Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu akan Menyesal



Kamu akan Menyesal

1"Aku akan melihat berapa lama kamu akan bisa menjadi sombong seperti ini," kata Nyonya Shen yang mendengus dengan kesal. Kemudian, dia pergi meninggalkan kamar mandi.     

Setelah Nyonya Shen pergi, Chen Youran melihat dirinya di cermin. Wajah yang tergambar di dalam cermin tampak aneh, seolah-olah dia tidak mengenal dirinya sendiri. Setelah keluar dari kamar mandi, dia melewati sebuah bilik. Seorang pria keluar dengan ponsel di tangan kanannya dan menempelkannya di telinganya. Dia pergi ke samping untuk membuat panggilan telepon. Pria itu tidak menutup bilik itu rapat-rapat dan menyisakan celah selebar telapak tangan.     

Chen Youran tadinya lewat dengan terburu-buru. Namun setelah berjalan agak jauh, dia berpikir bahwa pria yang ada di dalam bilik itu tampak familier, jadi dia berjalan kembali ke pintu bilik. Terdapat pria dan wanita yang duduk di dalam bilik itu. Pria tersebut mengenakan kemeja hitam, dengan wajah dingin dan bibir tipis.     

Ketika pria yang keluar tadi kembali dari menerima panggilan telepon, dia melihat seorang wanita berdiri di pintu bilik yang melihat ke dalam melalui celah. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Nona, siapa yang kamu cari?"     

Chen Youran sedikit melongo untuk sementara waktu. Kemudian, dia menjawab, "Aku hanya lewat."     

Alis pria itu berkerut sedikit lebih kencang. Kemudian, dia berkata dengan suara dingin, "Apakah mungkin orang yang hanya lewat berdiri di sini dan tidak berjalan?"     

"Aku akan pergi sekarang," tutur Chen Youran yang hendak bergegas pergi.     

Tetapi, pria itu menarik lengan Chen Youran dan berkata, "Apa kamu menguping sesuatu?"     

"Tidak…" Chen Youran menggelengkan kepalanya.     

Pria itu berusia sekitar 40 tahunan. Wajahnya tampak merah setelah minum anggur. Dia lalu berkata, "Buka tasmu dan biarkan aku melihat apa ada kamera atau alat perekaman lainnya di dalamnya."     

Chen Youran tertangkap basah di depannya sedang memperhatikan orang yang ada di dalam bilik. Wajar jika pria itu menganggapnya sebagai reporter atau paparazi. Dia pun membuka ritsleting tasnya agar pria itu bisa melihat isi di dalamnya.     

Setelah itu, pria tersebut melihat isi di dalam tas Chen Youran. Karena merasa tidak puas, dia langsung mengambil tasnya dan menuangkan semua isinya ke lantai. Ponsel, cermin kecil, tisu makan, tisu wajah, kunci mobil, dan sebagainya berserakan di lantai. Pria itu memperhatikan dengan cermat barang-barang di lantai. Ketika dia melihat bahwa tidak ada alat perekam, dia mengembalikan tas itu kepada Chen Youran dan berkata, "Kamu bisa pergi…"     

Namun, Chen Youran tidak bisa menerima sikap pria itu. Terdengar suara tas jatuh ke lantai. Dia memandang pria di hadapannya dan mencibir, "Tuan, karena Anda sudah selesai melakukan pemeriksaan, bukannya Anda seharusnya mengembalikan barang-barangku."     

Pria itu menggosok dahinya yang terasa sedikit sakit. Kemudian, dia membalas, "Ambil sendiri…"     

"Kamu akan menyesalinya." Bibir merah Chen Youran sedikit terbuka, nadanya tidak dingin, tetapi ada sedikit ketegasan di dalamnya.     

Pria itu seolah mendengar lelucon yang bagus. Dia pun tertawa terbahak-bahak. Dia mengangkat kakinya dan menginjak tas Chen Youran. Lalu, dia menghancurkannya dengan keras. Dia merentangkan kedua tangannya dan tatapan matanya penuh provokasi.     

Apakah setelah mabuk, seseorang selalu merasa lebih kuat hingga bisa menggertak orang lain dengan mudah? Batin Chen Youran.     

Chen Youran ingin sekali menampar wajah pria itu, tetapi dia hamil. Dan pria yang mabuk pasti akan melawan. Dia sedikit mengangkat sudut bibirnya dan memunculkan senyum aneh di bibir merahnya. Pria itu berpikir betapa sombongnya Chen Youran. Melihat tindakannya barusan, dia pikir wanita itu akan menjadi lembut, namun tidak disangka sikapnya malah seperti itu. Hal itu membuatnya geram. Dia mengangkat tangannya dan mendorong pintu bilik itu.     

Ketika orang-orang di dalam bilik mendengar sesuatu di luar, mereka semua terdiam sejenak, tetapi tidak ada yang berniat keluar untuk melihat apa yang terjadi. Meskipun itu adalah sebuah hotel, beberapa kegaduhan memang sering terjadi. Pintu bilik didorong terbuka dan semua orang yang ada di dalamnya mendongak ke atas. Di luar pintu berdiri seorang wanita yang menggunakan mantel oranye yang panjangnya selutut, dengan sepasang sepatu bot pendek melilit kakinya yang ramping.     

Ji Jinchuan melihat Chen Youran berdiri di luar. Mata hitamnya seketika membelalak, dia terkejut. Dia bangkit, lalu berjalan ke arahnya.     

Pertanyaan Xu Chengyan barusan sudah membuat seluruh tubuh Chen Youran lemah tak berdaya dan provokasi pria di depannya membuat hidungnya sakit. Jadi, saat melihat Ji Jinchuan berjalan ke arahnya, Chen Youran bergegas berlari ke pelukannya sebelum suaminya itu mendekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.