Dokter Hantu yang Mempesona

Kenapa Tidak Memujanya Sebagai Guru



Kenapa Tidak Memujanya Sebagai Guru

2Nyonya Besar tenggelam dalam ingatannya. Karena akupunktur, dia memejamkan matanya secara perlahan dan tertidur. Ketika dia membuka matanya lagi, dia melihat Feng Jiu telah menyingkirkan jarumnya.     

"Apakah sudah selesai?" Dia bertanya. Suaranya yang tua terdengar agak serak.     

Feng Jiu menuangkan segelas air untuknya. "Tolong minum segelas air! Tenggorokan anda akan lebih nyaman." Dia menyerahkan air itu padanya dan lanjut berkata, "Kami sudah selesai dengan perawatan hari ini. Saya akan kembali dua kali lagi, besok dan lusa. Saya akan menyiapkan obat untuk anda minum nanti. Setelah beberapa waktu, semua penderitaan lama anda akan teratasi."     

Nyonya Besar mengangguk. "Terima kasih banyak."     

"Ini yang harus saya lakukan." Feng Jiu tersenyum dan berdiri. "Saya tidak tahu apa lagi yang bisa saya lakukan untuk anda."     

"Kamu tidak berhutang apapun kepada kami. Kamu telah melakukan lebih dari cukup untuk kami." Nyonya Besar menepuk tangan Feng Jiu. "Ini sudah sangat larut. Kembalilah dan istirahatlah."     

"Baiklah, saya pergi dulu." Feng Jiu akhirnya berbalik badan dan pergi. Dalam sekejap, sosoknya menghilang dengan tenang ke dalam kegelapan malam.     

"Nyonya Besar." Wanita paruh baya masuk dari luar dan menatap majikannya yang sedang duduk di sofa empuk. Ketika dia melihatnya sedang berada dalam semangat yang baik, dia bertanya, "Nyonya Besar, apakah anda bisa beristirahat?"     

"Aku tidak bisa tidur. Temani aku mengobrol!" Nyonya Besar memberikan isyarat padanya untuk duduk dan berbicara.     

"Baik." Wanita paruh baya itu datang dan duduk di sampingnya. Malam itu, lentera di halaman kecil menyala sampai fajar.     

Dini hari berikutnya, Zhuo Junyue meninggalkan kediaman. Dia pertama kali pergi ke pelelangan di kota untuk mencari tahu apakah ada tiga tanaman obat yang disebutkan oleh Feng Jiu kemudian menjelajahi apotek berusia seratus tahun di seluruh kota untuk mengajukan pertanyaan. Dia tidak kembali sampai sore.     

Sebaliknya, Feng Jiu tidur sampai tengah hari. Ketika dia keluar dari pintu, dia melihat pria tua itu berjalan di sekitar halaman dan tampak tertekan. Rasanya jarang melihat pria tua seperti ini jadi dia bertanya, "Apa yang salah? Apa yang kamu lakukan pagi-pagi begini?"     

Pria tua itu meliriknya. "Pagi apa? Ini sudah sore. Hanya kamu yang bisa tidur sampai selarut ini."     

Dia mengangkat alisnya dan memandangnya yang tampak terlalu ragu untuk berbicara. Feng Jiu pun tersenyum. "Apakah ada sesuatu untuk dikatakan? Kenapa kamu tidak berbicara? Aku merasa tidak nyaman melihatmu begitu gugup." Saat dia berbicara, dia datang ke halaman serta meregangkan tubuhnya.     

Jarang sekali pria tua itu tidak menatapnya dengan marah kali ini, tapi justru meliriknya terus menerus. Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, dia akhirnya menjawab, "Pak tua ini baru saja menerima berita. Ada sesuatu yang harus aku tangani."     

Feng Jiu tercengang saat dia mendengar ini. "Itu saja? Silahkan! Kenapa kamu pusing seperti ini?"     

"Pak tua ini hanya takut setelah aku pergi, kamu juga akan menyelinap pergi. Siapa yang tahu jika aku tidak dapat menemukanmu di Menara Pil Surgawi selanjutnya." Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bergumam dan menatapnya dengan gelisah.     

Ekspresi wajah Feng Jiu tampak masam saat dia mendengar jawabannya. "Itu adalah toko milikku. Pernahkah kamu mendengar bahwa seorang bhikkhu tidak bisa melarikan diri dari kuilnya? Apa yang perlu dikhawatirkan? Jika kamu tidak dapat menemukanku di sini, maka pergilah ke Menara Pil Surgawi di Kota Seratus Sungai. Lagipula, aku tidak perlu menghindar darimu, kan? "     

"Jadi, kamu tidak akan bermain petak umpet dengan pak tua ini?" Mata Tuan Bijak tampak cerah. "Setelah aku menyelesaikan pekerjaanku, aku akan pergi ke Kota Seratus Sungai untuk mencarimu. Bisakah kamu menemukan waktu untuk mengajariku Tai Chi?"     

Ketika dia mengatakan ini, dia menatapnya dengan aneh.. "Apakah karena pak tua ini tidak memanggilmu Tuan? Kalau tidak, pak tua ini bisa memujamu sebagai Guru sekarang." Untuk mempelajari teknik itu, bagaimana mungkin dia tidak memujanya sebagai Guru lebih dulu?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.