Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Terduga



Tidak Terduga

1Ketika Feng Jiu mendengar asumsi Tuan Bijak Hun Yuan, sudut bibirnya berkedut dan dia melirik Tuan Bijak Hun Yuan dengan takjub. "Pak tua, sia-sia saja kalau kamu tidak menjadi pendongeng."     

"Kamu tidak percaya padaku?" Pria tua itu menatapnya. "Pak tua ini telah hidup dalam waktu yang lama dan melihat lebih banyak kejadian daripada kamu. Pak tua ini bisa menebak hal-hal seperti itu dengan akurat."     

"Ya, ya, ya. Kamu menakjubkan."     

Feng Jiu terlalu malas untuk bertengkar lagi, dia hanya berkata, "Apakah kamu tidak mencari sesuatu untuk dimakan? Aku akan membawa anak itu ke bawah pohon lebih dulu. Kamu bisa mencari hewan liar sendiri. Tetap aman dan jangan terlalu jauh. "     

Setelah dia selesai berbicara, dia mengambil semua barang bayi dari tangan pria tua itu, meletakkannya di ruang dimensi dan kembali bersama dengan bayi yang ada di pelukannya.     

"Sungguh anak yang tidak berperasaan, meninggalkan seorang pria tua sendirian di sini." Tuan Bijak Hun Yuan memarahi dengan pelan. Akhirnya, dia berjalan menuju ke arah lain dari hutan dan siap menangkap dua kelinci atau dua ular untuk dimakan.     

Feng Jiu membawa bayi itu kembali ke pohon tempat dimana ranting-ranting sudah ditumpuk. Dia melihat tidak ada orang di sekitarnya jadi dia masuk ke ruang dimensi bersama bayi di pelukannya. Setelah dia meletakkan bayi itu, dia menanggalkan pakaiannya dan menyeka tubuhnya lalu dia memakai jubah biru baru. Ketika dia melihat bayi itu menangis lagi, dia segera pergi untuk menjemputnya.     

"Baiklah, jangan menangis, anak baik, jangan menangis." Dia membujuk dengan lembut tapi bayi itu terus menangis.     

Dia berpikir sejenak dan matanya tertuju pada perut bayi itu. "Apakah kamu lapar?" ucapnya dengan sedikit terkejut. "Apa yang harus dilakukan?" Dia melangkah keluar dari ruang dimensi dan berjalan di bawah pohon dengan bayi ada di lengannya. Dia merasa agak khawatir.     

Bayi ini baru berusia beberapa bulan dan belum bisa mengkonsumsi makanan padat. Tidak ada apa pun di tempat ini yang bisa dimakan oleh bayi…     

"Ah! Ada!"     

Dia mengeluarkan sebotol larutan nutrisi dari ruang dimensi sambil tersenyum dan menepuk-nepuk mulut bayi di lengannya. "Ini adalah keberuntunganmu untuk bertemu denganku. Aku punya larutan nutrisi untuk makananmu."     

Dia menemukan tempat untuk duduk, menggendong bayi di satu tangan dan menyuapinya dengan seteguk kecil larutan nutrisi di tangan lainnya. Feng Jiu tidak bisa menahan tawa ketika dia melihat bayi itu membuka mulutnya lebar-lebar seperti burung lapar yang melahap makanan. Dia terlihat sangat lucu.     

"Si kecil, kamu lebih menggemaskan daripada harimau putih kecil."     

Setelah bayi itu perlahan-lahan diberi makan dengan sebotol larutan nutrisi, pria tua itu berjalan kembali sambil membawa dua ekor ayam spiritual dan memberi tahu Feng Jiu, "Aku ingin menangkap dua kelinci atau dua ular, tapi aku tidak melihatnya. Untungnya, aku menangkap dua ekor ayam spiritual. Kalau ini dipanggang, aku pikir dagingnya akan terasa segar dan empuk. Ayo, ayo, aku akan memberikannya kepadamu. "     

Dia memelintir leher ayam, lalu melemparkannya langsung ke tanah dan pergi mendekati Feng Jiu untuk menggendong bayi itu. Dia ingin membiarkan Feng Jiu memanggang ayamnya sendiri.     

"Cuci tanganmu dengan air." Feng Jiu menatap tangannya. "Bayi ini baru berusia beberapa bulan dan dalam kondisi kesehatan yang buruk. Kamu baru saja memegang ayam dengan tanganmu, jadi kamu harus mencucinya sebelum memegangnya. "     

"Baiklah, baiklah. Kamu terlalu cerewet." Pria tua itu mengeluarkan kantong air dan menuangkan air untuk mencuci tangannya, lalu dia menyeka tangannya hingga bersih. Setelah itu, dia menatap Feng Jiu. "Tidak apa-apa 'kan sekarang?"     

Feng Jiu menyerahkan bayi dalam gendongannya kepada Tuan Bijak Hun Yuan "Pegang dia dan istirahatlah di sini. Ada mata air tidak jauh di depan. Aku akan berurusan dengan dua ayam ini dulu."     

"Tidak apa-apa, silakan!"     

Pria tua itu menggoda bayi dalam gendongannya dan melihat bahwa bayi itu menatapnya dengan mata yang jernih dan murni.. Tiba-tiba, dia mendengar suara poof dan seluruh tubuhnya menjadi kaku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.