Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Membawanya ke Amerika



Membawanya ke Amerika

2Di luar kamar rawat inap di rumah sakit…     

Chen Youran duduk di bangku yang dikhususkan untuk keluarga pasien. Sarapan di sebelahnya sudah dingin, dia datang ke rumah sakit pagi-pagi sekali, tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk membuka pintu. Hari ini adalah hari ketiga. Jika Lin Xia tidak bangun, maka dia akan menjadi manusia vegetatif. Entah bagaimana bisa Lin Mo'an menanggung pukulan menyakitkan ini. Lin Mo'an baru saja tahu bahwa Lin Xia menyukainya, namun sekarang malah harus kehilangannya lagi. Saat ini, Chen Youran sedikit menyesal. Dia seharusnya tidak memberi tahu Lin Mo'an dan membiarkannya terus berpikir bahwa Lin Xia tidak menyukainya, sehingga tidak perlu menderita rasa sakit dan kesedihan tanpa harapan.     

Lin Mo'an keluar dari kamar pasien dan melihat seseorang yang duduk di luar dengan tenang. Dia pun sedikit tercengang. Dia mengedip-ngedipkan matanya, lalu menatap orang yang tampak mematung itu. Dia tidak tahu apa yang sedang orang itu pikirkan. Dan sepertinya, orang itu sudah lama duduk di sana. Dia kemudian mendekatinya dan bertanya, "Kenapa kamu tidak masuk?"     

Chen Youran bangkit dengan perlahan, terlihat kelelahan di matanya. Dia ingin bertanya kepada Lin Mo'an tentang Lin Xia. Akan tetapi, dia berpikir bahwa jika Lin Xia memiliki sedikit reaksi, pria itu tidak akan tampak begitu sedih seperti ini. Dia bertanya padanya, "Apa yang mau kamu lakukan?"     

"Aku keluar untuk merokok." Lin Mo'an menghabiskan semalaman di dalam kamar pasien. Meskipun dia tidur di tengah malam, tetapi dia masih berada dalam suasana hati yang buruk.     

Chen Youran pun mengetahui bahwa temannya itu sedang berada dalam suasana hati yang buruk saat ini. Merokok sepertinya bisa menghilangkan sedikit rasa depresinya. Dia tersenyum padanya dan berkata, "Sarapannya sudah dingin, jadi aku akan membelikan yang baru untukmu."     

Lin Mo'an mengangkat tangannya untuk melihat arloji yang dia kenakan, lalu dia berkata, "Semua orang mengatakan kalau ketika hamil seseorang akan menjadi lebih bodoh. Melihatmu saat ini, aku rasa itu benar. Sekarang sudah hampir tiba waktunya untuk makan siang. Apalagi yang harus dimakan untuk sarapan?"     

Mendengar hal itu, Chen Youran tercengang. Aku sudah duduk begitu lama? Batinnya.     

Lin Mo'an melempar sarapan yang berada di bangku ke keranjang sampah dan pergi ke area merokok. Mereka kemudian makan siang di restoran seberang rumah sakit. Setelah selesai makan, mereka pun kembali ke kamar rawat inap.     

Saat ini, Lin Mo'an duduk di samping ranjang rumah sakit sambil memegang tangan Lin Xia dan berbicara dengannya sepanjang waktu. Namun, wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Tadi malam pun, tidak ada respons ataupun sedikit gerakan dari Lin Xia.      

"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Chen Youran.     

"Kalau dia tidak bangun, pagi-pagi besok aku akan membawanya ke Amerika," ujar Lin Mo'an dengan suara serak dan hampir terdengar seperti orang bisu karena dia telah mengatakan begitu banyak hal dalam waktu yang cukup lama. Dia menjambak rambutnya dengan gusar.      

Mendengar hal itu, Chen Youran terdiam selama beberapa saat, kemudian berkata, "Kalau bersamamu… Aku yakin dia akan bangun suatu hari nanti."     

Tak seorang pun dari Keluarga Lin yang datang ke rumah sakit, kecuali Lin Dongcheng pada hari kecelakaan Lin Xia. Mereka tidak akan peduli dengan hidup dan matinya, jadi Lin Xia hanya bisa pergi ke Amerika Serikat bersama dengan Lin Mo'an. Selain itu, peralatan medis di negara asing lebih canggih dibandingkan dengan yang berada di dalam negeri. Dan mungkin, akan ada secercah harapan untuk Lin Xia bisa bangun dan pulih kembali..     

Tatapan mata Lin Mo'an tampak kosong selama beberapa saat. Lalu, dia membalas, "Bahkan kalau hanya ada secercah harapan, aku tidak akan menyerah."     

"Karena kamu akan kembali ke Amerika besok, kamu harus istirahat dengan baik malam ini." Chen Youran melirik sofa yang tidak cukup panjang itu, kemudian dia melanjutkan, "Pergilah ke hotel atau ke rumahku. Tentukan sendiri pilihanmu."     

"Aku akan pergi ke hotel saja," ucap Lin Mo'an sambil meletakkan kembali tangan Lin Xia ke dalam selimut.     

"Baiklah…" kata Chen Youran. Meskipun mereka berdua berteman, tetapi jika dia harus benar-benar membawa Lin Mo'an pulang bersamanya, dia benar-benar tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada Ji Jinchuan.     

Pagi tadi, Ji Jinchuan mengantar Chen Youran ke rumah sakit, namun malam ini, dia harus menghadiri jamuan makan. Dia pun secara khusus menghubungi istrinya itu sebelum pulang bekerja dan memberitahunya bahwa dia tidak bisa datang untuk menjemputnya. Jadi, Chen Youran berencana untuk pulang naik taksi. Dia keluar dari rumah sakit dengan Lin Mo'an. Rupanya, sopir pribadinya sudah menunggu di pinggir jalan. Dia pun merasa terkejut.     

"Kenapa kamu ada di sini?"     

"Tuan Muda meminta saya untuk menjemput Anda," jawab sopir itu sambil membukakan pintu untuknya.     

Chen Youran mengangguk, menatap Lin Mo'an dan bertanya padanya, "Apa kamu mau aku antar ke hotel?"     

Dengan sebuah koper di tangannya dan mantel berwarna hitam yang panjang mencapai lututnya, Lin Mo'an tersenyum dan menjawab, "Tidak perlu… Aku akan pergi ke hotel sendiri. Pulanglah…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.