Dokter Hantu yang Mempesona

Festival Lampion



Festival Lampion

3Ketika Feng Jiu mendengarnya, dia tidak bisa menahan senyuman. "Kamu belum bisa dianggap sebagai pria. Kamu hanyalah anak kecil." Setelah mengatakannya, dia melihat bahwa anak itu mulai merajuk lagi. Anak itu persis seperti Tuan Neraka. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tangan dan menyentuh pipinya.     

"Dasar anak kecil. Kamu selalu merajuk. Apakah kamu tidak takut kalau kamu akan cepat tua?" Meskipun demikian, Feng Jiu diam-diam tersenyum. Dia tidak berani menyentuh wajah Tuan Neraka, tapi dia tidak punya masalah kalau menyentuh wajah anak kecil itu.     

Anak itu mengangkat tangannya dan berkata, "Jangan menggosok wajahku."     

"Hari ini adalah tanggal lima belas. Sekarang adalah Festival lampion. Kita akan pergi ke istana untuk makan bersama. Setelah itu, aku akan mengajakmu berjalan-jalan mengelilingi Festival Lampion. Bagaimana?" Feng Jiu bertanya sambil tersenyum. Dia menatap anak kecil yang angkuh di hadapannya.     

"Baik." Anak itu menjawabnya dengan agak senang.     

Pada malam hari, mereka pergi bersama menuju ke istana. Karena Su Xi masih dalam masa kurungan dan tidak bisa keluar, mereka mengadakan makan malam sederhana dan bermain dengan bayi sebentar sebelum pergi keluar.     

Pada malam Festival Lampion, jalanan di kota dipenuhi dengan lampion warna warni. Selain itu, ada teka-teki yang bisa ditebak oleh pengunjung dan pertunjukan kembang api. Kegembiraan terpancar dari berbagai arah.     

Tuan Neraka Kecil melihat lampion-lampion yang berbeda sambil berjalan di sebelah Feng Jiu. Matanya agak goyah. Dia berhenti di dekat beberapa lampion. Setelah memperhatikan seluruh lampion, tatapannya tertuju pada lampion bunga teratai. Dia melihat teka-teki di bawahnya dan berkata kepada penjual. "Ambil yang ini."     

"Oh, anak pintar! Jika kamu bisa menebak teka-teki itu, maka lampion itu akan ku berikan secara gratis. Jika kamu tidak bisa menebak teka-teki itu, maka kamu harus membayarnya." Penjual berbicara sambil tersenyum. Dia menurunkan lampion bunga teratai dan berkata, "Tuan Muda, teka-teki pada lampion bunga teratai ini adalah: merah di satu sisi, hijau di satu sisi, angin bahagia di satu sisi, hujan bahagia di satu sisi. Silahkan tebak satu kata. "     

"Musim gugur." Tuan Neraka Kecil menjawab sambil mengulurkan tangannya. "Berikan padaku."     

Senyuman di wajah penjual itu membeku. Dia memeriksa jawaban teka-teki sebelum menyerahkan lampion kepada Tuan Neraka Kecil. Dia akhirnya berkata sambil tersenyum. "Tuan Muda sangat cerdas. Anda bisa langsung menebaknya. Anda benar, jawaban teka-teki adalah musim gugur. Lampion bunga teratai ini akan menjadi milik anda."     

"Apakah kamu suka dengan lampion ini?" Feng Jiu berjalan mendekat dan mengambil sebuah lampion berbentuk ikan. "Kupikir kau akan menyukai yang ini." Dia melambaikan lampion di tangannya dan menyerahkannya kepada anak itu.     

Tuan Neraka Kecil melirik Feng Jiu sebentar sebelum mengambil lampion di tangannya. Ketika dia mengambil lampion itu, dia juga memberikan lampion bunga teratai kepadanya dan berkata. "Ini untukmu."     

"Untukku?"     

Feng Jiu tersenyum. Dia merasa terkejut dan senang. "Terima kasih."     

Ketika Tuan Neraka Kecil melihat wajah Feng Jiu yang gembira, matanya melebar. Dia berusaha keras untuk mempertahankan raut wajahnya yang datar. Namun, dia tidak bisa menahan sudut bibirnya yang meringkuk dan mengungkapkan keceriaan.     

"Lampion apa lagi yang kamu inginkan? Aku akan memberikannya padamu." Tuan Neraka Kecil memegang lampion berbentuk ikan yang diberikan pada Feng Jiu. Dia menatap Feng Jiu dengan penuh percaya diri. Dia yakin bahwa dia bisa mendapatkan lampion manapun selama Feng Jiu menyukainya.     

"Satu lampion sudah cukup, ayo pergi! Mari kita pergi ke depan dan makan kue mini." Feng Jiu tersenyum. Dia memegang lampion di satu tangan dan menggenggam tangan anak itu dengan tangan lainnya.     

Mereka berdua berjalan menuju ke kios di depan untuk makan kue mini. Mereka juga berdesakan untuk menonton pertunjukan di jalan. Akhirnya, mereka menyaksikan kembang api. Saat tengah malam, mereka kembali ke kediaman untuk beristirahat.     

Setelah Tuan Neraka Kecil mandi, dia berbaring di tempat tidur dan memandang wanita yang sedang berdiri di dekat jendela. Wanita itu sedang memandang tempat yang jauh. "Apa yang kamu lihat?"     

"Sekarang adalah malam kelima belas, aku ingin tahu apakah racun pembekuan sudah beraksi?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.