Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Tidak Bisa Menahan untuk Tidak Menciummu



Aku Tidak Bisa Menahan untuk Tidak Menciummu

1Telinga Zheng Huai dipenuhi oleh teriakan tajam Xue Ling yang sarat akan kebencian. Dia perlahan berlutut, lalu menundukkan kepalanya. Tidak ada yang bisa melihat ekspresinya. Tiba-tiba, dia tertawa terbahak-bahak. Tawanya seperti seorang iblis yang bereinkarnasi.     

Saat suara tawa Zheng Huai jatuh, Xue Ling seketika berubah menjadi diam. Dia memelototinya dan bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?!"     

Zheng Huai meraung padanya, "Itu karena aku menyukaimu. Maka dari itu, aku melakukannya!"     

Jian Rui mulai berpikir bahwa apa yang dilakukan Zheng Huai masuk akal. Dia lalu berkata, "Kalau kamu benar-benar menyukai Lingling, kamu seharusnya lebih rela melihatnya bahagia daripada harus mendorongnya masuk ke dalam situasi sulit hingga tidak bisa bertatap muka dengan orang lain."     

"Aku memberikan foto-foto itu kepada He Jiashan. Aku pikir, dia hanya akan membatalkan pertunanganmu dengannya saat melihat foto-foto kita. Tetapi, ternyata dia ingin mengirimkannya ke publik untuk membuatmu terlihat buruk. Hal itu tidak ada hubungannya denganku!" Ekspresi wajah Zheng Huai berubah-ubah, tetapi nada suaranya terdengar kejam. Dia melanjutkan, "Aku pikir ketika media menyebarkan skandal yang terjadi padamu, tidak akan lagi ada pria yang mau melihatmu di masa depan. Dan selama aku berada di sisimu, kamu akan melihatku suatu hari nanti. Tapi ternyata, kamu tidak pernah mau melihatku lagi."     

Chen Youran mendengarkan dengan tenang. Dia melihat sepertinya Zheng Huai sangat menyukai Xue Ling, tapi rasa cintanya terlalu mengerikan. Dia mengangkat cangkir teh dan mengarahkannya ke mulutnya, lalu menyesapnya. Tapi tiba-tiba, tangannya ditarik. Cangkir itu diambil alih oleh orang yang ada di sampingnya. Dia menatap pria itu dengan tatapan kosong.     

Ji Jinchuan mengambil cangkir teh lagi dan menuangkan secangkir teh panas untuknya. Dia hanya berpikir bahwa secangkir teh barusan sudah dingin. Chen Youran pun tersenyum padanya. Matanya bersinar seperti permata di malam hari. Dia lalu mencondongkan tubuh ke telinga istrinya. Napas hangat melekat di telinganya. Terdengarlah suaranya yang rendah dan ringan berkata, "Jangan tersenyum, aku tidak bisa menahan untuk tidak menciummu."     

Entah apakah Ji Jinchuan bersungguh-sungguh atau tidak, bibirnya yang hangat mengusap daun telinga Chen Youran. Hal itu membuat pipinya tiba-tiba menjadi panas. Dia memandang Xue Ling dan ketiga orangnya yang sedang bertengkar di sana. Melihat tidak ada yang melihat mereka, dia memelototi pria itu dengan marah dan berkata dengan suara rendah, "Ini sedang di luar. Ada orang lain di sini."     

Ji Jinchuan membantunya untuk bangun dan berkata kepada Jian Rui, "Bibi Jian, hanya ini yang bisa aku bantu untukmu. Aku tidak ada urusannya lagi dengan masalah di sini. Aku dan Youran akan pergi dulu."     

Melihat bahwa Ji Jinchuan akan, Jian Rui pun berkata, "Jinchuan, tolong bantu perusahaan Keluarga Xue."     

Xiao Cheng memberikan mantel Ji Jinchuan dan Chen Youran. Ji Jinchuan memakaikan mantel untuk Chen Youran, kemudian memakai miliknya sendiri. Lalu, dia berkata dengan wajah hangat, "Aku baru saja mengatakan kalau hanya itu yang bisa aku bantu untukmu."     

"Tapi…"     

Tanpa menunggu Jian Rui selesai berbicara, Ji Jinchuan memeluk Chen Youran dan membawanya keluar dari bilik pribadi itu. Xiao Cheng dan dua pengawal lainnya pun mengikuti di belakang mereka.     

Saat tiba di luar kedai teh, ternyata hujan turun. Jalannya menjadi basah dan udara berkabut. Sopir pribadi Chen Youran masih menunggu di pinggir jalan. Melihat mereka keluar, dia keluar dari mobil dan datang dengan membawa payung.     

Xiao Cheng pergi untuk mengambil mobil, sementara dua pengawal lainnya memegang payung untuk Chen Youran dan Ji Jinchuan. Ji Jinchuan mengambil payung dari satu pengawalnya. Dia memegang payung di satu tangan dan memeluk tubuh Chen Youran dengan tangan lainnya. Dia takut istrinya itu akan basah, jadi dia memiringkan lebih dari setengah payung ke sisinya.     

Ketika hujan turun, udara tiba-tiba terasa dingin. Chen Youran memasukkan tangannya ke dalam saku mantelnya dan memandang pria di sampingnya. Dia lalu bertanya, "Apa kamu mau kembali ke perusahaan?"     

"Aku akan pulang bersamamu," jawab Ji Jinchuan yang berdiri di pipa saluran udara untuk menghalangi angin dingin agar tidak menerpa Chen Youran.     

Xiao Cheng akhirnya datang membawa mobil. Ji Jinchuan memegang payung, memeluk Chen Youran, dan membawanya ke kursi penumpang depan. Kemudian, dia membukakan pintu untuk melindunginya, membantunya duduk, lalu berjalan memutar ke depan mobil menuju ke sisi lain.     

Setelah itu, Xiao Cheng keluar dari mobil. Ji Jinchuan pun memberinya payung. Xiao Cheng mengambilnya, sementara Ji Jinchuan duduk di kursi pengemudi, lalu melaju ke jalan utama. Xiao Cheng dan kedua pengawal lainnya berada di dalam mobil Chen Youran, mengikuti di belakang Maybach Hitam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.