Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Wang Yan



Wang Yan

2Ada sekitar seribu sosok di atas platform raksasa. Saat ini, semua orang memandang ke arah yang sama. Tiap pasang mata di sana dipenuhi sorot terkagum-kagum. Suara berbisik segera menyebar cepat di platform bagai wabah.      

Tempat di mana semua tatapan mata itu terpusat adalah anak tangga batu yang menuju ke platform. Di anak tangga batu, terlihat sebuah sosok yang berjalan secara perlahan menuju ke platform.      

Sosok itulah penyebab keributan di platform.      

"Dia…"      

Mata Lin Dong memicing ketika memandang ke arah sosok yang perlahan-lahan berjalan di anak tangga batu. Dengan mengandalkan indera penglihatannya yang luar biasa, Lin Dong bisa melihat kalau orang itu mengenakan jubah abu-abu, dan rambut panjangnya acak-acakan sampai punggung. Terlebih lagi, bagian yang paling mencolok adalah greatsword hitam yang berada di punggungnya. Greatsword itu panjangnya hampir 3 meter. Samar-samar, aliran energi yang mencengangkan, tapi menyeramkan menguar dari pedang tersebut.      

Walaupun sosok berjubah abu-abu itu tidak bisa dibilang tampan, tapi parasnya cukup enak dilihat. Namun tatapan mata yang tersembunyi di balik rambut terlihat dipenuhi dengan sorot acuh. Matanya yang gelap dan suram membuat hati siapapun bergetar ketika memandangnya.      

Terlebih lagi, faktor yang membuat ekspresi Lin Dong berubah mengerikan adalah dia bisa merasakan mara-bahaya yang sangat dahsyat dari sosok berjubah abu-abu tersebut.     

Insting itu hanya akan muncul ketika dua ekor serigala yang sama-sama pernah mengalami ratusan pertarungan saling beradu di padang rumput…      

Di antara semua murid-murid Sekte Dao, bahkan Ying Xiaoxiao tidak bisa membuat Lin Dong merasa sewaspada itu. Namun, kemunculan sosok berjubah abu-abu yang tidak dikenal itu membuat pupil Lin Dong membeku.      

"Siapa dia?" tanya Lin Dong dengan suara lembut. Dia tidak ingat kalau ada sosok mengerikan seperti sosok itu di antara murid-murid Sekte Dao.      

"Wang Yan," jawab Ying Huanhuan dan menggigit bibirnya. Suaranya yang awalnya jernih dan menenangkan saat ini berubah menjadi muram.      

"Ada apa?" tanya Lin Dong sambil memicingkan matanya. Baru kali ini dia melihat ekspresi Ying Huanhuan seperti itu.      

Ying Huanhuan terdiam sesaat dan akhirnya menjawab dengan suara lirih, "Apa kau masih ingat apa yang kukatakan tentang Kompetisi Sekte Agung sebelumnya? Insiden di mana kakak seperguruan wanita dari Aula Sky dibunuh oleh Yuan Gate?"      

"Ya."      

"Kakak Seperguruan wanita itu … adalah kakak Wang Yan." Ying Huanhuan mengepalkan tangannya yang seperti giok dan berkata setelah mengambil napas dalam-dalam.      

"Saat itu, kak Wang Yan juga murid Aula Sky. Terlebih lagi kalau melihat dari segi senioritas, dia lebih berpengalaman dibanding kakakku. Kalau dibandingkan, dia adalah orang yang memiliki senioritas tertinggi di antara anggota generasi muda Sekte Dao.     

"Setelah insiden itu, kak Wang Yan sangat terpukul sampai-sampai sifatnya berubah drastis. Terlebih lagi, demi seluruh sekte, ayahku sudah menekan paksa amarah dan niat membalas dendam. Saat itu, karena amarah dan keinginan membalas dendam sudah melampaui akal sehatnya, kak Wang Yan bergegas menuju aula besar. Dia lantas menunjuk ke ayahku dan memarahinya habis-habisan.     

"Setelahnya, kak Wang Yan tinggal di Sekte Dao selama setengah tahun, sebelum dia akhirnya pergi. Dalam beberapa tahun terakhir, kami terkadang akan mendengar berita mengenainya. Kabarnya dia sudah membunuh banyak anggota Yuan Gate. Kejadian itu membuat Yuan Gate akhirnya memasukkan namanya dalam daftar buronan sekte. Terlebih lagi, kak Wang Yan sekarang berada di nomor dua di daftar itu."     

Pupil Lin Dong samar-samar berkedut selama sesaat. Hanya setelah mendengar penjelasannya, dia bisa benar-benar merasakan betapa ganas dan besar keberanian kakak seperguruan Wang Yang yang belum pernah ditemuinya. Dia sebelumnya pernah bertarung melawan Yao Ling. Oleh karena itu, dia tahu betapa kuat para kriminal tersebut. Namun, Yao Ling cuma peringkat keempat, sedangkan kak Wang Yan dua peringkat di atasnya.      

"Sedangkan menanggapi sikap Yuan Gate, Sekte Dao kita diam-diam membantu kak Wang. Tapi mungkin dia tidak tahu mengenai hal itu…"      

Ying Huanhuan mengatupkan bibirnya dan terlihat agak sedih ketika berbicara dengan suara lembut. "Apa boleh buat, ayah tidak bisa disalahkan karena masalah seperti itu…"      

Lin Dong tetap diam dan menganggukkan kepalanya. Ying Xuanzi adalah ketua dari sebuah sekte super. Semua keputusan yang dibuatnya akan mempengaruhi hidup dan mati dari banyak anggota Sekte Dao. Meskipun Lin Dong belum pernah melihat betapa besar skala pertarungan di antara dua sekte super, dia bisa membayangkan kalau pasti kejadiannya bisa mengguncang dunia. Terlebih lagi, jumlah nyawa yang melayang pasti sangat mengerikan.      

Ketika kakak seperguruan Zhou Tong terjatuh ke tangan Yuan Gate, dia adalah murid kesayangan Ying Xuanzi, dan mungkin bahkan diperlakukannya bagai putra sendiri oleh pria tersebut. Semua orang hanya bisa membayangkan betapa besar rasa sakit dan penderitaan di dalam hatinya ketika dia menahan paksa amarah di dalam sekte.      

"Selama beberapa tahun terakhir, kak Wang Yan tidak pernah kembali ke Sekte Dao…"      

Ying Huanhuan mengepalkan tangannya yang seperti giok itu dengan erat dan memiringkan kepalanya menatap Lin Dong. Sorot menawan yang awalnya terdapat di matanya kini lenyap. Sebagai gantinya, kini digantikan dengan sorot cemas. "Tapi … sekarang dia kembali."     

Lin Dong mengernyit erat. Matanya berpendar selama sesaat, dan dia mendadak berbicara, "Apa mungkin … karena Kompetisi Aula?"      

"Mungkin … bisa juga karena sesuatu yang bakal diadakan setelah Kompetisi Aula … Kompetisi Sekte Agung," jawab Ying Huanhuan dengan nada kecut.      

"Pemenang Kompetisi Aula bakal menjadi pemimpin semua murid Sekte Dao yang berpartisipasi di Kompetisi Sekte Agung mendatang. Kak Wang Yan … mungkin kali ini kembali karena dia ingin meminjam kekuatan Sekte Dao dan membalas dendam pada Yuan Gate pada Kompetisi Sekte Agung…"      

Lin Dong menghela napas dalam-dalam. Pria ini…      

"Kak Wang Yan salah berprasangka dan keras kepala. Jika kita sampai mengikutinya, pasti bakal membuat lebih banyak murid mati," kata Ying Huanhuan. Ketika ide itu melintas di dalam kepalanya, Ying Huanhuan terlihat seakan hendak menangis. Saat ini adalah pertama kalinya Lin Dong melihat wanita muda yang ceria tapi sangat keras kepala di sisinya memperlihatkan ekspresi seperti itu.      

Ketika melihat ekspresi Ying Huanhuan, Lin Dong terdiam. Dia baru-baru ini menjadi murid Sekte Dao dan terdapat banyak hal yang tidak diketahuinya. Oleh karena itu, setelah kemunculan kakak seperguruan Wang Yan yang tiba-tiba, bahkan dia juga merasa tidak siap.      

"Tidak perlu terlalu khawatir tentang itu. Mungkin Kak Wang Yan kembali kali ini bukan karena memikirkan hal itu." Lin Dong menghibur Ying Huanhuan sambil menghela napas lembut. Sekarang, hanya itu yang bisa dilakukannya untuk menenangkan wanita tersebut.      

"Aku ingin menemuinya. Apa kau mau menemaniku?" Ying Huanhuan berkata sambil menatap Lin Dong. Pemuda itu bisa melihat jejak sorot kikuk di mata lebarnya. Sepertinya wanita itu agak takut dengan kakak seperguruan Wang Yan.      

"Ayo pergi."      

Saat ini, Lin Dong tak perlu kembali mengutarakan apapun dan dia menganggukkan kepalanya. Urusan mendadak itu membuat hatinya terasa berat. Karena bagaimanapun juga, seandainya urusan itu tidak dibereskan dengan baik, bakal berakhir dengan pertarungan antara dua sekte super.      

Setelah melihat Lin Dong menganggukkan kepalanya, sorot lega terpancar di mata Ying Huanhuan. Sosoknya yang menawan kini berbalik dan bergegas maju. Lin Dong mengikuti tak jauh di belakang.      

Di platform, pria berjubah abu-abu memanggul greatsword yang rambutnya terurai di bahunya akhirnya berjalan di puncak anak tangga batu. Keributan yang awalnya terdengar di platform seketika lenyap ketika semua orang menatap ke arah sosok yang dikenal, tapi terasa asing di sana.      

Pandangan mata pria itu yang terkesan datar dan acuh ketika menyapu ke arah sosok murid-murid Sekte Dao. Tidak terdapat banyak emosi di dalam kedua bola mata itu ketika dia memandang mereka. Pria itu lantas kembali melangkah dan berjalan maju dengan kecepatan yang tidak tergesa-gesa, tapi juga tak bisa dibilang lambat.      

Ketika dia melangkah maju, kerumunan di platform segera membelah dan memberinya jalan. Beberapa murid yang berpengalaman di sana memandang ke arah pria itu dengan mulut menganga dan terdapat raut campur aduk di wajah mereka. Ketika melihat kejadian tersebut, beberapa murid-murid baru di Sekte Dao hendak berbicara. Tapi mulut mereka segera ditutupi oleh kakak seperguruan yang berdiri di sisi mereka.      

Pria berjubah abu-abu itu sepertinya tidak menyadari atmosfer aneh di sana, dan dia terus berjalan di jalur yang tersedia. Sesaat kemudian, langkah kakinya akhirnya terhenti dan dia menatap ke arah wanita muda yang langsing dan menawan di hadapannya. Saat ini, terdapat kilau samar yang terpancar di matanya yang menatap datar.      

"Rupanya kau, Huanhuan. Kau ternyata sudah secantik ini…"      

Pria berjubah abu-abu itu menatap ke arah wanita muda di hadapannya. Ekspresinya yang datar seakan berkedut sesaat. Namun pada akhirnya, senyuman tidak muncul di sana. Alih-alih, suara yang sangat kasar perlahan-lahan terdengar dari mulutnya.      

Wanita muda itu berjalan, dan mata lebarnya menatap ke arah wajah pria berjubah abu-abu yang dipenuhi dengan bulu tipis dan luka-luka. Wanita itu tidak bisa menahan diri untuk tak merasakan sensasi kecut di ujung hidungnya. Ying Huanhuan tidak bisa membayangkan bagaimana seorang pria yang dulunya sangat ceria, menyilaukan bagai matahari, dan merupakan kakak bagi mereka semua di masa lalu, bisa berubah seperti ini.      

"Kak Wang Yan, kau akhirnya kembali. Kak Xiaoxiao dan aku sangat merindukanmu," Ying Huanhuan menjawab dengan senyum dipaksakan sambil berusaha menahan sensasi getir di ujung hidungnya.      

Pria berjubah abu-abu itu menatap ke arah wanita muda itu sesaat. Dia lantas menggelengkan kepalanya. "Sejak kecil, kau sudah sangat cerdas. Kau seharusnya tahu mengapa aku kembali."     

"Katakan pada Xiaoxiao kalau aku tidak akan berbelas kasih pada Kompetisi Aula."      

Suara kasar dan dingin pria berjubah abu-abu itu perlahan-lahan terdengar. Dia lantas mengulurkan tangannya, seolah ingin menepuk bahu Huanhuan. Namun dia mendadak terhenti dan kembali menarik tangannya. Wang Yan lantas melangkah melewati gadis muda tersebut.      

Mata Ying Huanhuan segera memerah.      

Ketika melihatnya, Lin Dong menghela napas perlahan dan akhirnya berjalan. Sambil diiringi pandangan campur aduk dari murid-murid di platform, Lin Dong akhirnya berhenti di hadapan pria berjubah abu-abu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.