Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Hanya Ingin Bercerai (1)



Dia Hanya Ingin Bercerai (1)

0Huo Hanqian melemparkan koran di tangannya ke atas meja dengan keras dan berteriak pada sekretarisnya dengan marah, "Bukannya kamu mengatakan semua sudah selesai? Apa yang terjadi? Kenapa bisa begini?"     

Seluruh berita utama media adalah tentang skandal perselingkuhan Huo Hanqian. Dan juga ketika dia ditangkap di kamar bersama selingkuhannya oleh istrinya. Terdapat pula berita mengenai dirinya yang memukuli istrinya.     

Sekretaris Huo Hanqian diam-diam menggerutu di dalam hatinya. Kemarin, dia sudah menghubungi setiap majalah secara langsung, bahkan mengancam majalah yang ingin meningkatkan penjualan tentang topik ini. Dia tidak tahu mengapa berita ini masih tetap diekspos.     

"Sa… Saya sudah me.. menelepon majalah dan meminta mereka untuk menekan berita ini. Me… mereka berkata…" Sekretaris itu berkata dengan tergagap.     

"Apa yang mereka katakan?!" Mata Huo Hanqian tampak sangat dingin.     

Sekretaris itu merasa bingung bagaimana cara menjelaskannya. Dia pun berkata, "Mereka berkata kalau mereka hanya mengungkapkan fakta. Tidak ada yang salah dengan itu. Mereka juga mengatakan kalau Manajer Huo marah, mereka siap menunggu surat tuntutan dari pengacara Anda."     

Semua perusahaan majalah itu begitu berani bersikap sombong. Bahkan sekretaris tersebut tahu bahwa pasti ada yang tidak beres dibalik itu semua, apalagi Huo Hanqian. Dia pun menghubungi kediaman utama Keluarga Huo dan meminta pelayan untuk menyembunyikan koran hari ini. Dia tidak bisa membiarkan keluarganya mengetahui tentang kejadian ini. Jika tidak, dia harus tunduk pada hukum keluarga.      

Apa yang tidak diketahuinya adalah bahwa seseorang telah mengajak Tuan Besar Huo bertemu untuk minum teh bersama dan memberitahu masalah ini.     

Di kedai teh Jingrui…     

Ji Jinchuan tengah duduk berhadap-hadapan dengan Tuan Besar Huo. Di bilik itu, terdapat pula para pelayan wanita yang mengenakan cheongsam membuat teh panas untuk mereka. Kabut air panas mengepul di gelas dan memenuhi udara dengan gumpalan kehangatan.     

"Aku belum bertemu dengan Anda selama beberapa bulan ini. Tuan Besar Huo tampak lebih energik," ucap Ji Jinchuan.     

Tuan Besar Huo menatap para pelayan yang sedang membuat teh. Setelah mendengar perkataan Ji Jinchuan, dia beralih menatapnya dan berkata, "Tidak ada pertemuan secara kebetulan tanpa alasan di dunia ini. Langsung katakan saja apa maksudmu."     

Tuan Besar Huo suka mencicipi teh. Kakek satu itu datang ke kedai teh ini setiap hari Rabu. Ji Jinchuan pun secara khusus datang ke sini hari ini. Dia lalu berkata, "Apa rencana Tuan Besar Huo untuk menangani masalah yang dialami Tuan Muda Huo?"     

Mendengar pertanyaan Ji Jinchuan, Tuan Besar Huo tampak keheranan. Dia mengerutkan alis dan bertanya, "Memang ada masalah apa?"     

Ji Jinchuan sudah menduga bahwa Huo Ledong dan putranya akan menyimpan rahasia sebesar itu. Dia lalu melirik ke arah Xiao Cheng. Xiao Cheng langsung mengerti arti tatapannya dan menyerahkan koran hari ini kepadanya. Dia mengambil alih koran itu, kemudian memberikannya kepada Tuan Besar Huo.     

"Anda sebaiknya melihat ini dulu," kata Ji Jinchuan.     

Tuan Besar Huo mengambil alih koran tersebut. Ekspresi wajahnya langsung berubah saat melihat judulnya. Ketika dia melihat seluruh sisi berita, wajah tuanya penuh dengan amarah.      

"Bajingan ini!" umpat Tuan Besar Huo.     

Pelayan yang berada di sana akhirnya selesai membuat teh. Dia menuangkannya ke cangkir Ji Jinchuan dan Tuan Besar Huo, lalu segera berbalik.     

"Nyonya Muda Huo ada di rumah sakit sekarang," kata Ji Jinchuan. Dia lalu perlahan menyesap teh panas yang baru saja selesai dibuat itu.     

"Apa pentingnya masalah ini bagimu?" tanya Tuan Besar Huo dengan menyipitkan matanya. Dia mengetahui bahwa Ji Jinchuan tidak akan datang untuk memberitahukan hal ini tanpa alasan.     

"Tentu saja penting bagiku. Wanita selingkuhan Tuan Muda Huo adalah sepupuku, Shen Xiaoke." Ji Jinchuan perlahan menyesap teh itu lagi.     

Wajah Tuan Besar Huo bahkan lebih tertekan. Setelah kematian Huo Lenan, dia memperingatkan semua orang di keluarganya untuk tidak berhubungan dengan Keluarga Ji. Meskipun nama Keluarga Shen Xiaoke bukan Ji, tetapi wanita itu adalah keluarga sampingan dari Keluarga Ji dan memiliki banyak ikatan dengan keluarga tersebut.     

"Lalu?" Tuan Besar Huo berkata dengan wajah yang menggelap.     

"Nyonya Muda Huo ingin menceraikan Tuan Muda Huo. Aku berharap Tuan Besar Huo bisa mewujudkannya." Ji Jinchuan berbicara dengan nada lembut.     

"Lalu, dia bisa menikah dengan sepupumu?" cibir Tuan Besar Huo.     

Sebelum Ji Jinchuan sempat berbicara, Tuan Besar Huo melanjutkan, "Bahkan kalau Hanqian harus menjadi seorang bujangan dalam seumur hidupnya, aku tidak akan pernah mengizinkannya untuk menikah dengan siapa pun yang terkait dengan Keluarga Ji."     

"Tidak masalah bagiku apakah dia menikahi Shen Xiaoke atau tidak. Ini urusan keluarga Anda. Yang aku inginkan adalah Tuan Muda Huo mau menandatangani surat perjanjian perceraian." Nada bicara Ji Jinchuan sangat hangat. Dia tidak bisa menjelaskan fakta yang sebenarnya, akhirnya dia hanya bisa mengatakan hal tersebut.     

Mata Tuan Besar Huo berubah sedikit aneh ketika Ji Jinchuan memandangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.