Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Hanya Merasa Kasihan Padanya



Aku Hanya Merasa Kasihan Padanya

1Xue Ling dan Jian Rui sama-sama mengetahui bahwa menikah dengan pria yang melakukan pernikahan kedua adalah hal yang tabu. Akan tetapi, Xue Jie secara tidak langsung berbicara tentang menikah dengan orang yang lebih tua.     

"Aku tidak mau! Kamu adalah ayahku. Dan aku adalah satu-satunya putrimu. Mana mungkin aku bisa tahan menikahi seseorang yang lebih tua darimu dan menjadi ibu tiri bagi orang lain," teriak Xue Ling. Dia masih sangat muda, usianya baru menginjak 24 tahun. Dia tidak ingin menikah dengan seseorang yang lebih pantas menjadi ayahnya.     

Xue Jie yang merasa kesal dengan tangisan putrinya, kemudian meraung, "Lalu, apa yang akan kamu lakukan?!"     

Xue Ling terkejut dengan raungan ayahnya. Riasan wajahnya sudah dibasuh seluruhnya oleh air matanya. Dia menunduk dan merasa malu. Dia lalu berkata, "Aku bisa… aku bisa mengumumkan pada publik kalau aku pernah menjalin hubungan bersama Zheng Huai sebelumnya. Sebelum menikah, siapa yang tidak memiliki teman atau pacar."     

"Menggunakan cara itu juga bisa," jawab Xue Jie yang sempat ragu-ragu sejenak. Jika foto-foto ekstrim tersebar kepada publik, pada akhirnya dia akan kehilangan muka. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sekretarisnya.     

Jian Rui berjalan ke sisi Xue Ling. Dia mengambil tisu dan menyeka wajah putrinya itu sambil berkata, "Sudahlah, jangan menangis…"     

Mendengar Xue Jie menghubungi sekretarisnya untuk berurusan dengan media, Xue Ling berhenti menangis. Karena sudah menangis lama sekali, dia tidak bisa langsung berhenti dalam waktu sekejap. Dia terisak-isak selama beberapa saat. Kemudian, dia berpikir dalam hati, siapa yang mengirimkan foto-foto itu? Siapa yang ingin menghancurkan aku?     

***     

Chen Youran dan Ji Jinchuan meninggalkan hotel tempat acara tersebut berlangsung. Mereka berencana pergi untuk makan malam. Namun, karena Chen Youran merasa sedikit kedinginan karena pakaian yang dikenakannya, mereka akhirnya kembali ke Teluk Nanhai terlebih dahulu.     

"Tuan Muda, Nyonya Muda, kenapa kalian kembali cepat sekali?" Bibi Wu terkejut melihat mereka kembali secepat itu.     

"Pesta pertunangannya sudah hancur," jawab Chen Youran sambil melemparkan tas tangannya ke sofa. Hal itu lebih dari sekedar kehancuran, tetapi juga merupakan hal yang memalukan.     

Menebak bahwa mereka pasti belum makan, Bibi Wu berkata, "Saya tidak tahu kalau kalian akan kembali secepat ini, jadi saya tidak memasak untuk kalian. Tunggu sebentar, saya akan memasak untuk kalian."      

Kemudian, Bibi Wu dia bergegas pergi ke dapur. Namun, Chen Youran memanggilnya dan berkata dengan suara lembut, "Bibi Wu… Kami akan makan nanti saja. Kamu tidak perlu khawatir."     

Ji Jinchuan sendiri menunggunya di ruang tamu, sementara Chen Youran kembali ke kamar untuk mengganti pakaiannya. Setelah lebih dari 10 menit, dia kembali turun ke lantai bawah. Mendengar langkah kaki yang datang dari tangga, Ji Jinchuan menatapnya. Dia meletakkan majalah di tangannya dan bangkit dari duduknya. Dia juga tak lupa membawa tas tangan Chen Youran yang berada di atas sofa.     

Chen Youran mengambil alih tas itu dan mereka keluar dari ruang tamu. Setelah masuk ke mobil, dia bertanya, "Kita mau makan apa?"     

"Kamu saja yang memutuskan," jawab Ji Jinchuan sambil memutar mobilnya dan keluar dari vila.     

Kepala Chen Youran menghadap ke jendela dan sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba, dia berkata, "Sepertinya aku ingin makan gorengan."     

"Hal-hal semacam itu bisa dimakan sebagai camilan di malam hari. Untuk sekarang, aku ingin memakan makanan yang normal." Ji Jinchuan sedikit mengerutkan alisnya. Hal semacam itu, di mata Presiden Ji yang lahir dengan sendok emas, dianggap sebagai sesuatu yang tidak higienis.      

Chen Youran tadi mengatakan hal tersebut asal-asalan. Dia tidak menyangka pria itu tidak mau berkompromi dengannya. Dia kembali berpikir, kemudian berkata, "Makan makanan barat saja."     

Mata Ji Jinchuan terus melihat ke depan dan mengemudi dengan sangat fokus. Ketika mendengar perkataan Chen Youran, dia hanya meliriknya dan menjawab dengan ringan. Dia tidak mendengar ucapan keluar dari mulut istrinya untuk waktu yang lama. Dia pun melihat wanita yang bersandar di jendela dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Akhirnya, dia bertanya, "Kamu kenapa?"     

"Sedang memikirkan tentang Xue Ling." Chen Youran berkata dengan suara pelan.     

Ji Jinchuan menyipitkan mata padanya dan bertanya, "Kamu merasa simpati padanya?"     

"Tidak, aku hanya merasa dia menyedihkan," jawab Chen Youran sambil menggelengkan kepalanya.     

Ketika Chen Youran mengetahui bahwa Xue Ling bertunangan dengan He Jiashan hanya demi perusahaan Keluarga Xue, dia jadi teringat dengan dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.