Duel Murid Terbaik
Duel Murid Terbaik
"Benar-benar akhir yang tak bisa diduga … Tak kusangka Lin Dong masih mampu mengerahkan kekuatan mengerikan begitu setelah Yuan Power-nya tersegel." Ying Xiaoxiao berkata lembut. Matanya mengandung sorot amat sangat terkejut ketika dia memandang ke arah cahaya hijau yang berangsur-angsur menipis dari sosok di arena.
"Kudengar ayah pernah berkata kalau pemuda itu sudah mempelajari ilmu bela diri penguat fisik yang sangat kuat. Tapi terakhir kali kulihat, ilmu itu tidak sekuat ini. Sepertinya dia sudah semakin memperdalam pemahamannya atas ilmu itu." Ying Huanhuan mengerjapkan mata lebarnya dan berkata.
"Bukan peristiwa yang memalukan kalau Qing Ye kalah dari Lin Dong. Kalau pemuda itu terus berlatih setahun atau dua tahun di Sekte Dao, kemungkinan dia akan menjadi anggota generasi muda terkuat," kata Ying Xiaoxiao.
"Hanya Kakak yang bisa menjadi anggota terkuat." Ying Huanhuan menggamit lengan kurus Ying Xiaoxiao sambil tersenyum.
"Hentikan. Kau sangat berbakat, dan ayah tak berhenti memujimu. Kalau kau lebih berusaha dalam menempa diri, pasti sejak lama kau sudah melampauiku." Ying Xiaoxiao memutar bola matanya pada wanita muda di sisinya sambil berujar.
Orang lain mungkin tidak terlalu paham dengan diri Ying Huanhuan, tetapi Ying Xiaoxiao tahu sepertinya apa adiknya dari dalam dan luar. Jika melihat melalui sudut tertentu, bakat Ying Huanhuan tidak lebih lemah dibandingkan dirinya. Kalau ditambah lagi dengan bakat musik yang diperoleh Ying Huanhuan sejak lahir, maka potensi dirinya hanya mampu dideskripsikan dengan kata 'mengerikan'. Namun wanita muda itu memiliki sifat riang, dan dia biasanya tidak terlalu rajin berlatih. Meskipun demikian, kekuatan Ying Huanhuan masih dianggap berada di papan atas di dalam Aula Sky.
"Aku kan sudah berusaha keras…" Ying Huanhuan bergumam.
Ying Xiaoxiao menggelengkan kepalanya tak berdaya. Dia segera berbalik dan menatap ke arah pria berbaju abu-abu yang duduk di kejauhan. Mata Ying Xiaoxiao yang awalnya cerah kini agak meredup. Senyuman di wajahnya juga menghilang.
"Kak, kau pasti bisa menang."
Tangan lembut sedingin es perlahan-lahan menggenggam tangan Ying Xiaoxiao. Wanita itu menoleh, dan melihat senyum Ying Huanhuan yang memberi semangat padanya.
…..
Wang Yan yang berjubah abu-abu sedang menatap ke arah arena. Mata yang awalnya datar itu sekarang menajam dan terfokus. Pandangannya terpaku pada Lin Dong. Dia bisa samar-samar merasakan sensasi berbahaya dari pemuda tersebut.
"Pantas saja dia bisa bertarung melawan Yao Ling sampai mereka berdua sama-sama terluka parah…"
Wang Yan bergumam dengan suara serak dan akhirnya menunduk. Setelah duel sebelumnya di mana Lin Dong melawan Qing Ye, dia tidak berani membantah kalau Lin Dong adalah murid yang luar biasa. Namun walaupun demikian, pemuda itu masih tidak mampu mengancam dirinya. Satu-satunya orang yang perlu diperhatikan oleh Wang Yan hari ini adalah Ying Xiaoxiao. Tetapi jika berdasar pada pemahaman Wang Yan, kemungkinan Ying Xiaoxiao tidak akan bisa menghentikannya…
…..
Suara riuh-rendah masih terus menggema di langit. Saat ini, seorang sesepuh kembali bergegas datang. Pandangan matanya terlihat tercengang ketika menyapu ke arah badan Lin Dong, yang kini sudah menarik kembali sosok naganya. Sesaat kemudian, dia menoleh ke arah Qing Ye. Pria itu sudah mendarat di luar arena dan tak lagi memiliki kekuatan untuk bertarung. Baru kemudian, sesepuh itu akhirnya mengumumkan, "Lin Dong memenangkan duel ini!"
Suaranya baru saja terdengar, dan suara sorak-sorai yang dari awal sudah lantang, kini mendadak semakin riuh.Terutama para murid Aula Desolate. Bahkan, murid-murid itu sangat bersemangat sampai-sampai wajah mereka agak memerah. Aula Desolate akhirnya mengalahkan Aula Earth setelah bertahun-tahun.
Berbeda dengan murid-murid Aula Desolate yang bersemangat, semua murid Aula Earth merasa tidak berdaya. Namun, mereka tak bisa berkata apapun. Qing Ye bahkan sudah menggunakan Earth King's Scripture, tapi dia masih tidak bisa mengalahkan Lin Dong. Bisa sepenuhnya dianggap kalau Qing Ye sudah kalah dalam duel tersebut.
Di bawah arena, wajah Qing Ye memucat. Bibirnya berkedut ketika memandang Lin Dong. Namun pada akhirnya, dia tak mengatakan apapun. Pria itu menunduk kecewa dan membiarkan dua murid Aula Earth memapahnya berdiri. Walaupun dia merasa kecewa, tapi dia tidak merasakan sensasi tidak puas dalam hatinya. Karena Qing Ye sadar seandainya mereka berdua kembali berduel, hasilnya kemungkinan bakal tidak berbeda…
Cahaya hijau pada badan Lin Dong sudah sepenuhnya lenyap. Ketika melihat Qing Ye mundur, dia juga menghela napas perlahan-lahan. Kekuatan penyegel yang dimiliki oleh Earth King's Scripture memang cukup unik dan misterius. Bahkan Lin Dong sempat merasa tidak berdaya sebelumnya. Untung saja, dia memiliki banyak trik. Terlebih lagi, dengan bertambahnya Heavenly Dragon Aura yang bisa dihisap oleh badannya, aura itu membuat kekuatan Green Heaven Materialized Dragon Skill meningkat.
Selain itu, munculnya sepasang sayap naga jelas sangat membantunya. Dengan kecepatannya sekarang, kemungkinan bahkan seorang praktisi ahli Tingkat Nirvana Yuan Sembilan tidak akan bisa menandinginya. Seandainya Lin Dong berjumpa dengan lawan yang tidak bisa ditangani olehnya, maka mudah saja baginya untuk kabur.
Sosok Lin Dong bergerak. Diiringi pandangan murid-murid Aula Desolate yang sangat berapi-api dan terlihat memujanya, Lin Dong kembali ke area Aula Desolate.
"Dik Lin Dong, hebat sekali!"
Kelompok Pang Tong seketika mendekatinya. Saat ini, bahkan Pang Tong yang biasanya tenang, wajahnya juga memperlihatkan ekspresi bersemangat. Dia menepuk baju Lin Dong dengan bersemangat dan tertawa.
Di sisinya, Jiang Hao dan para praktisi lainnya juga menganggukkan kepalanya. Dari cara mereka memandang Lin Dong, siapapun bisa melihat jelas rasa kagum serta penuh hormat di sana. Setelah duel itu, Lin Dong akhirnya berhasil merebut hati semua kakak seperguruan murid langsung di Aula Desolate.
Lin Dong tersenyum dan berbincang dengan semua orang. Sesaat kemudian, pandangan matanya menoleh ke arah sosok berjubah abu-abu yang sendirian di kejauhan. Lin Dong jelas tahu kalau duel paling mencolok di Kompetisi Aula itu pasti adalah pertarungan antara Ying Xiaoxiao dan Wang Yan…
Satu pihak adalah anggota generasi muda papan atas di Sekte Dao, sedangkan pihak yang lain adalah kakak seperguruan yang sudah menciptakan reputasi mengerikan dengan tangannya sendiri di Benua Xuan Timur. Reputasi keduanya di Sekte Dao adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa dilampaui oleh Lin Dong karena terbatasnya waktu. Kembalinya Wang Yan yang mendadak kali ini juga membuat Kompetisi Aula agak membingungkan.
Mereka berdua pada dasarnya adalah murid-murid terkuat di antara anggota generasi muda di Sekte Dao. Sepertinya semua orang yang hadir di sana ingin tahu siapa yang akan keluar sebagai murid terkuat…
"Kemungkinan duel di antara mereka berdua akan menjadi pertarungan yang paling berpengaruh…" Pang Tong juga menatap ke arah Lin Dong memandang sekarang. Dia segera menghela napas dan berbicara dengan raut campur aduk.
Lin Dong perlahan-lahan menganggukkan kepalanya. Jika berdasar pada sifat Ying Xiaoxiao, kemungkinan wanita itu tidak akan menyerahkan hak komando atas murid-murid Sekte Dao untuk Kompetisi Sekte Agung pada Wang Yan dengan mudah. Sedangkan Wang Yan yang sama keras kepalanya, dia juga pasti akan mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk merebut posisi tersebut. Jika mereka berdua yang dianggap murid terkuat sampai bertemu, maka duel itu pasti lebih mengerikan apabila dibandingkan dengan pertarungannya melawan Qing Ye barusan…
Terlebih lagi, urusan ini berkaitan dengan Kompetisi Sekte Agung. Kemungkinan bahkan para sesepuh Sekte Dao pasti juga sangat memperhatikannya. Duel di antara mereka berdua bisa dideskripsikan sebagai pertarungan yang menarik perhatian seluruh sekte.
Nuansa ramai yang terjadi karena duel sengit antara Lin Dong dan Qing Ye berlangsung cukup ramai, hingga pada akhirnya berangsur-angsur kembali tenang. Sesaat kemudian, beberapa duel kembali diadakan. Kakak seperguruan murid langsung dari empat aula juga cukup kuat. Namun, duel mereka jelas tidak terlalu mencengangkan jika dibandingkan dengan Lin Dong dan Qing Ye. Oleh karena itu, meskipun suara ramai di puncak gunung tidak lenyap, tapi suasananya tidak seheboh duel sebelumnya.
Terlebih lagi, meskipun terdapat banyak duel menarik yang bergantian terjadi, mayoritas perhatian murid-murid di sana akhirnya terarah pada Wang Yan dan Ying Xiaoxiao.
Waktu bergulir secara perlahan di bawah pengaruh atmosfer tak biasa tersebut. Duel di arena juga berakhir secara bergantian. Hingga pada akhirnya, bahkan murid-murid yang sedang berduel sampai mengedikkan bahunya tak berdaya. Mereka saling bertukar pandang dan langsung mundur. Sepertinya mereka jelas paham akan apa yang ingin dilihat oleh semua orang. Karena mereka juga merasakan hal yang sama…
Berita dari tempat itu sepertinya sudah menyebar dengan sangat cepat. Pada akhirnya, murid-murid di puncak gunung di sekitar juga berdatangan. Mereka lantas mengelilingi gunung, sehingga menyebabkan area di sana sangat padat sampai air seolah tidak mampu merembes masuk.
Nuansa aneh menyelimuti pegunungan. Namun meskipun demikian, Wang Yan masih saja duduk dengan memejamkan matanya. Sosok kurus pria itu terlihat semakin kesepian jika melihat pedang besar hitam di punggungnya.
Ying Xiaoxiao tetap tenang dan tidak panik. Namun tangannya perlahan-lahan terkepal erat di balik lengan bajunya.
Seorang sesepuh akhirnya bergegas datang di hadapan banyak orang di sana. Sesepuh itu mendarat di arena dan menatap ke arah dua sosok paling mencolok di puncak gunung dengan sorot campur aduk. Suara teriakan bernada rendah segera terdengar di puncak gunung.
"Duel selanjutnya adalah antara Ying Xiaoxiao dari Aula Sky, dan Wang Yan dari Aula Sky!"
Setelah sesepuh itu berteriak, tidak ada suara sorak-sorai yang terdengar di puncak gunung. Alih-alih, perhatian semua orang terpaku pada dua sosok tersebut. Mungkin duel ini akan menjadi pertarungan terhebat di antara murid-murid Sekte Dao.
Sambil diiringi perhatian kerumunan di sana, mata Wang Yan yang terpejam erat perlahan-lahan terbuka. Pandangan matanya masih tetap datar tanpa emosi dan acuh seperti sebelumnya. Pria itu berdiri dan menggerakkan badannya. Hingga pada akhirnya, Wang Yan langsung muncul di arena. Sesaat kemudian, mata datarnya menatap lurus pada Ying Xiaoxiao.
"Huu."
Dada Ying Xiaoxiao perlahan-lahan membusung naik dan turun saat dia menghirup udara dingin dalam-dalam. Sambil ditatap banyak orang di sekitar, dia akhirnya bergegas dan mendarat dengan perlahan di arena. Pandangan matanya menatap ke arah pria yang memanggul greatsword hitam di sana. Suara jernihnya lantas terdengar di seluruh area.
"Kak Wang Yan, mohon bimbingannya!"