Tidak Dapat Menahan Satu Pukulan
Tidak Dapat Menahan Satu Pukulan
Setelah suara yang mengandung energi spiritual terdengar, semua orang di sekitar arena mendengar pengumuman itu dengan jelas. Keluarga Luo tersenyum puas dengan hasilnya.
"Babak kedua dimulai, tolong kedua belah pihak mengirimkan orang-orang mereka untuk bertarung!"
Ketika pengumuman putaran kedua datang, Tuan Bijak Hun Yuan tersenyum pada Feng Jiu sambil menyipitkan matanya. "Pak tua ini akan menemui mereka." Sosoknya memasuki arena dalam sekejap.
Orang-orang dari Keluarga Luo memperhatikan pria itu sejenak. Kemudian, mereka saling memandang dan mengirimkan seorang pria paruh baya ke arena. Ketika para Kepala Keluarga dari beberapa klan tersembunyi melihat bahwa Keluarga Luo mengirim seorang pria paruh baya yang kultivasinya berada di tahap awal tingkat Surgawi, mata mereka langsung berbinar.
Mereka tahu bahwa Keluarga Luo bermaksud untuk kalah di babak kedua. Karena tidak ada keluarga yang bisa menang melawan pria tua itu, maka mereka harus mengirim seseorang untuk bertarung secara acak.
Namun, bahkan jika mereka kalah di babak kedua, hasilnya hanya seri. Mereka masih bisa membalikkan keadaan dan menang pada babak ketiga.
Setelah orang itu berteriak "Mulai!", pria tua itu langsung menyerang. Dia terbang secepat kilat. Sebelum pria paruh baya itu bereaksi, dia telah datang di belakangnya. Tangannya menggenggam bahu lawan sedangkan tangan lainnya lengan lawan.
Suara retakan tulang terdengar jelas, diikuti oleh teriakan pria paruh baya itu.
"Aaah!"
Serangan itu terlalu mendadak. Mereka tahu kekuatan pria tua itu tak terduga, tapi mereka tidak tahu dia bisa menyerang dengan sangat cepat dan bahkan mematahkan tangan pria paruh baya itu dalam serangan pertama.
Suara retakan tulang terdengar sangat tajam dan jelas. Meskipun bukan mereka yang terluka, namun hati mereka langsung ketakutan.
Terutama ketika orang-orang dari Keluarga Luo melihat pemandangan ini, wajah mereka sehitam arang dan mata mereka tertuju pada pria tua itu seperti pisau. Pada saat ini, mereka semua merasa bahwa pria tua itu telah bertindak terlalu jauh dan mematahkan tangan lawannya dengan satu gerakan.
Tapi mereka tidak ingat bahwa pada ronde sebelumnya, Tetua Agung telah menyerang lawannya dengan ganas dan bahkan sampai hampir membahayakan nyawa Zhuo Junyue.
Bahkan tanpa adanya pertempuran, pemenang dan pecundang di babak ini sudah diputuskan. Namun, pria tua itu tidak berhenti. Dia bahkan tidak memberi lawan kesempatan untuk mengakui kekalahan. Dia mencengkram leher lawannya dari belakang. Ketika para penonton mengira dia akan membunuh, pria tua itu hanya mengangkat tubuh pria paruh baya itu sampai kakinya terlepas dari tanah. Sesaat kemudian dia tiba-tiba menendang bagian belakang lutut lawan.
"Kratak!"
"Hiss! Aaah…"
Suara patah tulang disertai dengan jeritan menyayat hati menyebar ke sekeliling arena. Seorang Kultivator Surgawi yang luar biasa tidak mampu melawan dan hanya bisa menderita pukulan. Kerumunan di sekitar arena tersentak melihat pemandangan itu dan mereka langsung ketakutan.
"Keluar!"
Pria tua itu meraih bahunya, mengangkatnya dan melemparkannya keluar dari lingkaran. Ketika orang-orang dari Keluarga Luo melihatnya, mereka dengan cepat naik ke arena dan menangkap pria paruh baya yang lemah itu.
"Dia tidak bisa menahan satu pukulan pun!"
Pria tua itu mendengus dingin. Tatapannya tertuju pada Kepala Keluarga Luo dengan jijik seolah-olah ingin berkata: 'Lihatlah orang-orang Keluarga Luo, tidak ada dari mereka yang menjanjikan.'
Kepala Keluarga Luo merasakan darahnya mengalir deras ke kepalanya. Dia menatap pria tua itu dengan marah. Perasaan haus darah meluap dari tubuhnya. Matanya beralih dari pria tua itu ke Feng Jiu yang berdiri dengan santai sambil menggendong seorang bayi di lengannya. Niat membunuh melintas di matanya dengan cepat.