Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Pertarungan Tak Terkendali



Pertarungan Tak Terkendali

1"Dhuaar! Dhuaar!"      

Aliran Yuan Power yang sangat tak terkendali bergulung hebat di area sekitar. Bau anyir darah bercampur dengan niat membunuh memenuhi langit. Saat ini, seolah langit di sana berubah warna menjadi merah darah.      

Kondisi medan berbatu luas sekarang benar-benar kacau. Dua pasukan saling beradu. Tak ada omong kosong yang terlontar. Yuan Power digerakkan, dan banyak ilmu bela diri yang dikerahkan. Hingga pada akhirnya, serangan itu diarahkan dengan beringas oleh murid-murid bermata merah pada lawan di hadapan mereka.      

Pertarungan sekacau itu hanya bisa dideskripsikan menggunakan kata 'sengit'.      

"Dhuaar!"      

Cahaya merah terang pekat muncul di medan pertarungan. Ying Huanhuan duduk di antara pusaran cahaya tersebut. Heavenly Phoenix Zither diletakkan di lututnya. Sepasang tangan yang lembut dan sempurna seperti giok berpendar dengan cahaya neon samar ketika mendarat pada siter.      

Sekarang ini, ada dua orang dengan seringai dingin berdiri di depan Ying Huanhuan. Mereka adalah Panglima Jiwa Yuan Gate dan sudah naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Dalam waktu hanya beberapa menit, mereka berdua berhasil membuat belasan lebih murid Sekte Dao terluka parah.      

"Habisi wanita itu."      

Dua Panglima Jiwa Yuan Gate menatap lekat pada Ying Huanhuan yang menghadang pergerakan mereka. Dua orang itu lantas bertukar pandang dan segera menerjang di waktu bersamaan dengan koordinasi yang tergolong baik.      

Wajah Ying Huanhuan yang biasanya terlihat cantik serta ceria, kini dipenuhi dengan hawa dingin ketika menatap dua orang yang menyerangnya dengan ekspresi mengerikan. Matanya yang lebar menatap ke arah dua Panglima Jiwa Yuan Gate, sementara corak biru es terpancar di sana.      

"Dhuaar!"      

Jari-jari lembut Ying Huanhuan memetik dawai siter. Tak lama kemudian, jari-jari itu mendadak bergerak, lalu musik siter merdu terdengar. Dua gelombang sonik merah yang sangat liar dan ganas seketika dikerahkan. Dua gelombang itu memiliki kecepatan yang sangat mencengangkan saat menghantam keras pada dua sosok yang menyerang ke arah Ying Huanhuan.      

"Dhuaar!"      

Gelombang sonik meledak pada badan dua praktisi tersebut. Kekuatan yang tidak terkendali dan agresif langsung membuat dua orang itu terhempas sampai mereka mundur dengan menyedihkan. Pandangan mereka sudah memperlihatkan sorot mengerikan ketika dua orang itu kembali mendarat di tanah.      

Ying Huanhuan sekarang juga sudah naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan beberapa hari lalu. Dengan bantuan Heavenly Phoenix Zither miliknya, wanita itu sudah bisa menghentikan dua Panglima Jiwa Yuan Gate seorang diri.      

"Kalian berdua sekarang akan membayar karena perbuatan kalian sudah melukai murid-murid Sekte Dao-ku!"      

Aura dingin memenuhi wajah Ying Huanhuan. Pandangan matanya sedingin es ketika dia memandang ke arah dua orang yang kini memperlihatkan raut terkejut. Tak lama kemudian, dua tangan lembutnya mendadak terjatuh ke permukaan siter, dan cahaya merah mengerikan yang bercampur dengan gelombang sonik jernih kembali dikerahkan. Serangan-serangan itu menyapu ke arah dua Panglima Jiwa Yuan Gate dari semua arah.      

"Yuan Gate masih memiliki empat Panglima Jiwa."      

Qing Ye menatap ke arah medan pertarungan di mana Ying Huanhuan berada dari kejauhan. Tak lama kemudian, pandangan matanya menatap dengan sorot mencekam ke arah empat penjuru lainnya. Murid-murid Yuan Gate di tempat itu memiliki momentum yang sangat beringas ketika dipimpin oleh empat Panglima Jiwa lainnya.      

"Aku akan menangani salah satu dari mereka!" Kakak seperguruan Aula Flood, Mu Li, berkata dengan suara rendah. Dia cukup kuat untuk bertarung melawan praktisi ahli Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Walaupun dia mungkin tidak bisa mengalahkan pihak lawannya, tapi dia mampu menghentikannya.      

"Aku juga hanya bisa menangani salah satu dari mereka." Qing Ye menggertakkan giginya. Pria itu juga sudah berhasil bertahan dari sebuah Nirvana Tribulation akhir-akhir ini dan naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Namun kekuatannya sekarang hanya setara dengan satu Panglima Jiwa. Karena bagaimanapun juga, dia tidak memiliki Pure Yuan Treasure yang bisa membantunya.      

"Bagaimana dengan dua Panglima Jiwa lainnya?"      

Mu Li mengernyit. Sangat sulit bagi seorang murid biasa untuk menandingi seorang praktisi Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Kalau mereka sampai meninggalkan pertahanan, maka bakal menjadi pukulan besar bagi moral murid-murid di sana.      

Qing Ye mengernyitkan alisnya erat. Dia merasa tidak berdaya. Yuan Gate memang lebih kuat dibandingkan mereka. Pasukan Sekte Dao hanya bisa berusaha keras pada situasi sekarang.      

"Serahkan urusan dua orang itu padaku."     

Suara jernih mendadak terdengar dari samping ketika Qing Ye merasa tidak berdaya. Sesaat kemudian, Qing Ye melihat sebuah sosok langsing berbaju hitam membawa sabit raksasa hitam yang muncul di sana. Hal yang membuatnya terkejut yaitu, rupanya sosok itu adalah Qingtan.      

"Kau…" Duo Qing Ye tercengang saat menatap Qingtan.      

"Aku akan melawan mereka berdua." Qingtan menatap ke arah dua Panglima Jiwa Yuan Gate. Gadis itu memegang sabit hitam di tangannya dan kembali mengulang ucapannya.      

"Apa kau bisa melakukannya?" Qing Ye sontak bertanya. Dia merasa agak khawatir kalau Qingtan hanya berpura-pura kuat. Jika sampai ada insiden terjadi…     

Qingtan menatap ke arahnya tapi tak menjawab apapun. Namun tak lama kemudian, Qing Ye merasakan kalau terdapat cahaya hitam yang sangat gelap dan jahat mendadak menyeruak dari badan Qingtan. Udara di mana cahaya hitam itu menyebar seolah memperlihatkan tanda-tanda memadat.      

"Benar-benar Yuan Power yang gelap dan mengerikan!"      

Qing Ye dan Mu Li tercengang ketika memandang ke arah Qingtan yang diselimuti oleh cahaya hitam. Yuan Power gadis itu agak berbeda dengan mereka. Yuan Power mereka adalah percampuran energi Yin dan Yang. Namun, Yuan Power Qingtan terbuat dari energi Yin yang sangat murni…     

"Aku pergi dulu."      

Qingtan tak berniat membuat waktu. Setelah mengucapkan kata-kata itu, sosoknya yang cantik lantas berubah menjadi cahaya hitam, kemudian bergegas bergerak. Hingga pada akhirnya, sabit besar Qingtan menari dan dua cahaya hitam yang sangat hitam dan mencekam menyapu ke arah dua Panglima Jiwa Yuan Gate.      

"Humph, darimana gadis kecil itu berasal? Kau cari mati!"     

Dua Panglima Jiwa itu segera tertawa murka ketika Qingtan rupanya berani menyerang mereka. Dua orang itu bergerak dan mengerahkan pukulan seperti seekor harimau dan macan tutul. Angin telapak tangan yang beringas dan tak terkendali menyelimuti sosok Qingtan.      

"Swuush! Swuush!"      

Qingtan tidak mundur ketika berhadapan dengan serangan mereka. Kilau dingin aneh berpendar di permukaan sabit besar di tangannya, dan senjata itu mendadak diayunkan ke depan sesaat kemudian.      

"Chi!"      

Sabit besar itu menyerang. Siapapun dapat melihat dimensi di depannya tercabik dan retakan-retakan terbentuk. Dalam sekejap, pedang tajam terlihat di atas kepala seorang Panglima Jiwa. Sepertinya serangan Qingtan sudah menembus dimensi.      

"Klang!"      

Kilau pedang terlontar dari sisinya dan kemudian menghadang pedang yang melayang turun. Baru setelahnya, Panglima Jiwa itu mundur dengan kewalahan. Namun, sebagian daging di puncak kepalanya sudah terpangkas. Darah segar segera mulai menetes.      

"Berhati-hatilah. Sabit di tangan gadis itu agak aneh!" Pandangan mata Panglima Jiwa yang berbeda terbelalak ketika melihatnya, kemudian berseru dengan suara lirih.      

Qingtan menatap ke arah dua wajah yang terlihat terkejut di sana. Tanpa menunggu lebih lama, sabit hitam di tangannya kembali diayunkan. Angin-angin tajam bertiup lagi, dan mengepung dua orang itu di dalamnya. Dua Panglima Jiwa itu tidak berani mengurangi kecepatan sedikitpun. Mereka segera memfokuskan diri dan bertarung dengan kekuatan penuh.      

"Kita juga sebaiknya segera mulai bertarung."     

Qing Ye dan Mu Li menghela napas lega ketika mereka melihat Qingtan rupanya bisa menghentikan dua Panglima Jiwa. Mereka saling memandang. Sosok mereka akhirnya terbang dan bergegas menuju medan pertarungan bersama-sama. Hingga pada akhirnya, mereka menghadang dua Panglima Jiwa Yuan Gate terakhir.      

"Dhuaar! Dhuaar!"      

Teriakan pertarungan terdengar dari medan berbatu sampai ke langit. Jika melihat sekilas, pandangan mata semua orang tampak memerah dan haus darah. Terkadang, bakal ada seseorang yang memuntahkan darah sambil dihempas sampai terbang mundur. Orang-orang itu bakal mendarat di luar medan pertarungan, dan tidak ada siapapun yang tahu apakah mereka masih hidup atau sudah mati.      

Dua belah pihak tidak memperlihatkan rasa iba ketika bertarung. Peristiwa itu bukan kompetisi duel. Alih-alih, pertarungan melawan musuh yang sebenarnya!      

Kelompok besar murid of Nine Heavens Supreme Purity Palace berdiri di sebuah gunung cukup jauh dari medan berbatu. Saat ini, ada perubahan samar di ekspresi mereka ketika menyaksikan pertarungan hidup dan mati yang terjadi di sana. Cahaya merah terus-menerus terpancar di mata mereka.      

"Orang-orang itu semua terlibat pertarungan berdarah … Permusuhan di antara Sekte Dao dan Yuan Gate memang sulit untuk dimediasi…" Seseorang di dalam kerumunan lantas menghela napas. Murid-murid Sekte Dao dan Yuan Gate seperti musuh yang sama sekali tidak berakal ketika bertemu di Kompetisi Sekte Agung. Saat mereka bertarung, orang-orang itu seakan memiliki dendam yang tak bisa diredakan dengan lawan mereka.      

"Kekuatan total murid-murid Yuan Gate memang lebih besar. Kurang bijak jika Sekte Dao bertarung secara langsung melawan mereka seperti ini…" Wu Qun memandang ke arah medan pertarungan berdarah di depannya. Pandangan matanya mengandung sorot mengerikan ketika dia berbicara.      

"Benar. Selain itu, aku penasaran kemana Lin Dong dari Sekte Dao itu pergi … Apa dia benar-benar takut dengan Yuan Cang dan tidak berani memperlihatkan diri?" Seseorang ikut angkat bicara.      

"Kak Lin Dong tidak takut dengan Yuan Cang!"     

Seseorang di sisi mereka segera menyahut ketika ucapan itu dilontarkan. Pria itu lantas memiringkan kepalanya dan melihat kalau rupanya pihak yang berbicara adalah Su Rou. Gadis itu memperlihatkan ekspresi marah di wajahnya yang cantik. Orang itu sontak tertawa datar dan tidak berani berkata lebih jauh.      

Mata Su Rou menatap medan pertarungan di bawah. Pertarungan itu sangat tragis. Kematian serta luka-luka terus-menerus terjadi di murid-murid Sekte Dao.      

Teriakan merana yang bersahut-sahutan jelas membuat Su Rou sadar kalau pertarungan itu sudah bukan duel latihan biasa. Alih-alih, merupakan pertarungan berdarah yang sebenarnya.      

"Pertarungan paling kritis masih terfokus pada Chen Gui dan Yuan Cang…" Wu Qun mendongak dan menatap ke langit di atas. Yuan Power mengerikan menyeruak tak terkendali dari tempat itu, dan dua sosok seperti hantu saling beradu dengan secepat kilat. Suara seperti gemuruh rendah bisa terdengar tiap kali dua orang itu beradu.      

"Kak Wu Qun, siapa yang punya kesempatan lebih besar untuk menang?" tanya seorang murid.      

Wu Qun ragu-ragu sesaat ketika mendengarnya. Baru setelahnya dia menjawab, "Qingzhu pernah berkata kalau Yuan Cang adalah orang yang sangat berbahaya. Bahkan dia bakal kesulitan mengalahkan Yuan Cang … Chen Gui mungkin juga punya reputasi yang kuat, tapi … Yuan Cang sepertinya punya kesempatan besar untuk menang."      

Su Rou di sisinya merasa hatinya agak sesak ketika mendengar penjelasan Wu Qun. Gadis itu mengepalkan tangannya erat dan menoleh. Tatapan matanya terlihat agak cemas ketika dia menatap ke arah cakrawala. Gadis itu tahu kalau Chen Gui sampai kalah di tangan Yuan Cang, maka Sekte Dao bakal langsung kalah…      

"Kak Lin Dong … Kau sebaiknya segera kembali…"      

…..     

Dua sinar cahaya bergegas melintasi langit dengan sangat cepat di lokasi yang jauh dari tempat di mana pertarungan besar terjadi. Ledakan sonik bersuara rendah yang tercipta karena kecepatan tinggi mereka menarik perhatian berpasang-pasang orang di bawah.      

Ekspresi Lin Dong terlihat mengerikan. Dia menengadahkan kepalanya dan menatap ke arah di kejauhan. Ada bau anyir darah yang menguar dari tempat itu…      

"Kak Xiaoxiao … Kalian semua harus menungguku!"     

Lin Dong mengepalkan tangannya erat. Sayap naga hijau di punggungnya mengepak dan kecepatannya kembali meningkat ke batas maksimal!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.