Dokter Hantu yang Mempesona

Menguping



Menguping

3"Sulit bagi orang lain, tapi mudah bagimu." Xuanyuan Mo Ze tersenyum tipis dan memandang dua orang yang ada di jalan. Dia berkata. "Sangat sulit bagi orang lain mendapatkan sebotol obat untuk meningkatkan kultivasi meskipun mereka punya banyak uang. Tapi kamu bisa membuatnya dengan mudah. Itulah mengapa kamu tidak kesulitan membantu Kakekmu meningkatkan kultivasinya."     

Feng Jiu juga memandang dua orang yang ada di jalan. Kedua matanya berbinar dan tampak licik. "Dibandingkan dengan topik pembicaraan ini, aku merasa kalau pemandangan ini lebih menarik daripada apa yang pernah kita lihat. Kakek menemani seorang wanita berbelanja. Ah! Pemandangan ini sangat tidak biasa!"     

Xuanyuan Mo Ze menggeleng ketika dia melihatnya. "Mengikuti dari belakang? Kamu saja yang pergi. Aku tidak mau." Dia tidak suka mengikuti orang lain. Jika dia melakukannya, maka yang dia ikuti adalah Feng Jiu.     

"Baiklah, kamu bisa tetap tinggal di penginapan dan beristirahat. Aku akan mengikuti mereka dan memeriksanya." Feng Jiu langsung berdiri. Dia memanggil Leng Shuang dan Leng Hua. Kemudian, mereka meninggalkan penginapan dan pergi menuju ke jalan.     

Saat ini, Kepala Keluarga Feng sedang diseret di jalanan oleh Su Xi. Dia tersipu malu dan berbisik. "Su Xi, kita mau pergi kemana?"     

"Bukankah kamu ingin menemaniku jalan-jalan dan berbelanja?" Su Xi menjawabnya.     

"Kakak bilang dia akan mengantarmu pulang dua hari lagi. Tapi kamu harus mengingat janjimu. Setelah kamu pulang, jangan lupa kirimkan kado pertunangan. Jangan pergi tanpa memberikan kabar."     

"Tidak, tidak akan." Kepala Keluarga Feng terus melambaikan tangannya.     

Feng Jiu berada tidak jauh di belakang. Dia berjalan bersama dengan Leng Shuang dan Leng Hua. Mereka beberapa kali berhenti untuk melihat-lihat barang di kios. Tapi mereka sebenarnya menguping percakapan antara dua orang yang ada di depan.     

Ketika Feng Jiu mendengar bahwa Bibi Su Xi memintanya untuk mengirimkan kado pertunangan setelah pulang, dia langsung merasa kagum. Hubungan antara Kakeknya dengan Bibi Su Xi berkembang pesat. Mereka bahkan sudah membicarakan tentang pernikahan.     

Feng Jiu terus mendengarkan dengan penuh rasa ingin tahu. Dia akhirnya mendengar kabar yang membuatnya merasa terkejut.     

"Ingat, sekarang aku sudah menjadi milikmu. Tapi jangan membuatku menunggu terlalu lama."     

Ketika Kepala Keluarga Feng mendengarnya, kedua telinganya memerah.      

Dia pun berbicara dengan pelan. "Su Xi, kita sedang ada di jalan!"     

"Memangnya kenapa kalau kita ada di jalan? Aku bicara jujur."     

"Iya, iya. Aku tahu. Aku tahu." Kepala Keluarga Feng mengusap keringatnya. Untung saja dia tidak mengenal siapa pun di sini. Kalau tidak, maka dia tidak akan bisa mempertahankan kehormatannya.     

Feng Jiu memegang kipas untuk menutupi mulutnya yang menganga karena kaget. Dia melihat gadis yang menjual kipas di depannya sehingga gadis itu pun tersipu malu.     

"Tuan, Tuan Muda, apakah kamu menyukai kipas ini?"     

Feng Jiu kembali sadar setelah linglung sejenak. Dia tersenyum dengan tenang pada gadis itu. "Aku menyukainya. Aku akan membeli kipas ini." Setelah itu, dia memberikan isyarat agar Leng Hua membayarnya.     

Feng Jiu memandang dua orang yang semakin menjauh. Dia memutuskan untuk tidak mengikuti mereka lagi. Dia mengetahui dua berita besar hari ini. Hatinya tidak tahan lagi. Saat ini, jantungnya berdetak dengan kencang. Dia memandang Bibi Su Xi dan mengaguminya.     

Bibi Su Xi bukanlah orang yang sederhana, ah! Dia terlalu hebat! Karakter yang luar biasa! Feng Jiu benar-benar mengaguminya. Tanpa diduga, Bibi Su Xi hanya membutuhkan sedikit waktu untuk membuat Kakek menyelesaikan urusannya.      

Feng Jiu memperhatikan raut wajah Kakeknya. Ketika mereka berdua menikah, maka Kakeknya pasti akan menjadi suami yang takut pada istrinya.     

"Tuan Muda, mereka sudah sangat jauh." Leng Hua berbisik dan menyadarkan Feng Jiu yang sedang melamun.     

"TIdak, kita tidak akan mengikuti mereka. Aku perlu mencari tempat untuk bersantai." Feng Jiu menghela nafas dan menepuk dadanya.     

"Ada kedai teh kecil di sana. Apakah Tuan ingin duduk sebentar?" Leng Hua menunjuk kedai teh yang ada di ujung jalan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.