Pernikahan Antara Keluarga Chen dan Keluarga Xu (1)
Pernikahan Antara Keluarga Chen dan Keluarga Xu (1)
"Kemarin kamu sudah mengucapkan terima kasih," ucap Gu Jinchen. Dia menghabiskan anggur di gelasnya, kemudian membungkuk untuk meletakkan gelas tersebut dan mengambil kotak rokok yang ada di atas meja. Dia mengambil satu batang rokok, meletakkannya di mulutnya, lalu menyalakannya. Dia bergerak sedikit ke samping untuk membuka jarak di antara mereka.
Yiyou menatap Gu Jinchen dan menggigit bibirnya. Xu Chengyan kemudian menepuk pahanya sendiri dan berkata, "Ayo kita bermain ayakan dadu saja…"
Setelah merokok, Gu Jinchen meminum beberapa gelas anggur. Dia lalu bangkit mengambil mantelnya di sampingnya. Dia menatap Xu Chengyan yang sedang bermain ayakan dadu dan berkata, "Aku pergi dulu."
Gu Jinchen berjalan keluar bilik dengan sedikit terhuyung. Setelah beberapa langkah, Yiyou dengan cepat mengejarnya dengan beralasan pergi ke kamar mandi. Dia mengejar Gu Jinchen dan berkata, "Presiden Gu, Anda minum terlalu banyak anggur. Apa Anda mau aku bantu untuk memanggilkan sopir untukmu."
Setelah keluar dari bilik, Gu Jinchen langsung mengenakan mantelnya. Setelan gelap itu membuatnya tampak semakin tampan. Dia melepaskan tangan Yiyou yang memegang tangannya dan berkata dengan lemah, "Tidak perlu…"
Yiyou sebenarnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat Gu Jinchen yang terus berjalan melewatinya dengan acuh tak acuh, akhirnya dia hanya bisa menutup mulutnya sambil melihat ke belakang dan berpikir.
***
Chen Youran pulang ke kediaman Keluarga Chen dan membawakan Tang Huiru oleh-oleh khas Wuzhen. Tang Huiru tampak sangat senang. Ketika mereka masih berbicara, seorang pelayan datang menghampiri dan berkata, "Nyonya, Nyonya Xu ingin bertemu Anda."
Tang Huiru tertegun dan bergumam, "Nyonya Xu?"
Chen Youran diam-diam menebak di dalam hatinya. Apakah itu ibu Xu Chengyan? Batinnya.
Ada banyak orang yang bermarga Xu di Kota A. Chen Youran berpikir bahwa mungkin saja itu orang yang berbeda dan bukan orang yang ditebaknya.
"Dia hanya mengatakan bahwa dia adalah Nyonya Xu. Dia memiliki mobil dan sopir khusus. Dia terlihat sangat bermartabat. Saya pikir, Nyonya Xu adalah teman Nyonya. Jadi, saya tidak bertanya lebih detail." Wajah pelayan itu tampak ragu-ragu.
Tang Huiru memikirkannya. Dia sepertinya tidak mengenal seorang wanita bermarga Xu, tetapi sang tamu sudah berada di luar pintu, jadi dia tidak mungkin mengusirnya. Dia pun memandang pelayan dan berkata, "Suruh dia masuk…"
Pelayan itu berjalan mundur setelah memberi jawaban. Setelah beberapa saat, dia memimpin seorang wanita berusia 40 tahunan ke dalam ruang tamu. Di belakang wanita itu, tampak seorang sopir yang membawa banyak hadiah di tangannya.
Chen Youran melihat wanita di belakang pelayan lekat-lekat, kini sudah terlambat baginya untuk kembali ke kamarnya. Dia bersandar pada ibunya secara refleks. Tetapi setelah berpikir, itu merupakan sikap yang terlihat bodoh. Dia pun berbalik dan duduk kembali. Apa yang dilakukan ibu Xu Chengyan di kediaman Keluarga Chen? Batinnya.
Berpikir dirinya telah bekerja sama dengan Xu Chengyan untuk menipu Xu Zhengqing dan istrinya, Chen Youran merasa malu jika harus menghadapi Nyonya Xu. Dia mencoba menghibur dirinya sendiri bahwa mungkin wanita itu datang untuk mencari Tang Huiru.
Ketika Tang Huiru melihat Nyonya Xu, dia sedikit tertegun. Kemudian, dia bangun dan menyapanya sambil tersenyum, "Nyonya Xu…"
Nyonya Xu mengenakan mantel bulu unta dan menenteng tas hitam di tangannya. Dia membalas dengan ramah, "Nyonya Chen, maaf mengganggu waktumu hari ini…"
"Nyonya Xu, itu tidak masalah." Tang Huiru berkata dengan suara hangat.
"Bibi Xu…" sapa Chen Youran sambil tersenyum.
"Sepertinya aku datang di saat yang tepat. Youran juga ada di rumah. Aku sedang mencarimu," tutur Nyonya Xu yang sangat gembira saat melihat Chen Youran juga ada di sana.
Ada apa Nyonya Xu mencariku? Kalau dia tahu aku dan Xu Chengyan telah menipu mereka, dia tidak akan datang dengan membawa begitu banyak hadiah, batin Chen Youran. Hatinya bergetar untuk beberapa saat. Dia memiliki banyak tebakan di dalam hatinya. Dia hanya bisa berdoa dalam hati bahwa tujuan kedatangan Nyonya Xu bukanlah yang ada di pikirannya.
"Nyonya, saya akan menunggu di dalam mobil," ucap sopir itu setelah meletakkan semua hadiah yang dibawanya di atas meja kopi. Kemudian, dia pergi keluar.