Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Jangan Main-main



Jangan Main-main

3Saat ini, Xue Ling sudah bersiap-siap. Dia mengenakan gaun berwarna merah dengan model satu bahu. Tali pada bahu dihiasinya dengan mawar buatan tangan, lalu bagian bawahnya dihiasi dengan dua pita. Bagian itu juga dihiasi dengan lapisan kelopak. Pengerjaan yang sangat indah membuat sosoknya yang cantik semakin terlihat sangat memesona.     

Ruang ganti berada di lantai dua, jai dia harus menuruni tangga untuk memasuki ruang perjamuan. Begitu dia menuruni anak tangga terakhir, tangannya dicengkeram oleh orang yang sudah menunggu di pintu masuk tangga dan menyeretnya ke ujung koridor. Dia mencoba melepaskan dirinya beberapa kali, tetapi tangan kuat pria itu menggenggam pergelangan tangannya dengan erat, bahkan hampir meremukkan lengannya. Dia lalu menggunakan tangan lainnya untuk menarik tangannya dan meronta.     

"Zheng Huai, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!"     

Langkah kaki pria itu semakin besar. Xue Ling yang tidak bisa mengikut langkah kakinya dengan sepatu hak tingginya hampir seperti diseret oleh pria itu. Di ujung koridor, pria itu membuka pintu sebuah ruangan dan menyeretnya masuk. Pencahayaan di dalam tidak terlalu bagus, tapi dia bisa melihat kemarahan di wajah Zheng Huai dengan jelas.     

Zheng Huai mengertakkan gigi dan bertanya, "Apa kamu benar-benar ingin menikah dengannya?"     

Xue Ling menepis tangan Zheng Huai dan mengusap pergelangan tangannya yang sakit karena cengkeramannya yang kuat barusan. Dia lalu menjawab, "Sebenarnya, aku juga tidak ingin terlibat dengan pria itu. Tetapi, siapa yang tahu dia memiliki ayah yang cakap."     

"Jangan menikah dengannya, ya? Aku sangat menyukaimu. Aku mencintaimu sejak pertama kali bertemu denganmu." Zheng Huai tiba-tiba merendahkan suaranya dan hampir terdengar seperti memohon. Dia akan selalu ingat bahwa pertama kali dia bertemu Xue Ling adalah pada perayaan tahunan perusahaan Keluarga Xue. Xue Ling menghadiri jamuan makan bersama Xue Jie. Wanita itu mengenakan gaun merah cerah dan tampak seperti seorang ratu. Walau hanya melihatnya sekali di keramaian, dia tidak pernah melupakan wajah Xue Ling lagi. Dia selalu bermimpi mereka bertemu lagi suatu hari secara kebetulan. Sejak saat itu, dia mulai merindukannya dalam kesepian.     

Seperti sebuah lagu, sosok Xue Ling terukir di dalam benak Zheng Huai. Dia sesekali datang ke perusahaan, tetapi dia hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Sampai akhirnya, dia secara resmi memasuki perusahaan Keluarga Xue dan memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Malam setelah mabuk adalah momen paling membahagiakan baginya. Dia berpikir bahwa antusiasme Xue Ling malam itu sama seperti dirinya. Namun, setelah keesokan harinya, wanita itu memperingatkannya untuk tidak mengatakan apa-apa. Jika orang lain tahu, wanita itu akan menyuruhnya untuk meninggalkan perusahaan Keluarga Xue. Kejadian itu membuatnya menyadari bahwa semuanya adalah hasratnya sendiri yang tak berbalas. Namun, dia menyukainya, jadi dia tidak peduli dengan sikap Xue Ling terhadap dirinya. Sayangnya, sekarang wanita ini sudah bertunangan dan akan menikah dengan pria lain, jadi entah bagaimana mungkin dia bisa menerimanya.     

Xue Ling tidak terpengaruh oleh permohonan Zheng Huai dan berkata dengan dingin, "Meskipun aku tahu bagaimana karakter He Jiashan, tetapi aku akan menjadi Nyonya Muda di keluarganya ketika aku menikah dengannya. Lalu, apa yang bisa kamu berikan kepadaku kalau aku bersamamu?"     

Zheng Huai menunduk ke bawah dan berkata dengan suara serak, "Aku akan mencoba yang terbaik untuk memberikanmu yang terbaik."     

"Apa hal terbaik yang bisa kamu lakukan untukku?" Sudut bibir merah Xue Ling yang cantik penuh dengan cibiran. "Semua yang kamu miliki adalah hal yang diberikan oleh perusahaan Keluarga Xue. Apalagi yang kamu miliki kalau kamu meninggalkan perusahaan kami?"     

"Aku…" Zheng Huai tidak bisa berkata-kata. Setelah bekerja keras selama bertahun-tahun, dia berhasil menduduki posisi Manajer Departemen R&D. Dia benar-benar tidak punya apa-apa jika meninggalkan perusahaan Keluarga Xue.     

Kalimat 'apa yang bisa kamu berikan padaku' yang keluar dari mulut Xue Ling benar-benar membuat Zheng Huai tidak bisa berkata apa-apa lagi. Wajahnya seketika berubah menjadi pucat. Xue Ling menatapnya dengan tatapan dan senyuman mencibir. Lalu, dia berbalik dan berjalan pergi.     

Zheng Huai mengulurkan tangannya ke arah pintu ruangan tersebut untuk menghalangi jalan Xue Ling dan berkata, "Aku bisa memberimu hati… He Jiashan tidak bisa melakukannya. Aku lebih baik darinya."     

"Apa gunanya ketulusan? Yang aku inginkan adalah kehidupan sebagai Nyonya Muda." Xue Ling mencibir dengan dingin. Keserakahan dan kesombongannya rupanya merangsang Zheng Huai. Pria itu memegangi bahunya dan menatapnya dengan marah.     

Di bawah tatapan matanya yang galak, kesombongan Xue Ling langsung lenyap dalam sekejap. Dia pun berkata, "Jangan main-main…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.