Obrolan
Obrolan
"Kalian berdua memang sangat pintar kalau urusan mengundang malapetaka. Kalian tak hanya mencuri Heavenly Phoenix Zither, tetapi bahkan membunuh seorang sesepuh dan dua Panglima Jiwa. Kalian benar-benar tahu bagaimana cara membuat masalah…" Ying Xuanzi menatap mereka berdua dan berujar.
Lin Dong tertawa kecut. Apabila melihat cara pria itu berbicara, dia sekarang yakin kalau pihak yang diam-diam mengawasi mereka memang Ying Xuanzi…
"Ayah, mereka dari Yuan Gate datang mencari masalah. Kalau kami tidak membalasnya, kemungkinan kami yang tidak akan bisa kembali…" Ying Huanhuan bergumam.
"Untung saja, kali ini Ren Yuanzi tidak menyadari identitas kalian. Karena kalau tidak, Yuan Gate tidak akan membiarkan masalah ini selesai semudah itu. Karena bagaimanapun juga, Kompetisi Sekte Agung belum dimulai." Ying Xuanzi mendelik ke arah Ying Huanhuan dan menambahkan.
"Ren Yuanzi…" Mata Lin Dong membeku. Sepertinya memang Ketua Sekte Yuan Gate yang datang mengejar mereka.
"Akan tetapi … karena masalah ini tidak terbongkar, aku akan menganggapnya selesai. Mereka dari Yuan Gate … selama tidak dilakukan secara terbuka, kalian boleh membunuh mereka…" Suara Ying Xuanzi terhenti sesaat, dan dia akhirnya berbicara dengan suara lirih.
Lin Dong dan Ying Huanhuan menghela napas lega ketika mendengar ucapan pria tersebut.
"Huanhuan, sebaiknya kau kembali dan berikan Heavenly Phoenix Zither pada Paman Qi Lei. Walaupun milikmu, benda itu harus diletakkan di Aula Sky sampai kekuatanmu mencapai level tertentu." Ying Xuanzi berbicara pada Ying Huanhuan.
"Oh."
Ying Huanhuan mengangguk patuh. Mata lebarnya berputar menatap Lin Dong. Sesaat kemudian, dia berbicara menggunakan suara yang hanya mampu didengar oleh mereka berdua, "Aku pergi dulu. Kau sebaiknya berdoa untuk dirimu sendiri."
Setelah berbicara, wanita muda itu langsung bertransformasi menjadi sinar cahaya dan meninggalkan gunung seakan-akan dia kabur. Kejadian itu membuat Lin Dong tak mampu untuk tertawa maupun menangis.
"Gadis itu…"
Ying Xuanzi menatap ke arah sinar cahaya yang menghilang di kejauhan, dan dia sontak tertawa. Wajahnya yang seperti giok itu memperlihatkan ekspresi memanjakan dan penuh kasih yang tidak mampu disembunyikan.
Tatapan matanya berangsur-angsur dialihkan. Senyum di wajah pria itu juga perlahan-lahan menghilang ketika dia menatap Lin Dong. Setelah terdiam selama sesaat, dia mendadak bertanya, "Kau tahu apa yang terjadi pada Huanhuan, 'kan?"
"Apa Ketua Sekte mengetahuinya?" Lin Dong bertanya dengan berhati-hati.
"Aku sudah mengetahuinya sejak dia masih muda. Namun tak kusangka kalau dia akan berinteraksi dengan jiwanya ketika membentuk Jiwa Yuan." Ying Xuanzi menghela napas. Ekspresinya terlihat rumit.
"Gadis itu … sebenarnya adalah Reincarnator. Hanya saja aku tak tahu siapa praktisi ahli super dari masa-masa kuno yang merupakan dirinya di masa lalu…"
Lin Dong terdiam dan sorot matanya terlihat khawatir. Dia cemas kalau Ying Xuanzi akan merasa hatinya ternoda karena Ying Huanhuan adalah seorang Reincarnator.
"Kau sebaiknya jangan berpikir aneh. Tak peduli Ying Huanhuan menjadi apa, dia selamanya adalah putriku. Bahkan seandainya dia benar-benar terbangun, dirinya di jalur kehidupan sekaranglah yang akan mengendalikan segalanya…" Ying Xuanzi berbicara sambil tersenyum seakan dia sadar apa yang sedang dipikirkan Lin Dong.
"Walaupun Huanhuan adalah seorang Reincarnator, kondisinya mungkin bisa dibilang bagus dari sudut pandang sekte. Tetapi dari sudut pandang seorang ayah, aku hanya ingin dia menjadi gadis biasa. Dengan begitu, aku mampu melindunginya. Dia juga bisa bersikap semaunya dan tidak perlu memikul beban apapun. Aku juga bisa mendukung serta melindunginya…"
Hati Lin Dong bergetar. Dia menatap senyuman di wajah Ying Xuanzi, dan hatinya menyesal. Tak seharusnya dia meragukan pemikiran seorang ayah…
Ying Xuanzi tersenyum dan melambaikan tangannya ketika melihat raut menyesal di wajah Lin Dong. Sesaat kemudian, Ying Xuanzi menepuk bahu Lin Dong dan berkata, "Selain itu, kau sudah membereskan urusan ini dengan sangat baik. Tindakanmu benar-benar memunculkan amarah seseorang. Seandainya kau melihat ekspresi marah di wajah Ren Yuanzi pada saat itu…"
"Masalah ini hanya muncul karena mereka ikut campur. Kami hanya mengincar Earth Core Spiritual Brewing Saliva. Lagipula, mereka yang menyerang kami duluan. Percuma saja kalau waktu itu kami menyerah. Kalau memang begitu, kami hanya bisa menumpas mereka." Lin Dong mengedikkan bahunya dan terkekeh.
"Temanmu si Celestial Demon Marten sangat kuat. Sepertinya saat ini dia belum memulihkan semua kekuatannya. Dia pasti merupakan praktisi yang luar biasa di klan Celestial Demon Marten. Kau benar-benar memiliki jaringan teman yang luas. Celestial Demon Marten dan Heavenly Demonic Tiger. Mereka berdua adalah klan-klan terkuat di dalam dunia Hewan Iblis…" Ying Xuanzi tertawa dengan penuh makna.
"Ketua Sekte tidak akan mendiskriminasi mereka karena identitas mereka, 'kan?" Lin Dong merentangkan tangannya dan bertanya.
"Kudengar Wu Dao mengatakan alasan mengapa kau memilih Sekte Dao di masa lalu, karena mayoritas dikarenakan dua temanmu. Kalau aku menaruh dendam pada mereka, akankah itu akan membuatmu menjauh? Seorang murid yang luar biasa begini, bahkan aku juga akan enggan melakukannya…" Ying Xuanzi tertawa.
"Kalau melihatnya sekarang, sepertinya pilihanku di masa lalu cukup bijak. Kalau aku memilih sekte lain, kemungkinan tidak akan berakhir seperti ini." Lin Dong membuka mulutnya dan tersenyum. Sikap menjilatnya membuat Ying Xuanzi tertawa.
"Masih ada satu bulan sebelum Kompetisi Sekte Agung. Sebaiknya kau tinggal diam di sekte untuk berlatih selama sampai saatnya nanti."
"Ya." Lin Dong mengangguk. Kekuatannya sudah meningkat cukup besar selama perjalanannya barusan, dia perlu waktu untuk menguasainya juga…
"Pergilah. Selain itu, ingatlah jangan membocorkan berita kalau Huanhuan adalah seorang Reincarnator. Kalau Yuan Gate sampai tahu, mereka mungkin bakal diam-diam menyerang Huanhuan. Karena bagaimanapun juga, ketika dia terbangun, kekuatan Huanhuan bakal sangat luar biasa…" Ying Xuanzi mengingatkan.
"Baik, aku mengerti."
Lin Dong mengangguk. Sesaat kemudian, dia melihat Ying Xuanzi melambaikan tangan padanya. Pemuda itu segera membungkuk dan berbalik keluar dari gunung tersebut.
Setelah Lin Dong pergi, seluruh gunung itu kembali hening. Ying Xuanzi berdiri dengan tangan terlipat di punggung. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya menghela napas tak berdaya.
"Bukankah kau sudah sadar kalau Ying Huanhuan adalah seorang Reincarnator? Mengapa kau masih menghela napas begini…" Dimensi di belakang Ying Xuanzi bergetar perlahan, lalu seorang sesepuh berambut putih berjubah biru muncul di sana. Sesepuh itu bertanya sambil tersenyum.
"Aku hanya tidak menyangka kalau dia akan berhubungan dengan jiwa reinkarnasinya secepat ini…"
Ying Xuanzi menggelengkan kepalanya dan menambahkan dengan suara lembut, "Karena dia sudah berhubungan dengan jiwa reinkarnasinya, kemungkinan masa-masa dia terbangun di masa depan bakal cukup tinggi. Sekarang aku hanya bisa berharap gadis itu tidak berubah terlalu dramatis…"
"Seorang peri kecil yang bahkan tidak bisa diam sebentar saja berubah menjadi putri es, bahkan tulang rentaku ini tidak bisa menerimanya…" Sesepuh berjubah biru itu memainkan jenggotnya. Dia berpikir sesaat dan tertawa kecut. Agak sulit baginya membayangkan ekspresi dingin dan acuh Ying Huanhuan di masa depan.
"Kita hanya bisa terus mengawasinya … semoga saja gadis itu bisa menahan jiwa reinkarnasi di masa depan. Karena kalau tidak…" Ying Xuanzi menggelengkan kepalanya. Sebuah helaan napas khawatir perlahan-lahan terdengar di gunung tersebut.
…..
Setelah kembali ke Aula Desolate, Lin Dong tentu saja ditegur oleh Chen Zhen dan Wu Dao karena dia menghilang selama beberapa waktu. Namun jelas kalau mereka tidak terlalu marah. Karena mereka tersenyum sampai tidak bisa mengatupkan mulut ketika mereka sadar kalau kekuatan Lin Dong sudah melonjak tinggi setelah perjalanan tersebut. Oleh karena itu, teguran mereka sepenuhnya tidak memiliki efek apapun.
Lin Dong kembali tenang selama beberapa waktu. Dia biasanya akan pergi dan menuju Aula Ilmu Bela Diri untuk menjelajahinya. Chen Zhen dan Wu Dao tentu merasa cukup puas ketika melihat Lin Dong sepenuhnya terfokus pada latihannya.
Ketika hari diam-diam berganti, atmosfer di dalam Sekte Dao kembali menegang. Banyak murid yang bersikap seolah mereka akan menghadapi musuh besar. Murid-murid yang berbakat dari empat aula berlatih habis-habisan demi meningkatkan kemampuan mereka.
Alasannya tentu saja karena Kompetisi Sekte Agung sebentar lagi akan diadakan.
Pada beberapa Kompetisi Sekte Agung terakhir, pada dasarnya Sekte Dao sudah sepenuhnya ditahan oleh Yuan Gate. Terakhir kali, kakak seperguruan wanita Aula Sky sampai kehilangan nyawanya. Orang itu juga merupakan Kakak perempuan Wang Yan, dan sudah membuat semua murid Sekte Dao murka. Kemungkinan kalau sesepuh Sekte Dao tidak menahannya, perang besar sudah terjadi di antara kedua belah pihak.
Dendam itu jelas tidak akan hilang. Seiring berjalannya waktu, dendam itu berangsur-angsur menenang, dan menunggu waktu yang tepat untuk diledakkan…
Rupanya saat meledak yang tepat adalah Kompetisi Sekte Agung mendatang. Karena tidak akan ada seorang pun yang bakal disalahkan, tidak peduli cara apa yang digunakan di tempat tersebut.
Banyak murid Sekte Dao yang diam-diam menunggu. Mereka menunggu kesempatan membalas dendam!
Sekarang, kesempatan itu akhirnya tiba.