Dokter Hantu yang Mempesona

Berkunjung



Berkunjung

1Ketika Leng Hua melihat Feng Jiu dan Xuanyuan Mo Ze sudah bangun, dia menyuruh agar sarapan disajikan. Lalu, dia duduk di meja yang berbeda.     

"Apa yang akan kamu lakukan setelah kamu bertemu dengan Kakekmu?" Xuanyuan Mo Ze bertanya sambil sarapan.     

"Tentu saja aku akan meminta pendapat Kakek. Jika dia ingin pulang, maka aku akan pulang dengannya. Jika dia ingin tinggal di sini, maka aku akan pulang dan memberitahu Ayah tentang kondisi Kakek agar dia tidak khawatir." Feng Jiu memakan bubur dan lauk tambahan. Setelah diam sejenak, dia bertanya. "Bagaimana denganmu? Apakah kamu tidak mau pulang?'     

"Aku tidak terburu-buru." Xuanyuan Mo Ze selesai sarapan dan meletakkan sumpitnya. Kemudian, dia menyaksikan Feng Jiu makan.     

"Apakah kamu sudah selesai makan?" Feng Jiu mengangkat alisnya. "Makanannya tidak sesuai dengan seleramu?"     

"Aku sudah kenyang." Xuanyuan Mo Ze menatapnya dan berkata. "Kamu bisa makan lebih banyak."     

Feng Jiu tersenyum dan berhenti bicara. Dia segera menghabiskan makanannya lalu menyeka bibirnya. Setelah itu, dia berdiri. "Ayo pergi!"     

Xuanyuan Mo Ze mengerutkan kening karena Feng Jiu menghabiskan bubur dengan cepat. "Jangan terburu-buru kalau makan."     

"Baik, baik. Aku tahu." Feng Jiu menjawabnya dengan pasrah. Dia merasa bahwa Xuanyuan Mo Ze bersikap seperti pelayan tua yang suka mengoceh dan mengatur hal-hal kecil.     

Setelah mereka berdua makan, bawahan mereka yang duduk di meja lain segera menghabiskan sarapan. Mereka mengikuti kedua Tuan mereka keluar dari penginapan dan pergi ke Kediaman Lin. Lokasi penginapan tidak jauh dari Kediaman Lin sehingga mereka tidak perlu terburu-buru. Mereka berjalan dengan santai selama setengah jam sebelum sampai di depan gerbang Kediaman Lin.     

Leng Hua mengetuk pintu gerbang sedangkan yang lain menunggu.     

Seorang pria tua membukakan pintu. Setelah dia memperhatikan orang-orang yang berdiri di belakang Leng Hua, dia bertanya. "Tamu yang terhormat, siapa yang ingin anda kunjungi?"     

"Saya di sini untuk mengunjungi..." Feng Jiu mulai bicara. Kemudian, dia diam sejenak dan melihat sekelilingnya. Dia akhirnya tersenyum. "Kepala Keluarga Feng."     

Pria tua itu segera membuka pintu setelah dia tahu bahwa mereka adalah tamu Kepala Keluarga Feng. "Tamu yang terhormat, silahkan masuk. Saya akan memberitahukan kedatangan anda." Dia memerintahkan seseorang untuk mengantarkan mereka ke ruang tamu dan minum teh sedangkan dia melapor kepada Kepala Klan.     

Lin Bo Heng sedang sarapan di halaman. Ketika dia mendengar laporan dari pria tua itu, dia terkejut dan bertanya. "Katakan sekali lagi. Seorang pria berbaju merah dan seorang pria berbaju hitam. Mereka datang untuk mencari San Yuan?"      

San Yuan tidak punya kenalan selain mereka di negara ini. Bagaimana bisa ada yang ingin bertemu dengannya?      

"Benar, bawahan tua ini melihat penampilan mereka yang luar biasa. Tidak seperti orang biasa. Mereka datang untuk mencari Pak Tua Feng. Jadi saya mengundang mereka ke ruang tamu untuk minum teh."     

"Mm, pergilah dan beri tahu San Yuan. Aku akan menemui mereka." Lin Bo Heng berdiri dan menyuruh pelayan itu pergi melapor. Kemudian, dia pergi ke ruang tamu.     

Setelah dia tiba di ruang tamu, dia melihat ada dua sosok pria. Satu berbaju merah dan satunya berbaju hitam. Mereka berdua duduk di ruang tamu dengan tiga pria dan seorang wanita yang sedang berdiri di belakang mereka. Dia pun mengawasi mereka secara diam-diam. Tapi ketika dia memandang pria berbaju hitam, dia tersentak dan tidak bisa memalingkan pandangannya.      

Lin Bo Heng merasa agak ketakutan, tapi dia berusaha menenangkan diri dan berjalan ke depan sambil tersenyum. "Saya adalah Lin Bo Heng, Ketua Klan Lin. Saya mendengar dari pelayan bahwa ada tamu yang datang. Dari mana dua tamu terhormat ini berasal?'     

Ketika Lin Bo Heng bicara, pandangannya tertuju pada pemuda berbaju merah. Dia memuji pemuda itu dalam hati. Pemuda itu terlihat sangat tampan dan memancarkan aura flamboyan. Dia juga memancarkan aura yang anggun. Penampilannya seperti pemuda yang ugal-ugalan tapi menawan. Pemuda itu jelas-jelas bukanlah orang biasa.     

Sedangkan pria berjubah hitam itu. Dia memiliki kedalaman yang tidak terduga. Lin Bo Heng bahkan tidak berani menilainya. Dia tahu bahwa kedua pria yang datang berkunjung ke rumahnya hari ini sangatlah luar biasa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.