletakkan tangannya di saku mantelnya, menatap Lin Mo'an dan berkata, "Aku tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi setelah hari ini. Tetapi, tidak peduli sesibuk apa pun kamu melakukan pekerjaanmu, kamu harus tetap menjaganya dengan baik…"     

Lin Mo'an telah benar-benar putus hubungan dengan Keluarga Lin dan sekarang Lin Xia seperti ini. Dia pasti akan sibuk dengan perusahaannya, serta mengurus Lin Xia, jadi dia tidak akan kembali ke kediaman Keluarga Lin lagi. Mereka kemungkinan besar tidak akan bisa bertemu kecuali Chen Youran pergi ke Amerika Serikat. Saat ini, hal itu pun tidak mungkin untuk dilakukan karena perutnya yang semakin hari semakin besar. Setelah melahirkan, bayinya juga masih terlalu kecil, jadi dia tidak bisa bepergian sementara.     

"Aku lega melihatmu baik-baik saja sekarang. Akan terasa sempurna kalau memiliki seseorang yang membuat bahagia di samping kita." Lin Mo'an mengangguk dengan senyum acuh tak acuh.     

Tenggorokan Chen Youran tercekat. Dia lalu berkata, "Mo'an, Lin Xia akan menjadi lebih baik. Jangan berkecil hati…"     

Lin Mo'an tidak ingin membuat perpisahan itu begitu menyedihkan. Dia dengan enggan tersenyum, mengangkat tangannya untuk mengusap rambut Chen Youran, dan berkata, "Iya…"     

Ketika hampir waktunya untuk check-in, Lin Mo'an memeriksa barang bawaannya sekali lagi, lalu mendorong Lin Xia melewati pemeriksaan keamanan dan berjalan ke gerbang keberangkatan. Setelah berjalan agak jauh, dia berhenti, berbalik, dan melambaikan tangan pada Chen Youran.     

Chen Youran juga melambai dengan penuh semangat. Sebelumnya, dia selalu berpikir bahwa dia memiliki kehidupan yang tidak beruntung. Faktanya, hidup Lin Xia lebih malang dibandingkan hidupnya. Dia sekarang memiliki Ji Jinchuan yang berada di sampingnya dan menyayanginya dan ada makhluk kecil yang masih baru di perutnya. Sedangkan Lin Xia, usianya masih sangat muda, tapi dia tidak bisa melihat fajar esok hari.     

Dalam perjalanan kembali dari bandara, Chen Youran menghubungi Ji Jinchuan.      

"Youyou…" Suara berat pria itu terdengar lembut.     

Setiap kali Ji Jinchuan memanggilnya 'Youyou', panggilan itu terdengar sangat melekat dan sangat menyentuhnya. Chen Youran mengusap matanya yang kering dan berkata dengan lembut, "Aku merindukanmu, sangat-sangat merindukanmu…"     

Ji Jinchuan membolak-balik dokumen dengan senyum dangkal di bagian bawah matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.