Memberikan Kejutan Untuknya (2)
Memberikan Kejutan Untuknya (2)
Chen Youran mengerjapkan matanya berulang kali karena takut bahwa ini semua hanyalah halusinasinya. Suaranya yang lembut dan halus terdengar di ruang makan yang sunyi itu, "Aku sangat menyukainya…"
Kemudian, Ji Jinchuan mencium daerah sensitif Chen Youran, lalu melepaskan pelukannya. Dia berjalan ke meja makan, menarik kursi untuk istrinya, dan menatapnya.
Sambil tersenyum, Chen Youran pun melangkah maju dan duduk di kursi yang telah disediakan oleh Ji Jinchuan. Lalu, Ji Jinchuan sendiri duduk di seberangnya. Dia membuka anggur merah dan menuangkan ke gelas yang ada di tangannya. Chen Youran pun secara refleks juga meraih gelas tersebut. Ji Jinchuan meliriknya, bangkit, dan berjalan ke dapur. Setelah beberapa saat, dia kembali dengan segelas air matang di tangannya.
Wajah halus Chen Youran seketika mengerut. Wajahnya menunjukkan ekspresi muram. Dia pun berkata, "Di tengah suasana romantis seperti ini, kamu memberiku minuman ini?"
"Minuman itu sehat dan bebas bahan berbahaya," jawab Ji Jinchuan sambil melirik pada perut Chen Youran. Karena anak di perutnya, Chen Youran hanya bisa minum air lemon hangat.
Lampu di ruangan itu tidak dinyalakan karena terdapat lilin yang menyala di meja. Pemandangan di luar sendiri tampak sangat cerah. Dan jendela dipenuhi dengan salju. Pemanas di ruang makan menyala sepenuhnya. Jadi, saat ini Chen Youran hanya mengenakan sweater berwarna putih dengan bulu-bulu halus. Pakaiannya itu membuat wajahnya yang halus menjadi tampak semakin putih dan cantik.
"Kamu sudah mempersiapkan ini semua dan aku tidak diberi tahu," tutur Chen Youran. Dia lalu memotong sepotong steak dan memakannya di mulutnya.
Ji Jinchuan sendiri saat ini mengenakan kemeja putih dengan dua kancing di atasnya yang terbuka. Posturnya tampak santai dan ekspresi wajahnya pun juga tampak lebih lembut. Dia membalas, "Aku ingin memberimu kejutan…"
Kejutan ini, aku sangat menyukainya, batin Chen Youran. Dia berpikir bahwa hidupnya akan membosankan jika menikahi orang yang acuh tak acuh seperti Ji Jinchuan. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria itu akan bisa menyenangkan wanita. Hati setiap wanita akan berharap suaminya memiliki sikap yang lembut dan perhatian untuk memberikan kejutan kecil , tidak terkecuali dia.
Chen Youran melihat anggur merah di tangan pria di seberangnya. Tanpa sadar, dia menjilat bibirnya sendiri dan bertanya, "Apa aku boleh meminumnya?"
Jari-jari Ji Jinchuan dengan lembut mengguncang gelas berisi anggur merah itu. Bibirnya tersenyum, lalu bertanya, "Apa kamu bilang?"
Melihat ekspresinya, Chen Youran mengetahui bahwa Ji Jinchuan tidak akan mungkin mengizinkannya. Dia pun menarik pandangannya yang penuh harap dengan marah, lalu memotong steak di piring, memalingkan matanya yang hitam, dan menghela napas. Kemudian, dia berkata, "Ini adalah candle light dinner. Sekarang adalah suasana yang baik. Aku merasa ada yang aneh tanpa minum anggur merah."
"Kamu benar-benar ingin meminumnya?" Ji Jinchuan terkekeh mendengarnya. Suaranya yang keluar dari dada terdengar berat dan dalam. Kedengarannya seperti orang yang sudah mabuk setelah minum anggur.
Chen Youran menatap Ji Jinchuan. Dia tidak mengangguk ataupun menggelengkan kepalanya, tetapi sorot matanya cukup untuk mengungkapkan maksudnya.
"Kemarilah," tutur Ji Jinchuan. Wajah tampannya semakin menawan di bawah cahaya lilin. Dan bibirnya dipenuhi dengan pesona yang bisa membuat orang terpikat.
Kemudian, Chen Youran pun mendatanginya dengan membawa gelas anggur dan ekspresi yang gembira. Dia meminta Ji Jichuan untuk menuangkan untuknya. Namun, Ji Jinchuan memegang pergelangan tangannya istrinya dan menariknya dengan lembut. Chen Youran pun jatuh ke pangkuannya, sementara gelas anggur di tangannya jatuh ke lantai. Benda itu berguling di lantai dua kali, hingga akhirnya perlahan-lahan berhenti di bawah meja.
Chen Youran hendak bertanya pada Ji Jinchuan apa yang dia lakukan. Namun, ketika bibir merahnya terbuka sedikit, seketika terhalang oleh bibir suaminya itu yang menekannya, sehingga hanya menyisakan rengekan darinya. Ji Jinchuan deretan membuka gigi istrinya dan mengulum bibirnya. Mulutnya membawa aroma anggur merah yang lembut. Aroma itu menyebar di mulut mereka.
Mungkin suasananya yang sedang mendukung, jadi meskipun Chen Youran tidak minum, tetapi dia tampaknya sedikit mabuk. Dia lalu melingkarkan tangannya pada leher suaminya dan menanggapi ciuman itu dengan gigih.
Cahaya lilin yang terang memantul di jendela kaca transparan, membentuk siluet berbintik-bintik. Tampak sosok dua orang yang saling berpelukan di sana.