Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Datang untuk Mempermalukanmu?



Datang untuk Mempermalukanmu?

2Setelah memasuki kamar pasien, mata Chen Youran tertarik pada keranjang buah yang berada di atas meja. Dia pun bertanya, "Seseorang menjengukmu?"     

Lin Xia tidak lagi berada di postur saat Chen Youran pergi tadi. Dia menghadap ke jendela sambil memegang majalah di tangannya yang entah dari mana asalnya. Dia lalu menjawab, "Kakek dan bibi kedua Huo Hanqian yang datang…"     

Chen Youran sedikit terkejut saat mendengarnya. Kemudian, dia sedikit menyipitkan mata hitamnya dan bertanya, "Apa mereka datang untuk mempermalukanmu?"     

"Dalam Keluarga Huo, Kakek Huo sangat baik kepadaku," kata Lin Xia sambil menggelengkan kepalanya.     

"Benarkah?" tanya Chen Youran lagi. Kalau dia baik, kenapa masih membiarkan Huo Hanqian menyakitinya hingga seperti ini? Batinnya.     

Mata Lin Xia jatuh pada majalah di tangannya. Lalu, dia berkata, "Mereka memintaku untuk tidak bercerai."     

Wajah lembut Chen Youran seketika memiliki ekspresi yang dingin. Dia mengerutkan alisnya dengan keras. Seseorang sudah dilecehkan seperti ini, tetapi mereka hanya memikirkan reputasi keluarga mereka sendiri. Dan mereka bahkan tidak tahu malu merayu korban untuk tidak bercerai. Apa hati Keluarga Huo terbuat dari batu? Pikirnya.     

"Kamu menyetujuinya?" Perlahan muncul gumpalan dingin pada sorot mata Chen Youran.     

Rambut panjang Lin Xia diikat longgar, sehingga beberapa helai rambut jatuh ke pipinya. Dia mengangkat tangannya dan mengarahkan rambutnya ke belakang telinganya. Suaranya yang tegas terdengar jelas di ruangan yang penuh dengan aroma desinfektan itu, "Aku sudah cukup menderita. Aku akan tetap mengakhiri pernikahan ini…"     

Chen Youran memandang Lin Xia sejenak dan menganggukkan kepalanya. Kemudian, dia menyerahkan buku di tangannya sembari berkata, "Aku tidak tahu apa yang ingin kamu baca, jadi aku memilihnya secara asal. Bagaimanapun, itu ampuh untuk menghabiskan waktu. Kalau kamu tidak menyukainya, anggap saja itu sebagai pemupuk minat."     

"Terima kasih…" Lin Xia mengambilnya dan meletakkannya di depan tempat tidur.     

Sejak masuk tadi, Chen Youran tidak melihat Bibi Wu. Dia mengira Bibi Wu ada di kamar mandi, namun sampai sekarang wanita paruh baya itu belum juga keluar dan tidak ada gerakan di dalam. Jadi, dia bertanya, "Di mana Bibi Wu?"     

Lin Xia yang meminta perawat mencarikan majalah untuknya. Namun, tidak ada hal menarik pandangannya. Barusan, dia melihat-lihatnya hanya untuk menghabiskan waktu. Sekarang sudah ada buku yang lain, jadi dia membuang majalah itu ke keranjang sampah di samping tempat tidur.     

"Dia pasti lelah sudah merawatku kemarin, jadi aku menyuruhnya untuk pulang," ucap Lin Xia.     

***     

Ketika hampir pukul 5 sore, Chen Youran menerima telepon dari Ji Jinchuan. Suara rendah pria itu terdengar dari ujung telepon, "Masih di rumah sakit?"     

Saat mendengar suaranya, Chen Youran memikirkan apa yang dikatakan Shi Lan di restoran tadi. Setelah dia diganggu oleh orang lain, pria itu diam-diam melampiaskan amarahnya kepada orang itu. Bahkan tanpa memberi tahu dirinya terlebih dahulu. Pria itu tidak membutuhkan rasa dan ucapan terima kasihnya. Pria itu hanya diam-diam melakukan sesuatu untuk melindunginya. Hatinya pun seketika menjadi hangat dan bibirnya melengkungkan senyum.     

"Ya, aku masih di rumah sakit. Apa kamu sudah selesai bekerja?"     

Mendengar suara Chen Youran yang lembut, rasa lelah di tubuh Ji Jinchuan menghilang. Dia lalu menjawab, "Masih ada setengah jam lagi. Aku akan menjemputmu dari kantor."     

"Kamu pasti sangat lelah di kantor, jadi tidak usah ke sini. Sebaiknya, aku saja yang pergi ke perusahaan. Bibi Wu akan segera datang. Aku akan pergi segera setelah dia datang. Kalau aku belum datang, kamu tunggu aku ya…" tutur Chen Youran yang duduk di kursi di luar kamar pasien.     

"Oke, jangan khawatir. Minta sopir untuk menyetir pelan-pelan. Aku akan menunggumu." Mata Ji Jinchuan yang dalam tampak sangat cerah. Dan suaranya yang berat seolah dipenuhi dengan senyum.     

Setelah bertelepon, Chen Youran kembali ke kamar pasien. Dan tak lama kemudian, Bibi Wu datang. Bibi Wu, yang berusia 40-an tampak ngos-ngosan karena tadi dia memintanya untuk buru-buru datang ke rumah sakit. Dia pun merasa bersalah. Butuh waktu satu jam dari Teluk Nanhai ke rumah sakit.     

Chen Youran kemudian memandang Bibi Wu dan berkata, "Bibi tidak perlu menginap malam ini. Biarkan Bibi Sun saja yang menginap."     

"Baik…" ujar Bibi Wu. Kemudian, dia membawa makanan untuk Lin Xia.      

Lin Xia mengambil alih mangkuk dan sumpit, lalu berkata, "Tidak usah terlalu repot-repot. Aku orang dewasa yang masih hidup. Tangan dan kakiku juga masih bisa bergerak. Tidak perlu menyuruh orang untuk menginap di rumah sakit nanti malam."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.