Kenangan Masa Lalu di Tahun-tahun Itu
Kenangan Masa Lalu di Tahun-tahun Itu
Pupil gelap Ji Jinchuan memantulkan senyuman Chen Youran yang seperti bunga bermekaran indah. Dia mengaitkan senyum di bibirnya dan berkata, "Oke…"
Mereka kemudian masuk ke dalam mobil dan Chen Youran menunjukkan jalannya. Mereka berkendara ke ruang terbuka di arah barat kota, lalu berhenti. Setelah turun dari mobil, mereka berjalan menyusuri jalan kecil kota itu. Saat ini, Chen Youran sedang berada dalam suasana hati yang sangat baik. Tampak lentera merah digantung di kedua sisi di rumah-rumah di sana. Ketika mereka melihat ke barisan bangunan yang panjang, mereka seolah tidak bisa melihat ujungnya. Dia meraih lengan Ji Jinchuan, lalu memperkenalkan kepadanya adat istiadat tempat tersebut dan beberapa cerita menarik dari masa kecilnya. Tentu saja, dia tidak akan menyebut soal Gu Jinchen.
Ji Jinchuan mendengarkan cerita Chen Youran dengan tenang. Sesekali dia menyisipkan satu atau dua kalimat. Saat Chen Youran berbicara tentang tempat yang indah, seluruh wajah mungilnya tampak berseri-seri.
Di dekat mereka berada saat ini, ada tempat minuman panas. Chen Youran pun membawa Ji Jinchuan ke tempat tersebut. Minuman panasnya yang terkenal adalah tebu lokal. Awalnya, dia ingin memesan dua cangkir, namun dia berpikir bahwa pria di sampingnya mungkin tidak menyukai hal semacam ini. Jadi, dia mendongak dan bertanya terlebih dahulu padanya, "Mau mencoba minum secangkir?"
Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan menganggukkan kepalanya. Dengan senyum di sudut mulutnya, dia mengeluarkan dompet dari sakunya dan memberikannya pada istrinya. Chen Youran pun mengambilnya dan dengan riang memanggil pemilik kios itu, "Aku mau dua cangkir ya…"
Kemudian, Chen Youran mengambil uang 10 Yuan dari dompet pria itu dan memberikannya kepada pemilik kedai. Sang pemilik kedai pun pergi memeras dua cangkir tebu untuk mereka. Keduanya menunggu selama sekitar dua menit, sebelum pemilik kedai tersebut datang membawakan pesanan, sekaligus memberi mereka uang kembalian sebanyak dua Yuan.
Chen Youran meletakkan kembalian di dompet, lalu memasukkannya ke dalam saku mantel Ji Jinchuan. Dia segera mengambil salah satu cangkir minuman tersebut, lalu menyerahkannya kepada Ji Jinchuan. Dia meminum air tebu dari cangkirnya dan menghangatkan tangannya. Sementara itu, Ji Jinchuan juga menyesapnya, namun dia merasa minuman itu terlalu manis untuk diminum.
Karena ini musim dingin, semua orang tua mengenakan pakaian katun berlapis. Mungkin karena penampilan Ji Jinchuan dan Chen Yoran, atau karena temperamen mereka yang tidak sesuai dengan penduduk asli kota itu, selalu ada orang yang melihat ke arah mereka.
Chen Youran memegang cangkir minuman di salah satu tangan dan memegang tangan Ji Jinchuan dengan tangan lainnya. Lalu, dia berkata, "Kebanyakan orang di Wuzhen bermarga Tang. Kalau bertemu dengan orang yang tidak bermarga Tang, itu kemungkinan besar dia adalah orang asing yang menikah dan tinggal di Wuzhen."
Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan bertanya, "Benarkah begitu?"
"Ya, itu benar…" jawab Chen Youran sambil menganggukkan kepalanya. Dia menggigit bibirnya, lalu melanjutkan perkataannya, "Ketika aku masih kecil, aku bertanya kepada nenekku kenapa nama margaku adalah Chen dan bukan Tang. Nenekku berkata kalau aku bukan dari Wuzhen. Selain itu, pada saat itu, hanya ibuku yang datang ke Wuzhen sesekali untuk melihatku. Aku tidak pernah melihat seperti apa ayahku. Saat itu, aku menangis dan bertanya kepada nenek apakah aku anak haram."
Ji Jinchuan menekuk bibirnya. Mata gelapnya seolah menampakkan sedikit senyum. Ternyata dia suka menangis ketika dia masih kecil, batinnya.
Ketika sampai di tengah jalan, ada kedai Bihun Tangji yang masih berdiri. Kedai itu persis seperti yang diingat Chen Youran di dalam benaknya. Saat masih berdiri di luar toko, dia menatap Ji Jinchuan dalam-dalam. Dia lalu membawa pria yang tampak pasrah tak berdaya itu masuk ke dalam.
Bihun Tangji cukup terkenal di generasi ini. Meskipun sekarang sudah waktunya untuk makan siang, namun karena ini adalah kota yang kebanyakan dari mereka adalah penduduk lokal, tidak banyak pelanggan di toko tersebut. Pasangan itu kemudian duduk dan memesan dua mangkok bihun. Hanya ada sedikit orang di toko itu. Setelah menunggu hanya dua menit, bihun pun hadir di meja mereka.
Chen Youran melihat Ji Jinchuan sebelum menggerakkan sumpitnya. Tidak ada ekspresi berlebihan di wajah pria itu yang acuh tak acuh, jadi dia tidak bisa melihat apakah pria itu menyukainya atau tidak. Setelah mencicipi, dia berpikir selama beberapa saat sebelum memutuskan untuk menjelaskan kepada suaminya, "Tidak ada hotel ataupun restoran yang menjual hidangan barat di Wuzhen. Yang ada hanyalah toko-toko kecil. Kalau kamu tidak mau makan ini, kita bisa pergi mencari tempat lain nanti."