Derita
Derita
"Darkness Ancestral Symbol?"
Tak sedikit praktisi berindera tajam di area itu. Oleh karenanya, mereka segera merasakan gejolak energi misterius tersebut. Teriakan segera menyebar seperti riak-riak air.
Yuan Cang mengernyit ketika menatap ke arah Darkness Ancestral Symbol yang muncul dari titik di antara alis Qingtan. Gejolak energi yang menguar dari simbol itu sangat mirip dengan Darkness Ancestral Symbol. Tapi … ada sesuatu yang aneh…
Darkness Ancestral Symbol tidak selemah ini…
Mata Yuan Cang berkedip. Sesaat kemudian, alisnya terangkat naik seolah dia memikirkan sesuatu. Pria itu lantas bergumam, "Benda itu adalah simbol yang diciptakan berdasar pada Darkness Ancestral Symbol…"
Mata Yuan Cang sangat tajam. Hanya dengan beberapa petunjuk, dia bisa menyimpulkan kalau 'Darkness Ancestral Symbol' milik Qingtan bukan simbol yang sebenarnya.
"Darkness Ancestral Symbol adalah benda paling berharga milik Istana Kegelapan, dan 'Simbol Leluhur' itu hanya duplikatnya yang sempurna. Kemungkinan hanya beberapa monster sesepuh agung di Istana Kegelapan yang bisa membuatnya. Siapa memangnya gadis itu? Bagaimana dia bisa mendapatkan benda seperti itu?" Mata Yuan Cang berkedip dan dia terus-menerus menebak identitas Qingtan.
"Jangan-jangan dia berasal dari Istana Kegelapan?"
Yuan Cang menautkan alisnya. Jika memang demikian, maka perkembangan situasinya akan cukup merepotkan. Istana Kegelapan tidak lebih lemah jika dibandingkan dengan Yuan Gate. Kalau Yuan Cang sampai membunuh gadis itu, maka kemungkingkinan Istana Kegelapan tidak akan tinggal diam. Selain itu, fakta gadis tersebut bisa mendapatkan replika 'Darkness Ancestral Symbol' memperlihatkan kalau kemungkinan statusnya di Istana Kegelapan tergolong cukup luar biasa…
"Dhuaar! Dhuaar!"
Sementara ekspresi Yuan Cang berubah-ubah, sinar cahaya hitam mengerikan mendadak meledak keluar dari 'Darkness Ancestral Symbol' yang muncul di titik di antara alis Qingtan. Cahaya hitam itu lantas menggumpal di udara. Hingga pada akhirnya, cahaya itu berubah menjadi sosok hitam raksasa yang tidak terlalu jelas terlihat. Aliran energi yang sangat samar tapi beringas menguar dari sosok tersebut.
Sosok hitam raksasa akhirnya terbentuk. Tak lama kemudian, sosok itu mengulurkan tangannya yang berwarna hitam besar dan meraih sabit hitam raksasa di hadapan berpasang-pasang mata.
Sosok hitam berdiri di langit sambil memegang sabit hitam. Penampilannya seperti Dewa Kematian yang turun dari langit. Gelombang riak-riak energi yang sangat beringas memenuhi area sekitar.
"Li!"
Teriakan burung phoenix yang jernih mendadak menggema di langit. Raut memucat sontak muncul pada wajah cantik Ying Huanhuan, namun gadis itu segera menggertakkan giginya. Dawai siter bergerak, dan musik siter terdengar beriringan dengan suaranya yang sedingin es.
"Heavenly Phoenix Zither, Divine Nirvana Tone!"
Setelah suara jernih Ying Huanhuan terdengar, pusaran cahaya merah terang di atasnya mendadak mengeluarkan teriakan lirih yang menggema di langit. Tak lama kemudian, api merah mengerikan mendadak muncul dari pusaran cahaya. Sesaat kemudian, pusaran cahaya itu mendesing. Sosok itu seperti batu meteor membara ketika melintas di langit, dan diiringi aliran energi mengerikan yang bermaksud mengepung Yuan Cang di kejauhan.
Gelombang-gelombang suara misterius terus terdengar dari dalam batu meteor ketika terbang melintas di langit. Yuan Power seolah mengamuk sepenuhnya karena gelombang suara tersebut.
"Sickle of Darkness, Soul Execution!"
Sorot serius juga terpancar di mata Qingtan ketika Ying Huanhuan mengerahkan serangan kuat itu. Segel-segel yang terbentuk di tangannya segera berubah dan teriakan lembut terdengar dari mulutnya.
Suara Qingtan belum sepenuhnya menghilang ketika sosok besar memegang sabit hitam itu melangkah maju. Sabit hitam di tangan sosok itu diayunkan ke bawah mengarah pada Yuan Cang di kejauhan.
"Dhuaar!"
Dimensi didepannya terdistorsi secara aneh ketika sabit tersebut mengayun ke bawah. Cahaya hitam yang besarnya mencapai beberapa puluh meter langsung menembus dimensi hampa. Dalam sekejap, serangan itu diiringi aura gelap dan dahsyat ketika menerjang hebat ke arah Yuan Cang.
"Dhuaar! Dhuaar!"
Serangan dua wanita itu dikerahkan dalam waktu yang hampir bersamaan. Orang-orang mendongak dan menyaksikan kejadian tersebut. Sorot amat terkejut terpancar dari mata mereka. Orang-orang itu tidak bisa membayangkan kalau Ying Huanhuan dan Qingtan rupanya mampu mengerahkan serangan-serangan mengerikan meskipun kekuatan mereka tidak terlalu besar. Bahkan seorang praktisi Tingkat Semi Profound Life hanya bisa menghindari serangan mereka.
"Tak kusangka … Dua gadis itu mungkin masih muda, tapi teknik yang mereka gunakan sudah sekuat itu…" Wu Qun mendongak ke arah langit dan menghela napas.
"Tapi, lawan mereka kali ini adalah Yuan Cang. Pria itu bahkan sudah mengalahkan Chen Gui. Siapa memangnya orang di antara generasi muda di Benua Xuan Timur yang bisa melumpuhkannya?"
Wu Qun menatap ke arah Su Rou di sisinya ketika dia berbicara sampai di titik tersebut. Gadis itu memang terlihat seolah dia hendak mengatakan sesuatu. Pria itu segera menggeleng getir dan berkata, "Apa kau akan bilang kalau Kak Lin Dong-mu itu bisa melakukannya?"
Wajah Su Rou memerah. Dia bergumam lirih tapi pada akhirnya tidak membuka mulutnya.
"Kau sebaiknya berdoa agar pemuda itu segera kembali. Karena kalau tidak, pertarungan ini akan menjadi pukulan telak pada reputasinya jika kejadian ini selesai nantinya. Meskipun dia punya alasan yang masuk akal atas ketidakhadirannya … melihat murid-murid Sekte Dao menaruh harapan besar padanya, kegagalannya bisa membuat banyak orang kecewa."
Wu Qun memikirkan tentang hal itu sambil menatap ke arah Su Rou, lalu berkata, "Lebih mudah menghormati orang yang kalah dibandingkan orang yang menolak datang."
Su Rou sontak mengepalkan tangannya dengan erat ketika mendengar ucapan Wu Qun. Sesaat kemudian, dia menggigit bibirnya dan kembali menegaskan, "Kak Lin Dong pasti datang."
"Kuharap demikian…"
Wu Qun merentangkan tangannya. Namun, pandangan matanya tidak berkedip menatap langit. Beberapa detik kemudian, pupilnya agak menciut, karena dua serangan yang sangat ganas itu rupanya berhasil menghadang semua jalur kabur Yuan Cang. Pada akhirnya, dua serangan itu menghantam ke bawah dan meledak.
"Yuan God Codex, Yuan God Bell!"
Sebuah serangan yang bisa membuat praktisi ahli pada puncak Tingkat Nirvana Yuan Sembilan itu akhirnya menghantam keras pada badan Yuan Cang di hadapan berpasang-pasang mata. Namun, suara Yuan Cang yang bernada rendah dan dingin mengerikan mendadak terdengar ketika dua serangan itu mengenai dirinya!
"Dhuaar!"
Ledakan keras dan menggemparkan bumi mendadak menggema di langit dengan cara memekakkan telinga. Badai Yuan Power yang sangat mengerikan terbentuk di langit.
"Dhuaar! Dhuaar! Dhuaar!"
Langit saat ini seolah terdistorsi. Gunung di bawah badai itu langsung hancur. Daratan di sekitar juga ikut ambles, sementara retakan-retakan besar menjalar di sana. Beberapa orang mundur dengan tergesa-gesa seolah takut terlibat dalam proses penghancuran tersebut.
Gejolak energi itu berlangsung selama beberapa menit di hadapan orang-orang yang menatap dengan sorot tercengang. Baru kemudian, aliran energi tersebut berangsur-angsur menghilang. Ketika badai Yuan Power yang mengamuk itu lenyap, mata semua orang mengeluarkan suara 'swuush' ketika menatap ke arah sumber badai di langit.
Cahaya tak terkendali berangsur-angsur menyebar dari sumber badai. Tak lama setelahnya, sebuah lonceng kuno raksasa muncul di hadapan banyak orang yang menyaksikan di sekitar.
"Yuan Cang berhasil menghadangnya … Benar-benar kekuatan yang mengerikan!"
Murid-murid Yuan Gate di bawah segera bersorak-sorai ketika melihat kemunculan lonceng kuno tersebut. Di sisi berbeda, ekspresi murid-murid Sekte Dao terlihat memucat. Mereka semua tahu kalau Ying Huanhuan dan Qingtan sudah tidak bisa mengerahkan serangan mengerikan itu lagi.
"Krak."
Diiringi berpasang-pasang mata di sana, sebuah retakan mulai muncul pada lonceng kuno. Retakan itu menjalar cepat dan membelah loncengnya. Sosok Yuan Cang kembali muncul di langit.
Semua pandangan terfokus pada Yuan Cang. Tak lama kemudian, pupil-pupil orang di sana perlahan-lahan melebar, karena mereka menyadari kalau terdapat luka berdarah berukuran 15cm muncul di dada Yuan Cang.
"Yuan Cang terluka…"
Beberapa teriakan terdengar ketika semua orang melihat luka berdarah di dada Yuan Cang. Dua gadis itu benar-benar kuat. Serangan mereka barusan mungkin sudah dihadang Yuan Cang di saat-saat kritis, tapi masih bisa melukai pria tersebut.
Hati Ying Huanhuan dan Qingtan agak mencelos ketika melihat kejadian itu. Mereka tak menyangka kalau ternyata hasil yang diinginkan tidak tercapai padahal dua orang itu sudah mengerahkan serangan paling kuat yang dimiliki. Kekuatan Yuan Cang memang benar-benar mengerikan…
"Hehe, sudah bertahun-tahun lamanya sejak aku terakhir kali terluka…"
Yuan Cang menatap ke arah luka di dadanya dengan acuh. Sesaat kemudian, dia mendongak. Tatapan matanya terlihat agak jahat ketika memandang Ying Huanhuan dan Qingtan. "Tapi, performa kalian akan segera berakhir sekarang!"
Aura membunuh yang gelap dan mengerikan menguar dari badan Yuan Cang setelah suaranya terdengar. Pria itu mendadak melangkah maju. Badannya mengeluarkan cahaya dan menjadi sosok bercahaya yang langsung menuju ke arah Ying Huanhuan.
Ekspresi Ying Huanhuan sontak berubah ketika menyadari Yuan Cang bergerak. Tangannya diangkat dan kembali terjatuh pada siter. Lebih dari belasan gelombang sonik tajam segera mendesing mengarah pada pria tersebut.
"Dhuaar! Dhuaar! Dhuaar!"
Yuan Cang menjentikkan semua 10 jarinya ketika menghadapi serangan Ying Huanhuan. Kekuatannya langsung menghancurkan semua gelombang sonik dan sama sekali tidak membuatnya mengurangi kecepatan sama sekali. Dari apa yang terlihat, pria itu sudah berniat menghabisi Ying Huanhuan.
"Berhenti!"
Qingtan terkejut ketika melihat Yuan Cang menyerang Ying Huanhuan. Sosoknya yang cantik lantas bergegas maju. Gadis itu mengepalkan tangannya, lalu sabit hitam kembali ke sana. Sabit itu lantas diayunkan menembus dimensi dan menyabet ke arah Yuan Cang.
"Minggir!"
Raut Yuan Cang terlihat dingin dan acuh. Tangannya dipukulkan ke depan. Yuan Power yang ajaib langsung menyapu secepat kilat, kemudian menghantam badan Qingtan.
"Dhuaar!"
Qingtan segera terhempas mundur setelah terkena serangan tersebut. Darah terlihat di sudut mulutnya.
Yuan Cang sudah muncul di hadapan Ying Huanhuan usai menghantam mundur Qingtan dengan telapak tangannya. Tangan pria itu mengandung aura kematian ketika diayunkan dengan beringas. Ketika melihat kejadian itu, Ying Huanhuan sontak menghantamkan tangannya pada Heavenly Phoenix Zither. Siter itu terlontar ke depan dan berubah seperti tameng yang menghadang di depan gadis tersebut.
Yuan Cang terkekeh dingin ketika melihat sikap Ying Huanhuan. Tanpa mengurangi kecepatan, telapak tangannya menghantam kuat pada Heavenly Phoenix Zither.
"Klang!"
Suara metalik jernih lantas menggema, lalu angin kencang tak terkendali muncul di sana. Corak memerah merambat di wajah cantik Ying Huanhuan dan dia memuntahkan banyak darah segar. Sosoknya yang menawan lalu terbanting ke bawah. Hingga pada akhirnya, wanita itu terhuyung-huyung dan mendarat dengan menyedihkan di tanah.
"Senior muda!" Ekspresi murid-murid Sekte Dao di sekitar berubah drastis ketika melihat kejadian tersebut.
"Swuush!"
Di langit, sorot kejam terpancar di mata Yuan Cang ketika melihat kalau Ying Huanhuan sengaja menghindari serangan mematikan yang dikerahkan olehnya. Sosoknya bercahaya dan melayang turun untuk mengejar wanita itu. Meskipun Yuan Cang agak takut dengan status Qingtan, tapi dia jelas berniat ingin membunuh Ying Huanhuan.
"Lindungi Adik Seperguruan!"
Belasan murid-murid Sekte Dao yang berada paling dekat dengan Ying Huanhuan segera berteriak ketika mereka mengetahui Yuan Cang rupanya berencana kembali menyerang. Mereka segera muncul di hadapan Ying Huanhuan dengan sangat cepat. Ekspresi mereka dipenuhi amarah saat menatap ke arah sosok yang mendekat dengan cepat dari kejauhan.
"Pecundang cari mati!"
Seringai mengerikan terbentuk di ujung bibir Yuan Cang ketika melihat murid-murid biasa dari Sekte Dao rupanya nekat menghadangnya. Pria itu melambaikan tangannya dan Yuan Power yang ajaib menyapu ke sekitar. Belasan murid-murid Sekte Dao itu segera terhempas sampai terbang mundur dan memuntahkan darah. Tulang-tulang mereka juga mengeluarkan suara gemeretak.
Mata Ying Huanhuan sontak memerah ketika melihat murid-murid Sekte Dao memuntahkan darah dan terhempas mundur.
"Huanhuan, mundur!"
Wang Yan yang bertarung melawan Lei Qian di langit dalam waktu lama, mendadak berteriak kala melihat Yuan Cang kembali mengerahkan angin telapak tangan yang tajam.
Namun saat ini Yuan Power Ying Huanhuan sudah habis. Gadis itu tidak bisa memasang pertahanan apapun dan menatap Yuan Cang yang mendekat dengan ekspresi mengerikan di wajahnya.
"Swuush!"
Angin telapak tangan Yuan Cang yang tajam terlihat semakin membesar di pupil Ying Huanhuan. Namun, ketika serangan itu hendak mendarat di badan Ying Huanhuan, sosok Wang Yan yang berdarah-darah segera bergegas mendekat. Dia menghantamkan telapak tangannya pada badan Ying Huanhuan dan mendesaknya mundur. Tak lama kemudian, pria itu juga menghindar dengan tergesa-gesa.
"Karena kau ingin menyelamatkan wanita itu, kau sebaiknya membayar atas tindakanmu."
Seringai mengerikan muncul di wajah Yuan Cang ketika Wang Yan bermaksud mundur. Tangannya meraih dengan secepat kilat dan menangkap lengan Wang Yan. Matanya sontak menggelap. Kekuatan Yuan Cang kembali dikerahkan dan lengan Wang Yan terpelintir cepat. Suara tulang patah terdengar setelahnya.
"Dhuaar!"
Kaki Yuan Cang menendang setelah berhasil mematahkan tangan Wang Yan. Yuan Cang langsung memukul mundur Wang Yan sampai beberapa meter dan membentuk bekas terseret panjang di tanah.
"Lei Qian, habisi wanita itu." Yuan Cang berbicara dengan nada acuh setelah menendang Wang Yan.
"Ya."
Di udara, Lei Qian segera menyeringai kejam dan mengangguk saat mendengar ucapan Yuan Cang. Badannya bergerak dan muncul di hadapan wanita muda yang memandang Wang Yan di kejauhan dengan tatapan kosong.
"Apa kau masih punya waktu untuk iba dengan orang lain?"
Lei Qian menatap ke arah Ying Huanhuan yang tengah memandang Wang Yan dengan mata merah penuh air mata. Sudut bibir Lei Qian terangkat dan dia menekuk dua jarinya. Kekuatan yang sangat dingin yang mencekam menusuk ke arah tenggorokan Ying Huanhuan yang seputih salju dengan secepat kilat.
"Mari kita lihat siapa lagi yang bisa menyelamatkanmu sekarang!" Lei Qian menjilat bibirnya saat menatap ke arah leher Huanhuan yang jenjang dan seputih salju. Sorot mesum juga terpancar dari mata Lei Qian.
Saat ini ekspresi semua murid Sekte Dao di sekitar berubah drastis, sementara mata mereka berubah semerah darah.
"Huanhuan!"
Di langit, Ying Xiaoxiao yang terdesak dalam situasi hidup dan mati oleh Ling Zhen, memperlihatkan perubahan ekspresi yang drastis ketika melihat kejadian tersebut. Pekikan merana sakit hati yang memicu rasa iba menggema di udara.
"Di waktu seperti ini, sebaiknya kau memikirkan dirimu terlebih dulu!"
Ling Zhen tersenyum acuh dan badannya bergegas menerjang secepat hantu. Kipas lipat di tangannya menusuk ke depan seperti ular berbisa dan menembus pertahanan Ying Xiaoxiao. Sebagai akibatnya, serangan itu mendarat di bahu Ying Xiaoxiao. Kekuatan Ling Zhen dikerahkan dan lubang berdarah segera muncul di sana. Serangan itu lantas mendesak Ying Xiaoxiao mundur dengan menyedihkan.
Namun, Ying Xiaoxiao sedang tidak peduli dengan luka-luka yang dideritanya. Sorot putus asa terlihat di matanya ketika dia memandang serangan Lei Qian mengenai gadis muda yang terhuyung-huyung seperti bunga layu. Air mata memenuhi mata Ying Xiaoxiao.
"Lin Dong!"
Ying Xiaoxiao mendadak menengadah dan berteriak ke langit. Pekikan merananya itu terdengar seolah dia sudah mencabik tenggorokannya untuk berteriak dengan segala kemampuannya. Teriakan itu seperti burung yang berdarah, menyebabkan berpasang-pasang mata orang di sana memerah.
Murid-murid Sekte Dao sudah terdesak sampai menyedihkan!
Teriakan Ying Xiaoxiao akhirnya berhenti. Wanita itu menatap ke arah langit yang masih hening, dan air mata akhirnya menetes di pipinya. Ying Xiaoxiao terduduk tak berdaya. Apa yang harus dikatakan olehnya saat dia kembali ke Sekte Dao jika terjadi sesuatu pada Ying Huanhuan…
"Dhuaar!"
Namun, sebuah ledakan sonik yang memekakkan telinga terdengar di langit ketika kilau abu-abu tak berdaya muncul di mata Ying Xiaoxiao.
Bersama dengan berpasang-pasang mata di area, Ying Xiaoxiao mendongak ketika ledakan sonik itu terdengar. Sesaat kemudian, mereka semua melihat kemunculan mendadak dari sosok bercahaya hijau melintasi langit dengan kecepatan yang tidak bisa dideskripsikan. Sosok itu mengeluarkan aura yang brutal dan kejam.
"Lin Dong!"
Ying Xiaoxiao menatap ke arah sosok bercahaya hijau tak asing tersebut. Ekspresinya yang awalnya putus asa segera mulai berubah.
"Lei Qian, awas!" Yuan Cang berteriak rendah. Ekspresinya tertekuk ketika dia melihat pemandangan yang muncul tiba-tiba di sana.
"Swuush!"
Namun, suaranya baru saja terdengar ketika sosok bercahaya hijau yang sangat cepat itu sudah menerjang dari kejauhan bagai batu meteor. Sebelum Lei Qian bisa bereaksi, kepalan tangan naga bercahaya hijau menghantam dadanya dengan amarah yang sangat memuncak.
"Blaar!"
Suara ledakan bernada rendah itu seolah menggema di sisi telinga semua orang. Tak lama kemudian, mereka menyaksikan kalau badan Lei Qian terhempas mundur dengan suara 'blaar', Hingga pada akhirnya, Lei Qian terseret di tanah sampai puluhan meter jauhnya, kemudian menghantam tebing curam. Sekujur badannya tertanam di tebing, dan retakan-retakan besar mulai menjalar di sekitarnya.
"Dia Kak Lin Dong! Dia sudah kembali!"
Di puncak gunung, Su Rou menyaksikan sosok bercahaya hijau yang menerjang ke dalam medan pertarungan. Sorot gembira segera terpancar di matanya saat dia berbicara dengan penuh semangat.
"Pemuda itu … benar-benar kembali di saat yang tepat…"
Wu Qun juga agak terguncang saat menyaksikan sosok bercahaya hijau yang baru saja menghempas mundur Lei Qian dengan satu pukulan. Tak lama kemudian, ekspresinya agak berubah, karena pria itu bisa merasakan aura brutal mengerikan yang menguar dari badan Lin Dong. Aura brutal itu bahkan lebih pekat dibandingkan monster Hewan Iblis di wilayah Unique Devil…
Saat ini, dia tahu kalau Dewa Pembunuh di Sekte Dao itu … sepertinya sedang murka…
Wu Qun menelan ludah. Dia jelas sadar kalau ada jarak kekuatan yang sangat besar antara Lin Dong dan Yuan Cang. Tapi untuk beberapa alasan, Wu Qun samar-samar masih merasa kalau … Yuan Gate kali ini bakal berakhir tragis…
Sosok manusia bercahaya hijau yang menerjang medan pertarungan itu seolah memiliki keajaiban, seolah mampu membuat suasana pertarungan yang awalnya tak terkendali, menjadi agak tenang. Pandangan mata murid-murid dari dua pihak menatap lekat pada sosok tersebut.
Cahaya hijau pada badan sosok itu perlahan-lahan menghilang sambil diiringi berpasang-pasang tatapan mata orang di sana. Hingga pada akhirnya, sosok itu berubah menjadi seorang pemuda. Dia adalah Lin Dong.
Saat ini, wajah Lin Dong dipenuhi dengan raut brutal yang mampu membuat hati merinding. Pemuda itu menatap ke arah Yuan Cang dari kejauhan. Sepasang mata seperti hewan liar itu bahkan membuat hati Yuan Cang merasa agak berdesir.
Lin Dong melihat sekilas pada Yuan Cang dan berbalik. Dia menatap ke arah sepasang mata wanita muda yang sekarang memerah dan seolah kehilangan sorot ceria yang biasanya.
Hatinya terasa sakit, dan niat membunuh dengan brutal segera menyeruak dari pemuda tersebut.
Lin Dong gemetar dan dia mengulurkan tangannya. Dia lantas mengusap pipi wanita muda itu yang sekarang sedingin es. Sorot penyesalan terpancar di matanya dan dia berbicara dengan suara serak, "Maaf, aku terlambat…"
Tangan Lin Dong menyentuh pipi Ying Huanhuan yang sedingin es. Baru kemudian mata wanita muda yang menatap datar itu kembali terfokus. Gadis itu hanya memandang ke arah pemuda yang memperlihatkan sosor brutal serta samar-samar bercampur dengan rasa lelah karena sudah bepergian dengan kecepatan tinggi di hadapannya tersebut. Air mata akhirnya mengalir dari mata Ying Huanhuan yang awalnya memerah.
Gadis muda itu mengambil dua langkah maju dan akhirnya ambruk ke pelukan Lin Dong. Emosi yang ditahan di dalam hatinya akhirnya dikeluarkan sepenuhnya. Ying Huanhuan terlihat seperti anak kecil ketika menangis merana dengan keras. Tangisannya membuat hati siapapun dipenuhi nestapa.
"Kami … banyak sekali kakak serta adik seperguruan yang terbunuh … Lengan Kak Wang Yan juga patah … Kak Xiaoxiao juga terluka…"
Lin Dong memeluk Ying Huanhuan. Tangannya gemetaran saat dia mengusap rambut panjang gadis muda tersebut. Saat ini adalah pertama kalinya dia melihat gadis muda yang biasanya tersenyum dan ceria menangis separah itu sejak dia mengenalnya…
Gadis itu bahkan tidak menangis ketika dia tinggal seorang diri menghadang Devil Seal Mass di masa lalu.
Lin Dong mendekap gadis muda itu. Sesaat kemudian, dia perlahan-lahan menengadahkan kepalanya. Pemuda itu menatap ke arah murid-murid Sekte Dao di sekitar yang sekarang dipenuhi luka-luka. Saat ini, pandangan mata mereka dipenuhi dengan semangat berapi-api ketika menatap padanya. Selain itu, mata mereka bahkan tidak memperlihatkan sedikit pun sorot menyalahkan atas kedatangannya yang terlambat…
"Dik Lin Dong, kami tidak berguna. Kami bahkan sampai mengandalkan kekuatan adik seperguruan…"
Pang Tong mengusap bekas darah di wajahnya. Dia duduk di tanah dan tertawa kecut menatap Lin Dong. Sesaat kemudian, ekspresinya berubah rumit ketika dia berhenti bicara. Tak lama setelahnya, Pang Tong kembali menambahkan, "Dik Lin Dong … kau sudah menciptakan banyak keajaiban sejak bergabung dengan Sekte Dao … Walaupun aku tahu kalau permintaanku akan mempersulitmu, tapi…"
Pang Tong mendadak berdiri. Sesaat kemudian, dia berlutut di hadapan Lin Dong dengan satu kaki. Ekspresinya memperlihatkan raut berapi-api dan beringas ketika menatap Lin Dong seperti hewan buas terluka yang meraih satu-satunya harapan terakhirnya. Raungan bernada rendah terdengar kemudian.
"Tolong perkuat Sekte Dao kita!"
Murid-murid Sekte Dao terjatuh ke tanah dan mendadak berlutut dengan satu kaki. Pandangan mata mereka terlihat sangat beringas.
"Kak Lin Dong, perkuatlah Sekte Dao kita!"
Suara-suara bernada rendah dan serempak dari murid-murid Sekte Dao yang mengandung dendam mendalam itu menggema di seluruh area, menyebabkan ekspresi banyak orang agak berubah.
Lin Dong perlahan-lahan memeluk gadis muda dalam dekapannya. Tak lama kemudian, dia kembali melepaskannya dengan lembut, dan suara tangisannya perlahan-lahan terhenti. Lin Dong mengulurkan tangannya dan mengusap lembut air mata di wajah Ying Huanhuan. Sesaat setelahnya, dia mendongak dan menatap ke arah murid-murid Sekte Dao. Seringai mengancam yang mengerikan perlahan-lahan merambat naik di wajah muda mereka.
"Aku akan menggunakan nyawa mereka semua untuk menghormati saudara kita yang gugur."
Suara Lin Dong tidak keras. Namun, ucapan itu perlahan-lahan menyebar di area sekitar. Saat ini seluruh tempat seolah berubah sunyi senyap.
Samar-samar, di antara nuansa brutal mengerikan yang memenuhi langit, seorang Asura yang tertidur kini membuka matanya di daratan berdarah tersebut.