Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Memberikan Kejutan Untuknya (1)



Memberikan Kejutan Untuknya (1)

2Di depan lobi Departemen Rawat Inap…      

Chen Youran sedang duduk di area istirahat. Perawat yang bertugas untuk berjaga di meja informasi saat ini tidak ada, jadi lobi itu kosong. Sesekali, ada anggota keluarga pasien yang lewat di depannya. Dia masih memikirkan bagaimana Huo Hanqian tiba-tiba mengetahui tentang pengajuan persidangan perceraian yang akan dilakukan mereka.      

Tiba-tiba, mata Chen Youran melihat sepasang sepatu kulit yang mengkilap di hadapannya. Dia memandang dari bawah ke atas. Terlihat celana licin seorang pria yang tampak sudah disetrika, lalu jas berwarna hitam, kemudian wajah tampan seorang pria.     

"Kamu sudah datang… Kamu seharusnya meneleponku agar aku bisa langsung keluar. Kenapa kamu malah masih masuk ke sini?" tanya Chen Youran sembari tersenyum.     

"Di luar turun salju, jadi akan terasa sedikit dingin," ujar Ji Jinchuan sambil mengulurkan jari-jarinya yang ramping dan mengancingkan mantel Chen Youran yang terbuka.     

Setelah itu, Chen Youran meraih lengan Ji Jinchuan dan mereka berjalan keluar bersama. Salju masih turun, jadi ketika mereka melewati hamparan bunga, ada lapisan tipis salju dan tanaman beku dengan dahan yang terkulai.     

Pemanas mobil sudah menyala ketika pasangan itu masuk ke dalam mobil, sehingga rasa dingin yang mereka rasakan secara bertahap menghilangkan. Jari telunjuk kanan Chen Youran memegang rahangnya sendiri. Dia menyandarkan kepalanya dan tampak berpikir serius. Lalu, dia berkata, "Waktu yang paling tepat untuk makan hot pot adalah di saat turun salju."     

"Jangan makan di restoran…" kata Ji Jinchuan. Dia lalu membungkuk untuk mengencangkan sabuk pengaman istrinya.     

"Jadi, kita pulang?" Chen Youran mengerutkan bibirnya. Hari bersalju adalah hari yang paling romantis. Makan di luar akan menumbuhkan ketertarikan emosional.     

Mendengar hal itu, Ji Jinchuan terkekeh lembut. Dia menutup mulutnya dan tidak berbicara apa pun. Jalanan saat ini penuh dengan salju tipis, jadi demi keselamatan, mobil mereka berjalan perlahan. Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam ketika mereka tiba di rumah dan ruang tamu sudah gelap.     

"Ke mana Bibi Sun dan para pelayan lain?" tanya Chen Youran setelah turun dari mobil.     

"Aku memberikan mereka waktu untuk libur," jawab Ji Jinchuan. Dia lalu merangkul Chen Youran dan berjalan ke ruang tamu.     

"Kenapa?" Chen Youran menatap wajah tampan pria di sampingnya itu. Tatapan matanya tampak kebingungan.     

Ketika tiba di tangga beranda rumah, Ji Jinchuan menghentikan langkahnya. Dia memegang rahang halus Chen Youran dengan lembut. Kulit halus wanita itu berada di bawah jari-jarinya yang dingin. Dia lalu berkata, "Kamu tidak mau pulang untuk makan malam di rumah bukannya karena kamu takut akan terganggu oleh mereka?"     

"Aku tidak bermaksud begitu," ujar Chen Youran. Jantungnya seolah ditimpa beban berat, sementara matanya berkedip beberapa kali dengan cepat.     

"Apa aku sudah salah paham? Baiklah, kalau begitu aku akan menelepon mereka agar kembali bekerja." Ji Jinchuan pun mengeluarkan ponselnya dari sakunya.     

Namun, Chen Youran dengan cepat memeluk lengan suaminya itu. Melihat senyum rendah pria itu di atas kepalanya, dia tahu bahwa dirinya telah ditipu. Dia langsung melepaskan lengannya, membelalakkan matanya dengan marah, dan bergumam, "Kamu benar-benar pengganggu."     

Ji Jinchuan memeluk dan mencium kening Chen Youran yang dingin. Suaranya yang rendah dan lembut terdengar, "Aku ingin berduaan denganmu. Aku takut mereka akan mengganggu. Tidak apa-apa kan aku melakukan ini?"     

Namun, Chen Youran mendorongnya menjauh, lalu berjalan ke ruang tamu. Ji Jinchuan pun mengikutinya dari belakang. Ketika Chen Youran mengganti sepatunya di pintu masuk, dia bergumam, "Semua pelayan tidak ada di sini. Aku juga tidak tahu apa ada sayuran di kulkas."     

"Apa kamu akan memasak?" Mulut Ji Jinchuan menahan senyum.     

Saat Chen Youran melepas mantelnya, dia bertanya balik, "Lalu, apa kamu yang akan memasak?"     

Mana mungkin seorang Presiden Ji yang terlahir dari keluarga kaya bisa masak? Batin Chen Youran.     

Setelah itu, Chen Youran menggantung mantelnya di gantungan baju, melepas syal, dan berbalik menuju ke dapur. Ketika melewati ruang makan, dia terkejut. Rupanya, sudah ada makanan barat di atas meja. Tampak pula cahaya lilin berkedip-kedip. Butiran salju yang jatuh di luar jendela terlihat dengan jelas. Ada seikat besar mawar di dekat jendela, kelopak yang indah itu tampak lembut.     

Lengan Ji Jinchuan tiba-tiba memeluk Chen Youran dari belakang. Rahangnya bertumpu di lehernya dan dengan lembut mengelus-elusnya. Lalu, dia bertanya, "Apa kamu bahagia?"     

Tidak heran jika orang-orang yang romantis itu selalu bisa memenangkan hati wanita. Entah siapa yang bisa menolak kejutan romantis seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.