Masing-masing Mempersiapkan Hadiah
Masing-masing Mempersiapkan Hadiah
"Hadiah pertunangan? Itu kan milik Bibi, kenapa kamu yang mencemaskannya?" Istri Lin Cheng Zhi tidak bisa menahan tawa.
"Kamu tidak mengerti," ucap Lin Cheng Zhi dengan tidak berdaya. Dia menyilangkan kedua tangannya dan terus mondar-mandir. "Sepertinya aku lebih baik pergi ke tempat Ayah untuk berdiskusi." Setelah dia mengatakannya, dia hendak pergi. Tapi dia ditahan oleh istrinya.
Istri Lin Cheng Zhi menatapnya dengan pandangan yang tidak percaya. "Lihatlah sudah jam berapa sekarang. Tidak bisakah kamu menunggu sampai besok? Lagipula, semua hadiah sudah ada di kediaman. Tamu kita juga masih di sini. Sekalipun kamu mencemaskan hadiah pertunangan, apa yang akan dipikirkan oleh orang lain?"
Lin Cheng Zhi tertegun sejenak. Kemudian, dia menatap istrinya dan bertanya. "Apa yang akan dipikirkan oleh orang lain?" Dia tidak merasa ada yang salah jika dia berdiskusi dengan ayahnya.
"Suamiku, hadiah pertunangan itu dikirimkan untuk Bibi. Bahkan Ayah tidak akan menyentuhnya. Dia pasti akan meninggalkan hadiah-hadiah itu sebagai mahar untuk menikahkan Bibi di Kekaisaran Phoenix agar Bibi tidak malu. Itulah mengapa aku memberitahumu agar kamu tidak khawatir. Jika ada orang yang mencemaskannya, itu Ayah, bukan kamu."
Istri Lin Cheng Zhi diam sejenak. Lalu, dia lanjut berkata. "Kamu hanya keponakannya. Kamu jauh lebih muda!"
Ketika Lin Cheng Zhi mendengarnya, dia memikirkannya kembali dan akhirnya menyerah. "Lupakan saja. Kita bisa membahasnya setelah mereka pulang! Benar, membahas hal ini ketika para tamu masih di sini rasanya kurang tepat."
Meskipun Lin Cheng Zhi mengatakan bahwa dia akan mengabaikan masalah ini sekarang, namun dia sebenarnya ingin mencari kesempatan untuk memeriksa seratus botol obat sebelumnya.
Keesokan paginya, hari sangat cerah. Feng Jiu sarapan dengan Su Xi lalu keluar bersama Kepala Keluarga Geng, Leng Shuang dan delapan Penjaga Feng. Karena mereka menempuh perjalanan yang jauh ke sana, Feng Jiu ingin mengajak mereka jalan-jalan dan melihat keindahan negeri tingkat tiga.
Ketika Lin Bo Heng mencari Feng Jiu dan Kepala Keluarga Geng, dia mendengar bahwa mereka sudah pergi berjalan-jalan.
"Tidak ada yang menemani mereka?" Lin Bo Heng bertanya sambil mengerutkan alisnya. Dia merasa bahwa itu membuat Keluarga Lin terkesan tidak ramah.
"Kakak."
Su Xi berjalan menghampirinya. Ketika dia melihat reaksi Lin Bo Heng, dia pun tertawa. "Aku ingin menemani mereka, tapi Gadis Kecil Feng bilang kalau dia sudah pernah datang ke sini dan sudah akrab dengan daerah ini. Itulah mengapa dia mengajak rombongannya untuk berjalan-jalan. Karena ada banyak orang di kelompok mereka, aku tidak ikut."
"Membiarkan tamu berjalan-jalan di kota sendirian menunjukkan bahwa kita tidak cukup ramah." Lin Bo Heng menggeleng sambil mengerutkan alisnya.
"Tenang saja, kita adalah keluarga." Su Xi tertawa. Dia menarik tangan Lin Bo Heng dan berkata. "Kakak, aku dengar hadiah pertunangan yang dikirimkan sangat spektakuler sehingga semua orang terpana. Ahh, bagaimana aku bisa melewatkannya!"
"Hahaha, kamu tidak perlu khawatir. Semuanya adalah milikmu. Kakak tidak akan pernah menyentuhnya. Ketika waktunya tiba, selain hadiah pertunangan itu, Kakak juga akan mempersiapkan sesuatu untukmu. Kakakmu yang lain juga bilang kalau mereka sedang mempersiapkan sesuatu. Selain itu, jangan lupakan keponakanmu. Kamu akan menikah dengan mahar yang mewah."
"Kakak, bukan itu maksudku." Su Xi tidak bisa menahan tawa. Ketika dia mendengar bahwa kakak-kakak dan keponakannya sedang mempersiapkan mahar, hatinya tersentuh.
Lin Bo Heng terkekeh dan berkata. "Mereka datang mendadak. Aku tidak punya kesempatan memberitahu Ayah dan Ibu. Tapi ketika kamu menikah, mereka pasti akan menghadirinya."
Ketika mereka memikirkan orang tua mereka, mereka mulai tersenyum.