Berangkat Di Pagi Hari
Berangkat Di Pagi Hari
Shangguan Wanrong mengalami penderitaan di tangan mereka. Dia menolak membiarkan putrinya Feng Jiu diganggu oleh mereka juga! Sejak dia meninggalkan Kediaman Shangguan, dia sudah memutuskan bahwa dia tidak akan mengakui hubungan darah dengan mereka.
"Baiklah! Ibu, aku tidak akan membicarakan mereka lagi. Ada masalah lain yang ingin aku diskusikan denganmu." Feng Jiu berkata sambil memegang tangan ibunya.
Shangguan Wanrong tersenyum ketika dia mendengarnya. "Ada apa? Katakan padaku."
"Aku berniat pergi ke Kota Shun Yan untuk memeriksa penyakit yang dialami oleh Penguasa Kota. Jika aku bisa menyembuhkannya, maka aku bisa mendapatkan tanaman obat langka dengan mudah. Meskipun demikian, aku perlu mencari cara lain jika dia tidak bisa disembuhkan. Setelah aku pergi, kemungkinan besar aku akan langsung pergi dari Kota Shun Yan ke Pegunungan Langit. Aku akan pergi sekitar dua hingga tiga bulan jadi…"
Meskipun kesehatan Shangguan Wanrong telah membaik selama beberapa hari terakhir, namun Feng Jiu masih khawatir karena dia akan pergi selama dua sampai tiga bulan.
Setelah Shangguan Wanrong mendengarnya, dia menepuk tangan Feng Jiu sambil tersenyum dengan lembut. "Kalau begitu, pergilah! Jangan khawatirkan Ibu. Aku akan baik-baik saja di sini. Selain itu, kesehatanku juga berangsur-angsur membaik. Tapi... apakah kamu pergi sendirian? Kamu harus meminta Mo Ze untuk menemanimu agar kamu memiliki pendamping yang bisa saling membantu di sepanjang jalan."
"Ya, aku tahu. Aku berencana pergi ke Istana Neraka dalam perjalanan ke Kota Shun Yan. " Feng Jiu tersenyum dan mengangguk. "Jangan khawatir. Leng Shuang, Leng Hua dan Du Fan akan berada di rumah. Mereka akan menjagamu dengan baik."
"Baiklah, Ibu tahu." Shangguan Wanrong menatap Feng Jiu dengan penuh kebanggaan. Bertahun-tahun telah berlalu dan dia tidak pernah menyangka bahwa putrinya dan Feng Xiao akan menjadi wanita yang luar biasa.
Hari ini, Feng Jiu mengatur segala keperluan di rumah. Dia meninggalkan beberapa pil dan obat cair pada Leng Hua dan yang lainnya. Pada saat yang bersamaan, dia juga mengingatkan mereka untuk berlatih kultivasi karena dia berharap agar kekuatan mereka meningkat dengan cepat.
Keesokan harinya, dia menuntun Pak Tua Putih keluar dari rumah sebelum langit mulai cerah. Ketika semua orang hendak mengantarnya pergi, suara ayam berkokok tiba-tiba terdengar dari halaman.
Feng Jiu mengangkat alisnya karena suara itu. Dia pun berhenti berjalan. "Apakah itu adalah Bulu Hijau?"
"Iya, Nona. Ayam itu telah menemukan jalan ke rumah ini dan berkokok setiap pagi." Du Fan melirik Bulu Hijau yang bertengger pada bukit di halaman sambil tersenyum.
Feng Jiu mengangguk. "Ya, aku memang mendengar ayam jantan berkokok. Aku pikir itu milik keluarga lain. Tapi bukankah Bulu Hijau adalah ayam betina? Ayam betina tidak berkokok, 'kan?"
Shangguan Wanrong yang sedang ditopang oleh Leng Shuang tiba-tiba terkekeh. "Secara alamiah, binatang spiritual tidak bisa dibandingkan dengan binatang biasa. Bagaimanapun juga, itu termasuk jenis unggas spiritual."
"Itu benar." Feng Jiu menepuk Pak Tua Putih dan berkata kepada ibunya. "Ibu, lihat! Kudaku juga bukanlah kuda biasa." Setelah berbicara, dia tertawa terbahak-bahak.
Pak Tua Putih mendengus dan mengangkat kepalanya karena ejekan dari Feng Jiu. "Itu benar, aku adalah Pak Tua Putih yang unik."
"Baiklah, ayo pergi." Feng Jiu menuntun Pak Tua Putih keluar dan berkata kepada mereka. "Kalian tidak perlu mengantarkan aku lebih jauh."
"Nona, hati-hati di jalan." Du Fan dan yang lainnya berbicara secara bersamaan.
"Jaga dirimu baik-baik dan berhati-hatilah." Shangguan Wanrong juga menasihatinya.
"Tentu saja." Setelah Feng Jiu meninggalkan rumah, dia melompat ke punggung Pak Tua Putih dan melambaikan tangan kepada pada mereka. Dia pun mempercepat laju kudanya dan menghilang di antara orang-orang di jalanan...