Aku Pergi untuk Mencarimu
Aku Pergi untuk Mencarimu
Ji Jinchuan berdiri di tangga dan melihat piyama istrinya ditutupi dengan mantel, serta tangan kanan yang memegang ponsel dengan lampu senter yang masih menyala. Rambut wanita itu juga sedikit basah. Dia pun mengerutkan kening dan bertanya, "Kamu habis keluar?"
Malam ini, angin bertiup cukup kencang. Payung Chen Youran pun hampir tidak bisa menahan tekanannya dan arah air hujan sendiri menjadi sedikit miring karena diterpa angin dingin yang bertiup kencang. Hal itu membuat rambut Chen Youran dipenuhi dengan tetesan air hujan yang tampak seperti kabut.
"Aku pergi untuk mencarimu," tutur Chen Youran.
Ji Jinchuan menuruni tangga dan bertanya dengan penuh penasaran, "Kenapa kamu pergi untuk mencariku?"
Wajah Chen Youran sedikit pucat karena angin dingin. Dia berkata dengan mulut yang sedikit mengkerut, "Aku pikir kamu pergi keluar rumah. Jadi, aku pergi ke garasi untuk melihat mobilmu. Ternyata, mobilmu masih ada di sana."
Mendengar bahwa istrinya benar-benar pergi keluar, kening Ji Jinchuan semakin mengkerut. Terlebih lagi saat melihat pakaian yang dikenakan wanita itu. Dia merapatkan mantelnya dan memeluknya dengan erat. Kemudian, dia bertanya, "Di luar sedang hujan. Apa kamu tidak merasa kedinginan pergi keluar dengan memakai baju yang tipis?"
Chen Youran pun dituntun untuk menaiki tangga oleh Ji Jinchuan. Dia melihat wajah dingin pria di sampingnya dan balik bertanya dengan ragu-ragu, "Apa kamu marah?"
"Kalau sudah tahu aku akan marah, lain kali jangan melakukan hal yang bodoh seperti itu." Ji Jinchuan berkata dengan lemah.
Mendengar hal itu, Chen Youran menatap wajah pria di sampingnya selama beberapa detik. Ekspresinya lembut dan tanpa ada jejak emosi. Dia tidak bisa melihat apakah pria itu sedang marah atau tidak. Tetapi, dia merasa perlu untuk menjelaskan, dia pun berkata, "Aku tidak memiliki perhatian khusus untuknya. Aku hanya membuka situs web dan muncul beritanya secara tidak sengaja. Jangan marah ya…"
Ji Jinchuan melirik Chen Youran. Matanya menyapu pada rambutnya yang sedikit basah. Lalu, dia berkata, "Sepertinya, kamu masih tidak menyadari aku marah karena apa."
"Bukannya kamu marah karena aku melihat berita tentang Gu Jinchen?" Mata Chen Youran berkedip. Mata gelapnya yang sedikit basah karena air hujan itu tampak lebih bersinar di bawah lampu kristal.
Ji Jinchuan mengangkat tangannya dan mengarahkannya ke pinggang istrinya. Dia menyentuh pipi Chen Youran yang sedingin es itu, kemudian mencubitnya. Chen Youran pun menyeringai kesakitan. Dia tiba-tiba menyadari dan bertanya, "Apa kamu marah karena aku pergi mencarimu di tengah hujan?"
"Nah, itu kamu tahu." Merasa istrinya sudah menyadari kesalahannya, Ji Jinchuan mencubitnya lagi. Namun, cubitannya kali ini sedikit lebih ringan dan lebih terasa seperti mengelus.
"Aku takut kamu akan marah dan tidak ingin melihatku. Lalu, aku tidak bisa menemukanmu di mana pun." Suara Chen Youran terdengar hangat dan lembut. Ada sedikit keluhan juga dalam nada bicaranya. "Ngomong-ngomong, ke mana kamu pergi barusan?"
"Aku haus, jadi aku turun ke dapur untuk minum air." Wajah Ji Jinchuan tampak hangat seperti biasanya.
Aku turun dari lantai atas dan melewati ruang tamu. Apa dia tidak melihatku? Batin Chen Youran.
"Apa kamu tidak melihatku keluar?" tanya Chen Youran dengan ragu-ragu.
"Aku tidak melihatmu," jawab Ji Jinchuan. Ketika dia turun untuk mengambil air, dia berdiri di depan dispenser air dan memikirkan banyak hal. Mungkin dia terlalu asyik berpikir, jadi dia tidak memperhatikan ketika istrinya turun dari lantai atas. Ketika dia kembali ke kamar setelah mengambil air, dia tidak melihat siapa pun di sana. Dia lalu melihat ponselnya, rupanya ada panggilan masuk tak terjawab dari Chen Youran. Namun, dia tidak dapat menemukannya di mana-mana. Dia pun turun untuk mencarinya.
Keduanya pun kembali ke kamar. Chen Youran melepas mantelnya, menyalakan pemanas ruangan, dan perlahan menghangatkan tubuhnya.
"Kemarilah…" kata Ji Jinchuan sambil mengambil pengering rambut.
Chen Youran melangkah untuk duduk di dekatnya. Jari-jari Ji Jinchuan bergerak ke sana kemari di atas rambut hitamnya. Suasana kamar pun sangat tenang, hanya ada suara pengering rambut yang terdengar.
Mata Chen Youran tertuju pada bayangan dua orang di cermin rias. Ekspresi Ji Jinchuan sangat serius, sementara hari-jarinya yang ramping menembus rambutnya. Wajah pria itu tampak hangat dan santai. Dia tidak bisa melihat emosi apa pun di sana. Dia akhirnya berkata, "Aku baru saja membaca berita tentang Gu Jinchen. Apa kamu benar-benar tidak marah?"
Ji Jinchuan mengerutkan bibirnya dan bertanya, "Apa kamu menghubunginya setelah melihat berita tentangnya?"
Chen Youran tidak mengetahui kenapa suaminya bertanya seperti itu. Tetapi, dia berkata dengan jujur, "Tidak…"