Dia Beruntung
Dia Beruntung
Setelah Ji Jinchuan membuka mulutnya dan memakan apel itu, dia duduk di ujung lain sofa itu. Lalu, dia berkata, "Itu menunjukkan kalau kamu tidak memperhatikanku."
"Kalau begitu, aku akan lebih memperhatikan itu dalam hatiku," kata Chen Youran dengan suara yang terdengar lembut dan ringan. Kemudian, dia berbaring di paha Ji Jinchuan.
Mata hitam Ji Jinchuan tampak hangat dan cerah. Dia sedikit membungkuk untuk mencium wajah istrinya. Bibir tipisnya lalu bergerak dan berhenti di telinganya. Dengan suaranya yang terdengar magnetis dia berkata, "Dalam hal ini, kamu tidak diizinkan untuk tidak memperhatikanku."
Chen Youran menciutkan lehernya. Saat ini, Bibi Wu kebetulan keluar dengan membawa makanan. Ketika melihat dua orang yang sedang bermesraan itu, dia tersenyum bahagia. Pipi Chen Youran pun seketika memerah karena merasa malu dan dia memelototi Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan hanya menekuk bibirnya, memegang bahu Chen Youran, dan mengangkatnya. Dia secara tidak sengaja menyentuh tangan istrinya yang terasa dingin dan seketika mengerutkan keningnya. Kemudian, dia melirik piring yang berisi buah yang sudah dipotong dan berkata, "Setelah ini, minta Bibi Wu membuat buah ini menjadi jus yang hangat untukmu."
"Bahkan kamu juga ikut mengurusi hal seperti ini," sahut Chen Youran.
"Kamu sudah kedinginan. Kurangi makan makanan dingin saat musim dingin begini," balas Ji Jinchuan sambil mengangkat tangannya dan melepaskan genggamannya.
Setelah itu, Chen Youran mendorong suaminya itu ke toilet dan berkata, "Akan jadi panjang kali lebar kalau seperti ini terus. Ayo cepat cuci tangan dan makan."
***
Kediaman Jiangnan…
Cahaya lampu putih bersinar terang di dalam ruangan, menyelimuti seluruh penjuru ruangan dari atas ke bawah. Tata ruang di dalam ruangan tersebut tampak sangat hangat. Gu Jinchen tengah duduk di samping tempat tidur dan menatap Gu Yiyi yang sedang tidur dengan demam tinggi. Lebih tepatnya, namanya adalah Chen Yiyi sekarang. Chen Shuna mengubah namanya sejak seminggu yang lalu. Dahi Chen Yiyi diberi stiker pereda demam, sementara wajah kecilnya yang gemuk tampak menjadi merah karena demam tinggi.
Chen Shuna masuk ke kamar dengan membawa segelas air dan menyerahkannya kepada Gu Jinchen. Lalu, dia berkata, "Tolong menginaplah kali ini. Yiyi selalu berteriak-teriak memanggilmu. Kalau kamu tidak ada, aku khawatir dia tidak akan diam."
Chen Yiyi tiba-tiba demam tinggi, Chen Shuna pun bergegas kembali dari perusahaan ketika menerima telepon dari Bibi Li dan membawanya langsung ke rumah sakit. Si kecil sangat rewel dan menolak untuk disuntik. Chen Yiyi juga berteriak memanggil-manggil ayahnya. Melihat hal itu, Chen Shuna pun benar-benar tidak punya pilihan, jadi dia menghubungi Gu Jinchen.
"Terima kasih…" ucap Gu Jinchen sambil mengambil alih cangkir dari tangan Chen Shuna. Kemudian, dia menyesapnya dan bertanya, "Apa yang dikatakan dokter?"
Sore tadi, Gu Jinchen menerima telepon dari Chen Shuna. Dia pun langsung bergegas pergi dari perusahaan menuju ke rumah sakit, menemani Chen Yiyi setelah disuntik, dan mengantarnya pulang. Pada saat seperti ini, tidak mudah membujuk si kecil untuk tidur.
Chen Shuna beranjak dan menarik tirai untuk menghalangi pemandangan malam di luar ruangan, lalu menjawab, "Anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang tidak cukup kuat, apalagi sekarang ini musim dingin. Mereka sangat rentan sekali sakit."
"Kalau kamu tidak memiliki waktu untuk merawatnya karena sibuk bekerja, aku akan meminta Bibi Wang untuk kembali ke sini," tutur Gu Jinchen. Sejak kecelakaan mobil yang dialaminya, Bibi Wang tinggal di rumahnya untuk mengurus kehidupan sehari-harinya.
"Tidak perlu, ada Bibi Li. Yiyi selalu dirawat oleh Bibi Li, jadi Bibi Wang tidak perlu repot-repot untuk melakukan pekerjaan paruh waktu. Biarkan Bibi Wang tinggal bersamamu," balas Chen Shuna sembari menggelengkan kepalanya.
"Sebenarnya, kamu bisa kembali ke kediaman Keluarga Chen, sehingga lebih banyak orang yang bisa mengurus Yiyi. Dan kamu tidak perlu terlalu keras bekerja." Gu Jinchen memberi saran padanya.
Saat ini, Kakek Chen tidak ingin Chen Shuna merawat anaknya sendiri dan memintanya untuk segera menikah dengan seseorang. Dia pun berusaha keras untuk bisa bersembunyi dan menghindar. Jadi, dia tidak akan mengambil inisiatif untuk kembali ke kediaman Keluarga Chen. Dia tersenyum lembut dan berkata, "Menjadi seorang ibu tidaklah sulit…"
Gu Jinchen hanya terdiam. Meskipun Chen Yiyi bukan anak kandungnya, tetapi sejak hari si kecil itu dibawanya pulang, Chen Shuna sudah menganggapnya sebagai putrinya sendiri dan merawatnya sepenuh hati dengan tangannya sendiri.
Cahaya lampu menyelimuti wajah tampan Gu Jinchen. Dia mengaitkan bibirnya dan berkata, "Jiang Yi sangat beruntung bertemu denganmu…"
Jika bukan karena Chen Shuna, Chen Yiyi akan dikirimkan ke panti asuhan dan menjalani sisa hidupnya di sana. Chen Shuna hanya bisa tersenyum. Keduanya lalu mengobrol seperti teman lama.
"Apa kamu sibuk akhir-akhir ini?" tanya Chen Shuna.