Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Ji Jinchuan



Aku Ji Jinchuan

0Tiba-tiba, Ji Jinchuan mengangkat rahang Chen Youran. Dan tatapan keterkejutan di mata wanita itu tidak bisa disembunyikan. Akhirnya, wanita itu kembali ke kesadarannya. Dia pun mengerutkan alisnya dan bertanya, "Bukannya Lin Xia sudah bercerai dengan Huo Hanqian? Apa lagi yang kamu pikirkan?"     

Chen Youran mengangkat tangannya dan menggenggam tangan Ji Jinchuan yang berada di bawah rahangnya. Dia lalu menjawab, "Aku melihat ayah dan Bibi Jian hari ini."     

"Hmm…" ucap Ji Jinchuan dengan suara hangat dan ringan. Sorot matanya tampak gelap gulita dan tidak ada pasang surut emosi di wajahnya. Dia lalu menyerahkan gelas susu kepada Chen Youran sembari berkata, "Minumlah, suhunya sudah pas…"     

Melihat Ji Jinchuan tidak bereaksi, Chen Youran berpikir bahwa pria itu tidak memahami perkataannya dengan jelas. Jadi, dia menjelaskan lagi, "Hanya mereka berdua…"     

Sekali lagi, Ji Jinchuan bersikap biasa saja. Tidak ada sedikit pun ekspresi keterkejutan ataupun keheranan di wajahnya.     

"Youyou, kamu hanya perlu fokus membesarkan anak kita. Dan tidak ada hal lain lagi yang perlu kamu pikirkan," tutur Ji Jinchuan. Mata hitamnya tampak seperti kolam yang begitu dalam di bawah sinar rembulan. Ada sedikit cahaya terang, tetapi tidak ada ombak sama sekali, sangat tenang dan tidak terkejut sama sekali.     

Chen Youran ber-oh ria dan menyesap susu tersebut. Dia tidak terlalu memaksa untuk terus terlibat dalam masalah ini.     

Ketika Chen Youran selesai minum susu, Ji Jinchuan menyeka sisa cairan susu di bibirnya dengan ibu jarinya, lalu menciumnya dan berkata, "Kamu tidur duluan, aku mau mandi dulu."     

Setelah Ji Jinchuan selesai mandi, rupanya Chen Youran masih belum tidur juga. Dia berbaring di bawah selimut dan menunggu suaminya itu. Begitu Ji Jinchuan berbaring, dia langsung beringsut ke dalam pelukannya dan kepalanya bersandar pada tulang selangkanya.      

"Sangat nyaman untuk tidur seperti ini," kata Chen Youran.     

"Kelihatannya sudah sedikit lebih besar." Tangan Ji Jinchuan masuk ke dalam piyama istrinya dan menelusuri perutnya yang mulai ada sedikit perubahan itu.     

"Tentu saja, dia tumbuh setiap hari," kata Chen Youran dengan senyuman di wajahnya.     

Di malam hari, ketika mereka sudah tertidur nyenyak, ponsel Chen Youran yang diletakkan di meja samping tempat tidur tiba-tiba berdering. Dering itu memecah keheningan ruangan. Dia bergumam kecil, lalu berbalik, menutupi kepalanya dengan selimut, dan kembali tidur.     

Namun, Ji Jinchuan mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel Chen Youran. Dia membuka matanya, pandangannya masih sedikit kabur. Namun, saat menatap layar, dia dapat melihat nama yang tertera di sana, yakni 'Lin Xia'. Jarinya yang menggantung berhenti sejenak. Kemudian, pada akhirnya mengusap layar untuk menghubungkan telepon.     

"Youran, aku takut. Huo Hanqian sudah gila. Dia minum banyak anggur dan akan menghancurkan pintu di luar. Dia tidak akan membiarkanku pergi kali ini… Aku sangat takut… Apa yang harus aku lakukan?" Suara wanita di ujung telepon terdengar cemas dan bingung. Bahkan suaranya seolah tercekat.     

Ji Jinchuan melihat Chen Youran yang tertidur sangat pulas. Dia membuka mulutnya dan berkata dengan pelan, "Aku Ji Jinchuan…"     

Lin Xia yang awalnya panik karena ketakutan seketika berubah menjadi lebih diam dan tenang. Lawan teleponnya juga terdiam dan tenang. Saat ini, Ji Jinchuan mendengar suara teriakan Huo Hanqian dari seberang telepon dan suara ketukan keras di pintu.     

Setelah hening sejenak, Lin Xia membuka suara, "Presiden Ji, maaf mengganggumu."     

Kemudian, Ji Jinchuan menyalakan lampu dinding di depan tempat tidurnya dan berjalan ke jendela dengan ponselnya. Dia bertanya pada Lin Xia, "Apa kamu tinggal di rumah teman atau hotel?"     

Di luar kamar hotel, Huo Hanqian memukul pintu seperti orang gila. Lin Xia terkejut dan takut bahwa pria itu akan mendobrak pintu, lalu bergegas masuk dan meremas lehernya. Dia dengan cepat menjawab, "Hotel…"     

"Kamu telepon resepsionis meja depan. Nanti pasti akan ada petugas keamanan untuk mengusirnya." Ji Jinchuan takut Chen Youran akan terbangun, jadi dia membuat suaranya menjadi lebih lembut.     

"Oke… Oke…" Lin Xia merasa sangat ketakutan. Terakhir kali, saat mabuk berat, Huo Hanqian hampir mencekiknya. Saat ini, dia sudah terlalu ketakutan, jadi lupa jika ada resepsionis meja depan dan petugas keamanan.     

Telepon pun akhirnya terputus. Ji Jinchuan berjalan kembali ke tempat tidur dan mengambil ponselnya dari lemari. Setelah mendapat telepon masuk dari Lin Xia, kini dia yang melakukan panggilan keluar.     

Setelah waktu yang lama, telepon terhubung dan suara wanita mengantuk terdengar di dalamnya, yang bercampur dengan kejengkelan karena merasa telah diganggu, "Siapa sih? Ini sudah tengah malam. Masih saja tidak membiarkan orang tidur dengan tenang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.