Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Orang-orang di Balik Foto



Orang-orang di Balik Foto

2Di pojok sebuah kafe, Xue Ling memandang sosok pria asing di seberangnya, lalu bertanya, "Kenapa kamu mengajakku untuk bertemu?"     

Pria itu masih sangat muda, usianya sekitar 24 atau 25 tahun. Dia mengenakan hoodie, sehingga membuat penampilannya tampak kasual. Dia menatap wanita di seberangnya yang mengenakan syal hampir menutupi sebagian besar wajahnya dan berkacamata. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Kenapa begitu terburu-buru? Pesan secangkir kopi saja dulu."     

Xue Ling melepas kacamatanya dan bertanya, "Apa kamu tahu siapa yang melakukannya?"     

Pagi ini, Xue Ling menerima telepon aneh. Orang dalam telepon itu menanyakan apakah dia ingin mengetahui siapa yang mengirimkan foto tersebut. Dia sebenarnya tidak ingin keluar karena takut akan terekspos ke publik. Namun, dia ingin tahu siapa yang sudah menghancurkannya, jadi dia datang ke janji temu yang mereka rencanakan.     

Pria itu menatap Xue Ling yang tampak gelisah. Dia hanya mengangkat bibirnya untuk tersenyum dan tidak berbicara. Kemudian, dia memanggil pelayan untuk memesan secangkir kopi, lalu menatap wanita di seberangnya dan bertanya, "Kamu mau minum apa?"     

Begitu pelayan datang, Xue Ling mengarahkan kepalanya, menoleh ke samping dan membelakangi pelayan itu. Ketika dia mendengar pria di seberangnya menanyakan apa yang ingin dia minum, dia menjawab dengan suara pelan, "Apa saja…"     

Pria itu tertawa melihat tingkah Xue Ling yang seperti itu. Dia memandang pelayan dan berkata, "Dia pesan sama denganku."     

Setelah pelayan pergi, Xue Ling kembali menatap pria di seberangnya. Dia berkata, "Bisakah kamu mengatakannya sekarang?"     

Setelah itu, pria tersebut mengambil beberapa foto dari saku jaketnya. Xue Ling pun mengulurkan tangan untuk mengambil alih foto itu. Begitu tangan Xue Ling mendekat, pria itu menarik kembali tangannya yang memegang foto dan membuat beberapa jarak.      

"200.000," kata pria itu dengan santai.     

Xue Ling mengerutkan kening dan berkata, "Bagaimana aku bisa tahu kalau bukti yang kamu berikan itu benar kalau aku harus membayar lebih dulu tanpa melihatnya."     

"Aku adalah reporter dari majalah 'Ruizhi'. Aku juga berada di sana ketika hari pesta pertunanganmu digelar. Aku tidak sengaja mengambil foto di taman belakang. Jadi, aku harus dibayar untuk mengambil resiko sebesar itu." Pria itu memandang Xue Ling yang tampak malu-malu melihat sekeliling kafe karena takut dikenali orang. Dia merasa tergelitik dengan tingkah laku Xue Ling. Kemudian, dia melanjutkan perkataannya, "Kamu tidak akan menyangka siapa yang telah melakukannya."     

Kemarin malam, sekretaris Xue Jie mengatakan bahwa dia sudah mendatangi media untuk tidak memberitakan peristiwa tersebut. Akan tetapi, peristiwa yang menimpanya masih tetap diberitakan hari ini. Xue Ling merasa sangat marah di dalam hatinya. Dia benar-benar tidak berani keluar rumah. Namun, dia juga sangat ingin tahu siapa yang sudah melakukan hal itu kepadanya. Akan tetapi, dalam situasi perusahaan Xue saat ini, 200.000 bukanlah jumlah uang yang kecil. Dia pun mengeluh, "Aku tidak punya uang sebanyak itu."     

"Kalau begitu, kita tidak akan bisa berbisnis." Pria tersebut bersandar di kursinya sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya. Dia lalu melanjutkan perkataannya sambil tersenyum, "Tidak akan jadi masalah bagiku, tetapi hal ini sangat penting untuk perusahaan Keluarga Xue. Kamu harus memikirkannya baik-baik."     

Seorang pelayan akhirnya mengantarkan kopi pesanan mereka. Xue Ling tidak memperhatikan apa yang dipesan oleh pria itu. Dan saat melihat kopi di depannya, dia mengerutkan kening. Itu adalah coffee latte, jenis kopi yang paling dia benci.     

Pria itu mengaduk kopi miliknya dan menyesapnya, lalu berkata, "Kalau Nona Xue masih tidak ingin membayar, kita akan berpisah setelah minum secangkir kopi ini."     

Xue Ling duduk dengan satu tangan di atas meja dan tangan lainnya meremas roknya. Dia menatap pria yang ada di seberangnya dengan tatapan dingin. Dia pun meraung, "Katakan padaku, siapa yang mengirim foto-foto itu!"     

Pria itu meletakkan kopi di tangannya. Dia tidak takut sedikit pun akan raungan Xue Ling. Dia perlahan mengangkat alisnya dengan sedikit tatapan provokasi yang arogan.     

Melihat hal itu, Xue Ling mengepalkan tangannya erat-erat dan bangkit dari duduknya. Namun, pada akhirnya dia melepaskannya tanpa daya dan berkata, "Oke, aku akan memberikan uangnya padamu sekarang juga."     

Xue Ling pun kembali duduk lagi dan mengeluarkan ponselnya dari tasnya. Pria di seberangnya lalu memberikan nomor rekening banknya. Semenit kemudian, pria tersebut menerima informasi tentang saldo masuk di rekeningnya pada ponselnya. Sambil tersenyum puas, dia menyerahkan semua foto itu kepada Xue Ling.     

Setelah itu, Xue Ling membalik foto yang diberikannya satu per satu. Foto itu menunjukkan He Jiashan berdiri berhadapan dengan seorang pria berjas bergaris merah. Salah satu foto menunjukkan bahwa He Jiashan menyerahkan tas kulit sapi kepada pria di hadapannya. Dan ada juga foto lain yang menunjukkan pria muda di hadapannya itu mengambil setumpuk foto dari tas kulit sapi itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.