Dia Bukan Wanitaku
Dia Bukan Wanitaku
"Hanya kamu yang bisa menjaganya," tutur Xu Chengyan. Dia lalu berdeham sebanyak dua kali dan teringat sesuatu. Dia bertanya dengan penuh antusias, "Apa favorit barumu ada di sini?"
Xu Chengyan sengaja memberikan penekanan pada kata 'favorit baru'. Mata bunga persiknya dipenuhi dengan senyum nakal. Gu Jinchen hanya menyipitkan mata padanya dan mengerutkan kening.
Kemudian, Xu Chengyan memanggil pelayan. Seorang manajer pelayan yang ada di luar menghampirinya dan menyapanya, "Ya, Tuan Muda Xu…"
"Apa gunanya sekelompok pria tanpa seorang pendamping wanita. Panggil beberapa orang wanita dan minta mereka datang ke sini," ucap Xu Chengyan. Tangan kirinya berada di sandaran sofa, sementara kedua kakinya menyilang.
"Baik," jawab manajer itu. Lalu, dia membalikkan badan dan pergi keluar bilik.
Namun, Xu Chengyan tiba-tiba menghentikannya. Dia mengarahkan ibu jarinya kembali ke Gu Jinchen dan berkata kepada manajer itu, "Presiden Gu ada di sini. Jangan lupa untuk membawa wanita itu ke sini."
Insiden tadi malam tidak besar, tetapi karena identitas Gu Jinchen, hal itu menyebar dalam semalam. Secara alami, manajer itu mengetahui siapa wanita yang dimaksud oleh Xu Chengyan.
Gu Jinchen mengerutkan kening dan berkata, "Dia bukan wanitaku."
"Aku tidak tahu namanya, jadi aku menyebutkan gelar sebagai pengganti namanya." Xu Chengyan berkata sambil tersenyum.
Beberapa menit kemudian, manajer itu membawa beberapa wanita masuk. Xu Chengyan memandangi wanita yang berdiri berbaris dan menyodok Gu Jinchen dengan sikunya. Kemudian, dia bertanya, "Yang mana? Biar kulihat selera Gu Shikang…"
"Yang kedua dari bawah," tutur Gu Jinchen sambil meminum anggur di tangannya dan menatap para wanita.
Xu Chengyan menatap wanita itu lekat-lekat. Wanita itu mengenakan gaun putih. Sosoknya mungil dan cantik. Wanita itu tampak memiliki mata yang hitam dan jernih. Dibandingkan dengan wanita lain yang mengenakan riasan tebal, wanita itu lebih terlihat polos, namun tetap cantik. Pada pandangan pertama, bisa diperkirakan bahwa wanita itu masih sangat muda.
Pada pandangan pertama, Xu Chengyan tidak menganggapnya luar biasa. Tapi pada pandangan kedua, dia akhirnya mengetahui mengapa Gu Jinchen ikut campur dalam hidupnya. Pasalnya, wanita itu tampak seperti Chen Youran, terutama matanya.
Xu Chengyan membungkuk dan bertanya, "Apa Gu Shikang menyukai kekasihmu?"
Gu Jinchen menatap Xu Chengyan dengan bingung.
Xu Chengyan kemudian berkata lagi, "Mata wanita ini sangat mirip dengan kekasihmu."
Ya, itu memang mirip dengan mata Chen Youran. Tadi malam, ketika wanita itu meraih lengan bajunya dan memohon padanya untuk menyelamatkannya, matanya yang ketakutan sangat merah, seperti Chen Youran. Gu Jinchen sendiri memiliki hati yang lembut, dia pun langsung menyelamatkannya.
Para anak bangsawan yang sedang berpesta ini diketuai oleh Xu Chengyan, jadi dia yang memilih lebih dulu. Dia menunjuk ke wanita yang diselamatkan Gu Jinchen dan bertanya, "Siapa namamu?"
Wanita itu memegang pakaiannya sendiri dan menjawab, "Yiyou."
Mendengar ada kata 'you' dalam namanya, Gu Jinchen mengangkat alisnya dan bertanya dengan suara ringan, "You yang bermakna apa?"
Wanita itu terus melihat Gu Jinchen sejak pertama kali dia masuk. Saat dia mendengar pria itu bertanya, dia menjawab, "'You' yang bermakna luar biasa."
Gu Jinchen tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengambil cangkirnya dan mengisinya dengan anggur. Setelah menyesap, matanya tampak kabur dan tidak menentu.
Xu Chengyan menunjuk ke Yiyou dan menepuk posisi di sampingnya sambil berkata, "Kemarilah."
Tampak ada kepanikan di dalam mata Yiyou. Bibirnya juga bergerak dengan penuh keraguan.
Xu Chengyan dan Gu Jinchen sedang duduk bersama, tetapi ada jarak kecil di antara mereka. Jadi, tempat yang diambil Xu Chengyan adalah di tengah-tengah di antara mereka. Manajer berpikir bahwa Xu Chengyan memesannya untuk Gu Jinchen, jadi dia mendorong Yiyou untuk segera mendekat.
"Masih tidak pergi? Merupakan suatu kehormatan bagimu untuk bisa disukai oleh Presiden Gu," kata si manajer.
Yiyou pun berjalan dan duduk di sebelah Xu Chengyan. Sementara itu, Gu Jinchen yang ada di sebelah kanannya diam-diam menyipitkan mata kepadanya.