Dia Hanya Ingin Bercerai (2)
Dia Hanya Ingin Bercerai (2)
Tuan Besar Huo adalah kepala suku sebelumnya. Dia memiliki martabat dan ketegasan yang kuat. Dia bertanya, "Apa maksudmu?"
"Kebetulan, Nyonya Muda Huo adalah teman istriku," tutur Ji Jinchuan. Dia secara otomatis mengabaikan bahwa Lin Xia adalah kerabat dari teman Chen Youran dan langsung mengatakan bahwa sebagai teman istrinya.
"Apa kamu sudah menikah?" Tuan Besar Huo menatapnya dengan terkejut.
Bibir tipis Ji Jinchuan yang dingin perlahan terangkat. Nada bicaranya datar, tidak ringan dan juga tidak berat terdengar, "Aku belum mengadakan resepsi pernikahan secara resmi. Tolong tunggu hingga saat itu tiba, aku secara khusus yang akan mengantarkan sendiri undangan pernikahan kepada Anda."
"Simpan saja itu. Bahkan jika ayahmu yang memberikan sendiri undangan itu kepadaku, aku tetap tidak akan datang!" Tuan Besar Huo berkata dengan blak-blakan.
Ji Jinchuan tidak bergerak. Keluarga Huo dan Keluarga Ji terpisahkan karena satu orang. Ji Jinchuan sangat memahami dengan betul watak Tuan Besar Huo. Dan apa yang dia katakan barusan hanyalah perkataan untuk menghargai Tuan Besar Huo sebagai tetua.
Tuan Huo menyesap teh yang sudah hangat, lalu berkata, "Lin Xia adalah anak yang baik. Aku sangat menyukai cucu menantu yang satu ini. Aku tidak akan menyetujui perceraian mereka. Soal hubungan Hanqian dengan sepupumu, aku akan membereskan itu."
Ji Wenqing baru saja tiba di kedai teh tersebut. Dia tidak perlu diantar oleh para pelayan dan langsung menuju bilik pribadi Tuan Besar Huo di lantai dua. Di luar pintu, ada pelayan wanita yang mengenakan cheongsam yang siap menunggu pesanan kapan saja. Begitu dia melangkah ke dalam ruangan, dia mendengar suara Tuan Besar Huo datang dari balik bilik nomor delapan. Dia memberi senyuman kepada Paman Qin yang berdiri di depan bilik, lalu berjalan masuk.
"Ayah…" sapa Ji Wenqing dengan lembut.
Tuan besar Huo mengangkat kepalanya dan menatapnya. Wajahnya yang awalnya menegang perlahan menjadi lembut. Dia lalu bertanya, "Kenapa kamu ada disini?"
"Bibi…" Ji Jichuan mengangguk pelan untuk menyapa Ji Wenqing.
Ji Wenqing melepas mantel dan syalnya. Dia lalu berlutut di atas tatami di samping Tuan Besar Huo dan tersenyum pada Ji Jinchuan. Kemudian, dia menjawab apa yang baru saja ditanyakan oleh Tuan Besar Huo, "Sudah lama aku tidak minum teh bersama dengan ayah."
"Apa kebetulan bibi dan keponakan sudah lama tidak saling bertemu?" Tuan Besar Huo akhirnya tertawa.
"Dia sudah punya istri sekarang, jadi dia tidak ingat dengan bibinya," jawab Ji Wenqing dengan tersenyum.
Setelah itu, Ji Wenqing menuangkan teh dingin Tuan Besar Huo dan Ji Jinchuan ke dalam nampan, lalu menambahkan teh panas ke cangkir mereka masing-masing. Dua juga menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Kabut hangat pun mengepul di hadapannya.
"Kamu belum bertemu dengan keponakan menantumu?" Tuan Besar Huo bertanya dengan nada ringan.
"Sudah…" jawab Ji Wenqing. Dia menyesap teh untuk menghangatkan tubuhnya dan perlahan melanjutkan, "Dia sama menyenangkannya seperti Lin Xia."
Saat menyebut Lin Xia, Tuan Besar Huo terdiam. Ada foto Lin Xia yang dianiaya oleh Huo Hanqian di koran barusan.
Dia tidak senang dengan Lin Xia sebelumnya, tetapi cucu menantu perempuannya itu sangat berbakti. Kemudian, dia mengubah pandangannya tentang Lin Xia. Dia benar-benar merasa marah ketika hal buruk seperti itu terjadi padanya.
Ji Wenqing melihat wajah Tuan Besar Huo. Dia mempertimbangkan sejenak, sebelum berkata, "Ngomong-ngomong tentang Lin Xia, aku melihat berita di koran pagi ini. Anak itu sangat menderita. Sebenarnya, aku ingin pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya, tetapi aku belum punya waktu."
"Hanqian, bajingan itu… Aku akan memberinya pelajaran ketika aku pulang!" Tuan Besar Huo berkata dengan marah.
Mendengar hal itu, Ji Wenqing menghela napas lega dan berkata, "Apa yang akan didapatkan kalau kita memberi Hanqian pelajaran? Ini adalah fakta yang tak terbantahkan kalau dia memiliki seorang wanita simpanan di luar. Bahkan kalau Hanqian tidak lagi membuat masalah dengan Lin Xia, tetapi Lin Xia sudah memiliki duri di hatinya yang akan menempel di hatinya sepanjang hidupnya. Hari-hari setelah kejadian itu masih panjang. Lin Xia pasti akan menderita…"
Ji Jinchuan hanya duduk diam, seolah-olah dia telah dilupakan oleh kedua orang. Tetapi, dia tampak seperti Dewa Senior yang sedang mengamati perdebatan para hambanya dengan tenang. Dia perlahan-lahan menyesap tehnya.
Wajah tua Tuan Besar Huo masih tampak bermartabat. Dia kemudian membalas ucapan Ji Wenqing, "Kita hanya perlu menyuruh Hanqian untuk memutuskan hubungan dengan wanita simpanannya itu dan mereka tidak akan lagi memiliki kontak satu sama lain. Untuk waktu yang lama, masalah ini mungkin akan terabaikan. Dan Lin Xia mungkin saja akan melupakannya."