Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Sebenarnya Dia Juga Sangat Menyedihkan



Sebenarnya Dia Juga Sangat Menyedihkan

3Gu Jinchen meletakkan cangkir air di meja samping tempat tidur dan berkata, "Tidak terlalu, kok…"     

"Aku pikir kamu akan menendang kakak laki-lakimu keluar dari perusahaan," ucap Chen Shuna. Senyum lembut di wajahnya tampak seperti bunga krisan, anggun dan memesona.     

"Aku terus mengawasinya, jadi dia tidak akan berani membuat masalah besar." Gu Jinchen memegang pipi Chen Yiyi dan merasa bahwa suhu tubuh si kecil lebih baik dibandingkan ketika berada di rumah sakit pada sore hari tadi.     

"Itu benar…" Chen Shuna mengangguk dan setuju dengan pernyataannya.     

Dering ponsel yang tiba-tiba terdengar mengganggu keheningan ruangan itu. Gu Jinchen mengeluarkan ponselnya dari sakunya, melihat layar sejenak, lalu berjalan keluar dari ruangan. Dia berdiri di koridor luar dan menghubungkan sambungan telepon tersebut.     

Chen Shuna sendiri berada tidak jauh dari posisinya. Gu Jinchen duduk di sisi tempat tidur, sedangkan dirinya berdiri. Jadi, ketika mantan suaminya itu mengeluarkan ponselnya, dia melihat sekilas nama Yi You tertera di layar ponsel yang menyala. Nama ini tidak asing baginya, bahkan dia sering mendengarnya akhir-akhir ini. Salah satunya, ketika menghadiri perjamuan komersial, Gu Jinchen membawa Yi You datang bersamanya. Para tamu yang menganggur dan membosankan itu selalu membandingkan Yi You dengan dia. Tentu saja, itu lebih membuatnya terasa seperti jatuh ke dalam masalah. Mereka menertawakannya sebagai wanita terkenal di Kota A, bahkan mereka seolah menganggapnya tidak sebaik seorang wanita tanpa latar belakang identitas yang jelas. Di lingkaran ini, ada banyak orang yang suka membuat suasana lebih panas. Di hadapan tatapan mata aneh orang-orang itu, meskipun tampak luarnya dia tidak peduli, tetapi dia selalu merasa tidak nyaman di hatinya.     

Di koridor, Gu Jinchen mendengarkan suara seorang wanita di telepon, "Jinchen, kenapa kamu belum datang? Aku sudah menyiapkan makanan dan menunggumu."     

"Aku tidak akan pergi ke sana. Kamu makan sendiri saja," jawab Gu Jinchen sambil menekan-nekan alisnya.     

Terdengar suara terkejut wanita di ujung telepon, "Kenapa?"     

Menghadapi pertanyaan wanita itu, Gu Jinchen menjadi semakin tidak sabar dan ingin menutup telepon. Akan tetapi, dia terus mengatakan pada dirinya sendiri untuk tetap tenang dan memberi alasan yang rasional. Dia berkata, "Aku lembur di perusahaan…"     

"Bahkan kalau kamu sibuk, kamu harus tetap makan. Bukannya kamu mengatakan kalau kamu ingin melihat kemajuan tarianku?" Suara centil wanita di ujung telepon terdengar lembut dan halus.     

"Lain kali saja ya… Aku sangat sibuk hari ini. Aku tidak bisa pergi." Gu Jinchen berkata dengan sabar.     

"Baiklah, ingatlah untuk makan di sela-sela kesibukanmu." Suara Yi You terdengar lemah tak berdaya.     

Panggilan tersebut pun berakhir. Gu Jinchen berbalik dengan masih memegang ponselnya dan melihat Chen Shuna berdiri di ambang pintu kamar. Ketika tertangkap basah sedang menguping, Chen Shuna pun merasa sedikit bersalah. Dia lalu berkata terus terang, "Kalau kamu membohonginya dengan mengatakan kamu sedang berada di perusahaan, apa kamu tidak takut dia akan marah kalau mengetahuinya?"     

Sebelum Gu Jinchen menjawab, Chen Shuna tiba-tiba berkata, "Situasi seperti saat ini memang tidak bisa dikatakan dengan jujur. Lebih baik membohonginya dengan mengatakan kalau kamu berada di perusahaan dibandingkan harus mengatakan kamu sedang di rumah mantan istrimu."     

Gu Jinchen memasukkan kembali ponselnya ke dalam sakunya dan berkata, "Karena Yiyi sudah baik-baik saja, aku akan pergi…"     

Chen Shuna menganggukkan kepalanya dan mengantarnya ke tangga. Dia lalu berkata padanya, "Aku tahu kamu benar-benar sangat sibuk. Kamu sudah menyempatkan untuk datang ke rumah sakit hari ini. Aku benar-benar minta maaf telah menyita waktumu."     

"Jangan berkata seperti itu. Aku selalu menyukai Yiyi." Gu Jinchen berjalan menuju tangga dan menatapnya.     

"Apa kamu bersikap begini karena menganggapnya sebagai pengganti Gu Yiyi ('Yiyi' pada nama ini berarti satu, yang merupakan nama calon anak impian Gu Jinchen dan Chen Youran)?"     

Seketika napas Gu Jinchen seolah berhenti ketika nama Gu Yiyi disebutkan. Dia tiba-tiba memikirkan hal-hal kecil yang pernah dia impikan dengan Chen Youran. Semakin dia memikirkannya, semakin menyakitkan rasanya. Seluruh hatinya terasa seolah penuh dengan luka.     

Melihat wajah Gu Jinchen yang sedikit pucat, Chen Shuna berkata dengan nada yang menyesal, "Maaf…"     

Gu Jinchen mengerutkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia menuruni tangga, mengambil mantelnya di sofa, dan berjalan keluar dari ruang tamu. Sementara itu, Chen Shuna kembali ke kamarnya. Dia berdiri di depan jendela dan membuka sudut tirai. Dia melihat Rolls Royce yang bersiap melaju pergi. Dan dia kini menyalahkan dirinya sendiri karena mengatakan hal-hal seperti itu barusan.     

Sebenarnya, Gu Jinchen juga merasa bahwa Chen Shuna sangat menyedihkan. Wanita itu sudah mencintai seseorang selama bertahun-tahun, tetapi pada akhirnya mereka tidak bisa bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.