Kamu adalah Rahasia yang Tidak Bisa Aku Ungkapkan (1)
Kamu adalah Rahasia yang Tidak Bisa Aku Ungkapkan (1)
Lin Xia mengangkat pandangannya dan menatap Chen Youran. Dia lalu menggerakkan bibirnya dan bertanya, "Apa menurutmu aku begitu menyedihkan?"
"Bukannya kamu memang sangat menderita?" Chen Youran mengambil sesendok bubur dan menoleh ke belakang dengan mata yang membelalak.
Mendengar hal itu, Lin Xia terdiam dan perlahan menurunkan pandangan matanya. Setelah itu, dia tidak berbicara lagi dan mengunyah bubur yang ada di mulutnya secara perlahan.
Setelah Lin Xia selesai sarapan, Bibi Wu membereskan mangkuk dan sumpit kotor. Dia lalu pergi meninggalkan rumah sakit dengan membawa panci.
Lin Xia bersandar di tempat tidur pasien saat ini. Dia melihat pemandangan di luar jendela, tampak ada kesedihan yang tak terkatakan di matanya. Dia terus-menerus melihat ke luar jendela. Chen Youran sendiri memperhatikan wanita itu. Pada hari itu, Lin Xia bahkan menghubungi Lin Mo'an, yang berada jauh di Amerika Serikat, sudah bisa dipastikan seberapa besar tekanan mental yang dialaminya hingga melakukan hal itu.
Setelah waktu yang lama, Lin Xia tiba-tiba berkata, "Bukannya kamu pernah bertanya apa aku menyukainya…"
Ketika Chen Youran menanyakan ini kemarin, Lin Xia tidak menjawab. Apa yang ingin dia lakukan sekarang? Batinnya dalam hati sambil menatapnya dengan bingung.
Lin Xia tiba-tiba menoleh dan matanya tertuju pada mata Chen Youran. Bibirnya yang pucat sedikit terbuka, lalu bertanya, "Kalau aku memberitahumu aku mencintainya, apa kamu percaya?"
Kalimat ini mengejutkan Chen Youran. Kalau dia benar-benar mencintainya, bagaimana dia bisa mengatakan padanya dengan kejam di awal kalau dia hanya menganggap Lin Mo'an sebagai kakaknya dan tidak pernah menyukainya, batinnya dalam hati.
Melihat ekspresi keterkejutan Chen Youran, Lin Xia mulai tersenyum. Dia kemudian berkata, "Aku tahu kamu tidak akan percaya padaku."
Chen Youran tetap diam dan menatapnya lekat-lekat. Lin Xia lalu melanjutkan, "Kalau kamu memberitahunya hal ini, aku takut dia tidak akan memercayainya."
Saat ini, Chen Youran dapat melihat bahwa ekspresi sedih Lin Xia tidak palsu. Dia terdiam sejenak dan berkata, "Kalau kamu bilang padaku, maka aku akan percaya padamu."
Hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Pemandangan di luar jendela adalah dinginnya musim dingin dengan suasana sunyi yang membuat seseorang bisa merasa depresi. Suara Lin Xia tidak ringan atau berat. Suaranya terdengar serak. Dia bercerita kepada Chen Youran beberapa hal di masa lalu. Dia akhirnya jatuh ke dalam ingatan yang sepi.
Chen Youran sendiri mendengarkan dengan tenang dan tidak berbicara.
Ibu Lin Xia adalah teman sekelas ayah Lin Mo'an. Pada awalnya, ayah Lin Mo'an diam-diam jatuh cinta pada ibunya saat masih di sekolah. Ayah biologis Lin Xia sendiri tidak diketahui keberadaanya. Setelah ibunya meninggal, Lin Xia pun dibawa pulang oleh ayah Lin Mo'an.
Ibu Lin Mo'an berpikir bahwa Lin Xia adalah benih liar ayah Lin Mo'an. Meskipun ayah Lin Mo'an telah menjelaskannya berkali-kali, tetapi ibu Lin Mo'an tidak percaya. Jadi, ibu Lin Mo'an tidak pernah memiliki wajah yang baik kepada Lin Xia.
Usia Lin Mo'an satu tahun lebih tua dari Lin Xia. Mereka seumuran dan tumbuh bersama. Hati Lin Xia diam-diam merasa Lin Mo'an lebih dari sekedar saudaranya. Ketika Ayah Lin Mo'an menyadarinya, berulang kali secara pribadi pria itu menegurnya. Dia pun mencoba menghancurkan ide-ide kotor itu sebelum terjadi. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tetapi mereka adalah saudara dan saudari dalam satu nama marga yang sama. Meskipun Lin Xia ingin menahan tumbuhnya rasa cinta di hatinya, tetap saja dia secara bertahap jatuh cinta pada kakak keduanya yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Lalu, ketika ibu Lin Mo'an menemukan bahwa putranya juga menyukainya, dia memberi Lin Xia obat tidur dan mengirimkannya ke tempat tidur Huo Hanqian. Saat Lin Xia terbangun di tempat tidur Huo Hanqian, dia melihat jejak di sekujur tubuhnya dan menangis. Pikiran pertamanya pada saat itu bukanlah untuk membenci ibu Lin Mo'an. Dia juga tidak berpikir untuk memukul dan memarahi Huo hanqian. Namun, dia berpikir bahwa dia tidak lagi layak untuk Lin Mo'an.
Semuanya mengetahui bahwa Huo Hanqian menyukai Lin Xia. Setelah itu, Huo Hanqian ingin bertanggung jawab atas hal yang terjadi, namun Lin Xia menolak. Sebulan kemudian, menstruasinya tidak datang tepat waktu. Dia pun pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Dia hamil. Kali ini, akhirnya dia menyetujui kemauan Huo Hanqian untuk menikahinya.
Ketika kedua keluarga membahas pernikahan, Lin Mo'an mempertanyakan apa Lin Xia pernah menyukai dirinya atau tidak…