Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Pasti Suatu Saat akan Menyetujui



Pasti Suatu Saat akan Menyetujui

1Keesokan harinya, Chen Youran bangun sedikit terlambat. Setelah mandi, dia turun ke lantai bawah. Dia lalu duduk di kursi ruang makan. Bibi Wu pun segera membawakan makanan ke meja makan.     

"Nyonya Muda, tadi pagi ada telepon dari kediaman utama. Mereka menyuruhmu untuk datang ke sana," kata Bibi Wu.     

Chen Youran melongo selama beberapa saat. Kemudian, dia bertanya, "Sekarang jam berapa?"     

Bibi Wu melihat jam dinding, lalu menjawab, "Jam 10 lewat 20 menit."     

Chen Youran langsung mengambil sumpit dan dengan cepat menyantap makanannya sebanyak dua suap. Makanan itu dimaksudkan untuk menjadi pengganjal sebelum dia pergi ke kediaman utama Keluarga Ji.     

"Lalu, kenapa kamu tidak membangunkanku lebih awal?" tanya Chen Youran.     

"Tuan Muda berpesan sebelum pergi untuk tidak mengganggu Anda," jawab Bibi Wu dengan jujur.     

"Bukannya tadi Bibi bilang itu telepon dari kediaman utama?" Chen Youran berpikir bahwa dia pasti akan dianggap tidak memiliki panutan dan tidak memiliki sopan santun yang baik jika datang terlambat.     

"Saya sudah menghubungi Tuan Muda. Dia memintamu untuk menunggunya di rumah. Ketika dia pulang kerja, dia akan menemanimu pergi ke kediaman utama," ucap Bibi Wu.     

Ji Jinchuan tidak akan memperbolehkannya pergi sendirian ke kediaman utama Keluarga Ji jika dia menghubunginya untuk meminta izin, jadi Chen Youran tidak melakukannya. Dia langsung bergegas untuk bersiap. Tentu saja, dia lebih senang jika pergi ke sana sendirian. Setelah selesai makan, dia kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Kemudian, dia meminta sopir untuk membawanya ke kediaman utama Keluarga Ji.     

***     

Status istimewa Chen Youran membuat pengurus rumah kediaman utama Keluarga Ji tidak tahu harus memanggilnya dengan sebutan apa. Pengurus rumah itu hanya bisa menyapanya dengan, 'Anda datang' dan menyambutnya di ruang tamu. Pengurus rumah itu lalu menyuruh pelayan membuat teh, sementara dia mengantar istri Ji Jinchuan itu pergi ke ruang tamu, kemudian melangkah pergi ke lantai dua.     

Chen Youran kemudian duduk di sofa. Seorang pelayan dengan cepat mengantarkan teh untuknya. Dia pun mengucapkan terima kasih dengan suara yang lembut. Pelayan itu meliriknya sekali lagi, kemudian melangkah mundur. Setelah beberapa saat, terdengar suara langkah kaki datang dari tangga, dia pun melihat ke belakang. Sosok Ji Yangkun tampak turun dari tangga, diikuti oleh si pengurus rumah. Dia lalu bangkit dan menunggu Ji Yangkun memasuki ruang tamu.      

"Ayah…" sapa Chen Youran. Sebelumnya, dia sempat merasa ragu harus memanggilnya ayah atau Direktur Ji. Namun akhirnya, pilihannya jatuh pada sebutan 'ayah'.     

Namun, Ji Yangkun tidak menjawab sapaan Chen Youran. Dia berjalan ke sisi lain dan duduk di sebuah sofa tunggal. Kemudian, dia menatap menantunya yang berdiri kaku dan berkata, "Duduklah…"     

Chen Youran pun akhirnya kembali duduk. Awalnya, dia mengira Xue Suling yang menyuruhnya untuk datang ke kediaman utama. Namun, dia tidak menyangka bahwa yang menyuruhnya datang adalah Ji Yangkun. Ini membuatnya merasa sedikit tertekan.     

Saat ini, seorang pelayan datang untuk memberikan teh kepada Ji Yangkun. Setelah si pelayan pergi, Ji Yangkun bertanya padanya, "Apa anak itu baik-baik saja?"     

Mendengar pertanyaan itu, Chen Youran tampak berada dalam kebingungan. Dia sedikit melongo selama beberapa saat, hingga akhirnya kembali ke kesadarannya dan menjawab, "Sangat baik…"     

"Kamu dan Ji Jinchuan sudah cukup lama menikah, tetapi aku belum setuju kamu memasuki Keluarga Ji. Apa kamu merasa kesal?" tanya Ji Yangkun yang bersandar di belakang sofa dan menatap Chen Youran.     

Chen Youran berpikir sejenak, lalu menjawab, "Kami mendapatkan akta nikah tanpa persetujuan Anda. Wajar jika Anda marah."     

Ji Yangkun secara refleks mengangkat alisnya. Matanya yang dalam menatap mata Chen Youran. Lalu, dia mengambil cangkir untuk minum teh sambil berkata, "Tidak kesal sama sekali?"     

"Tidak," jawab Chen Yoran. Dia tampak sangat tenang. Dia sedikit ragu-ragu selama beberapa saat, tetapi akhirnya berkata, "Entah apa Anda setuju atau tidak, saat ini aku adalah istri dan ibu dari anaknya."     

Mata Ji Yangkun tiba-tiba menjadi tajam dan alisnya tampak suram. Setelah menatap Chen Youran cukup lama, dia akhirnya meletakkan cangkir tehnya dan berkata, "Kamu sangat berani ya…"     

"Kalau aku lembek, aku harus undur diri dan menceraikannya." Ekspresi wajah Chen Youran tetap tenang, seolah tidak mengenal rasa takut.     

Ji Yangkun tidak terlihat seperti ayah yang baik di permukaan. Alisnya panjang dan tajam, sementara matanya dalam dan cerdas. Saat dia berbicara, nadanya terdengar rendah hingga terasa hampir memiliki tekanan yang tidak terlihat. Dia berkata, "Kalau aku tidak pernah setuju dengan pernikahan kalian sepanjang waktu, lalu apa yang akan kamu lakukan?"     

"Suatu saat, Anda pasti akan menyetujui," kata Chen Youran dengan suara tegas.     

Ji Yangkun mengangkat alisnya saat mendengar hal itu. Matanya tertuju pada perut Chen Youran. Baginya, kalimat yang dilontarkan wanita di depannya itu memiliki daya tersendiri baginya. Akhirnya, dia bertanya, "Kenapa begitu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.