Kakak Seperguruan Murid Langsung Kelima
Kakak Seperguruan Murid Langsung Kelima
Saat ini, ekspresi panik muncul dengan cepat di wajah Jiang Hao. Namun, karena dia mampu menjadi salah satu dari empat kakak seperguruan murid langsung di Aula Desolate, tentu dia bukan praktisi biasa. Ketika berhadapan dengan marabahaya, dia bersikap cekatan. Jiang Hao segera menapak secepat kilat pada tameng emasnya yang sudah hancur, dan menggunakan momentumnya untuk kabur.
"Swuush!"
Saat Jiang Hao mundur cepat dengan tergesa-gesa, cahaya abu-abu sudah menembus lubang di tameng emasnya. Terlebih lagi, cahaya itu terus bergerak dengan kecepatan yang mencengangkan, dan terbang langsung menuju ke arah Jiang Hao.
"Dhuaar! Dhuaar! Dhuaar!"
Wajah Jiang Hao berubah serius, dan dia segera mundur. Ketika dia terus-menerus mengayunkan lengan bajunya, gelombang Desolate Force menyeruak dari sana. Sesaat kemudian, dia mencoba menggunakan gelombang energi itu untuk menahan pergerakan sinar cahaya abu-abu yang terus mengarah padanya.
Namun, jelas kalau usahanya bertahan sia-sia belaka. Meskipun sinar cahaya abu-abu itu tidak terlihat mengerikan, tapi kekuatan korosi yang terkandung di dalamnya tergolong tinggi. Oleh karenanya, bahkan gelombang Desolate Force yang dikerahkan oleh Jiang Hao sama sekali tidak bisa menghalanginya sama sekali.
Saat ini, seluruh stadion sontak ramai. Murid-murid yang awalnya duduk, mendadak berdiri. Mereka semua terlihat tercengang saat menatap Jiang Hao yang kini sangat terusik. Dalam sekejap, mereka semua memperlihatkan raut tak percaya.
Situasinya kini terbalik dengan terlalu cepat!
Awalnya mereka mengira kalau pertarungan itu bakal berakhir ketika Jiang Hao mengerahkan 'Great Star Majestic Fist'. Namun, tak ada seorang pun dari mereka yang menyangka kalau Lin Dong tak cuma bisa menandingi serangan yang mengerikan, tapi dia bahkan juga berhasil mendesak Jiang Hao sampai separah itu!
Keributan menyebar di seluruh wilayah puncak gunung, hingga bahkan Pang Tong, Fang Yun, dan Song Zhou melongo dibuatnya. Mereka bertiga saling bertukar pandang, dan ketiganya bisa melihat sorot tercengang yang terpancar dari mata masing-masing.
"Swuush!"
Saat ini, Jiang Hao tak bisa menanggapi keributan yang terjadi di puncak gunung. Perhatiannya terfokus lekat pada sinar cahaya abu-abu yang mengekor gerakannya seperti belatung di tulang-belulangnya. Nuansa ngeri muncul di dalam dirinya, dan membuat bulu kuduk di sekujur badannya bergidik.
"Sinar cahayanya sudah mendekat!"
Pupil Jiang Hao mendadak menciut. Sinar cahaya abu-abu itu menembus dimensi kosong dengan secepat kilat, dan benar-benar sudah tiba di hadapannya.
"Aku tak percaya kalau aku tidak bisa menghadang seranganmu!"
Usai mundur dengan tergesa-gesa, amarah Jiang Hao akhirnya memuncak. Dia menegakkan kepalanya, dan Yuan Power tanpa batas menyeruak hebat dari dalam badannya. Dia lantas mengerahkan serangan pukulan.
Namun, ketika Jiang Hao hendak mengerahkan seluruh Yuan Power di dalam telapak tangannya, sebuah sosok yang sudah tua muncul dengan aneh di hadapannya. Sosok itu mengayunkan lengan bajunya. Angin berembus di sana dan mendorong sosok Jiang Hao menyingkir. Di waktu yang bersamaan, sosok itu membalikkan telapak tangannya kembali. Yuan Power tanpa batas menyeruak dan membentuk pusaran Yuan Power raksasa di hadapannya. Pusaran itu berputar cepat, dan Yuan Power di dalamnya terus-menerus bertambah tanpa henti.
"Chi!"
Sinar cahaya abu-abu masuk ke dalam pusaran Yuan Power dengan secepat kilat. Tak lama setelahnya, semua orang bisa melihat beberapa ledakan besar bermunculan dalam pusaran tersebut.
Sorot mata Chen Zhen berubah serius ketika menatap ke arah sinar cahaya abu-abu yang mengamuk dalam pusaran. Saat ini, dia mengangkat kedua tangannya secara perlahan dan langsung menepuk pusaran tersebut. Sebagai akibatnya, pusaran di sana seketika tercerai-berai. Tak lama setelah pusaran itu hancur, sinar cahaya abu-abu di dalamnya juga ikut menghilang.
Usai Chen Zhen membereskan sinar cahaya abu-abu, Jiang Hao rupanya sudah mendarat di tanah. Dia mendongak dan ekspresi panik samar-samar masih terlihat di wajahnya.
Saat ini, seluruh wilayah puncak gunung berubah sunyi senyap. Berpasang-pasang mata mendadak diarahkan pada sosok Chen Zhen, dan mereka semua diam-diam menelan ludah Sebagai murid Aula Desolate, tentu mereka paham kalau ketika murid-murid di sana berduel, kepala aula biasanya tak akan turun tangan. Bahkan, mereka cuma bakal turut campur jika terdapat insiden yang melampaui kendali.
Pang Tong dan dua praktisi lainnya menatap peristiwa ini dengan jantung berdegup kencang.
"Lin Dong, apa itu Desolate Demon Eye?" tanya Chen Zhen dengan nada santai sambil melayang di udara. Dia menatap Lin Dong yang berada di bawah dengan sorot berkecamuk terpancar di matanya.
Ketika pertanyaan itu muncul, suara terkesima terdengar dari semua arah di stadion. Bahkan mata Pang Tong, Jiang Hao, dan dua praktisi sisanya, juga memperlihatkan sorot tercengang.
Di antara ilmu bela diri Aula Desolate, tentu Great Desolation Scripture adalah ilmu terkuat. Di bawahnya, terdapat empat ilmu bela diri agung. Desolate Demon Eye adalah ilmu yang tersulit untuk dikuasai di antara empat ilmu bela diri tersebut. Selama bertahun-tahun ini, meskipun tidak bisa dikatakan kalau tidak ada seorang pun yang mampu menguasai Desolate Demon Eye, tapi mayoritas mereka yang bisa adalah anggota generasi tua di Aula Desolate. Di antara murid-murid sekarang, tidak ada seorang pun yang berhasil melakukannya…
Namun, tepat di hadapan mereka, Lin Dong rupanya berhasil mempelajari Desolate Demon Eye yang sudah umum dianggap sebagai ilmu bela diri paling mematikan di Aula Desolate. Bagaimana mungkin kenyataan itu tidak membuat penonton di sana tercengang? Terlebih lagi, mereka tahu kalau Lin Dong cuma masuk ke Aula Ilmu Bela Diri selama lima hari…
Namun rupanya dalam lima hari itu, dia berhasil menguasai tahap awal Desolate Demon Eye?
"Apa dia benar-benar manusia?" pikir Pang Tong dan tiga praktisi lainnya saat mereka saling bertukar pandang. Mereka berempat merasakan sensasi yang berkecamuk di dalam diri masing-masing. Meskipun mereka sangat berbakat, tapi jika dibandingkan dengan Lin Dong, empat praktisi itu seolah biasa saja.
Tentu saja, mereka berempat tentu tidak tahu alasan mengapa Lin Dong bisa melakukannya, semata-mata bukan cuma karena bakat yang dimiliki, tapi juga karena adanya Stone Talisman misterius. Meskipun Desolate Demon Eye sangat kuat dan jahat, sehingga praktisi biasa bakal sangat kesulitan untuk sepenuhnya mengendalikannya, tetapi Lin Dong memiliki Stone Talisman. Oleh karenanya, pemuda itu mampu sepenuhnya menahan dan mengendalikannya!
Semua pasang mata di seluruh bagian stadion terpaku pada sosok Lin Dong. Saat ini, mata abu-abu di dahi Lin Dong mulai terpejam dan berubah menjadi garis abu-abu, lantas akhirnya menghilang.
Usai mata abu-abu itu menghilang, raut wajah Lin Dong memucat. Penggunaan Yuan Power dan Mental Energy yang dibutuhkan oleh Desolate Demon Eye sudah melampaui perkiraannya. Jika Chen Zhen tidak turun tangan, serangannya barusan kemungkinan bakal membuat Jiang Hao terluka parah. Situasi itu tentu bukan peristiwa yang ingin dilihat olehnya. Karena bagaimanapun juga, tempat ini adalah Desolate Hall, dan bukan medan pertarungan kuno. Maka dari itu, dia tak bisa bersikap seagresif sebelumnya.
"Benar, Kepala Aula. Ilmu bela diri yang kugunakan memang Desolate Demon Eye."
Lin Dong membungkuk pada Chen Zhen dan berkata dengan nada kecut, "Karena aku cuma menguasai tahap awalnya, maka aku tidak bisa mengendalikannya dengan baik…"
"Rupanya begitu…" Chen Zhen secara reflek bergumam dan terdiam selama sesaat. Seolah dia hendak menghilangkan rasa terkejut yang berkecamuk dalam hatinya.
Setelah melihat Chen Zhen terdiam, Lin Dong tak lagi berbicara. Dia tahu kalau Chen Zhen dan para praktisi lainnya pasti tercengang karena dia mampu mempelajari 'Desolate Demon Eye'.
Di kursi batu, Wu Dao diam-diam tertawa getir dalam hati. Namun meskipun demikian, rasa gembira segera muncul dalam hatinya. Semakin berbakat Lin Dong, maka akan semakin baik bagi Aula Desolate mereka. Karena bagaimanapun juga, sudah bertahun-tahun sejak Aula Desolate bisa menghasilkan murid yang luar biasa sepertinya…
"Jalan Desolate Demon Eye itu mengejar kekuatan pembunuh yang lebih besar. Di masa depan nanti, jika kau tak bisa mengendalikan sepenuhnya, maka usahakan tidak menggunakannya ketika berduel dengan murid lain. Selain itu, ilmu bela diri ini memiliki efek korosi bagi penggunanya. Selain di saat-saat kritis, sebaiknya kau tidak menggunakannya secara sembarangan," kata Chen Zhen dengan nada serius usai kembali tenang.
"Baik, aku paham."
Lin Dong menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat. Dia tidak mengatakan tentang keberadaan Stone Talisman misterius. Bahkan, dia tak perlu mengkhawatirkan efek korosi Desolate Demon Eye karenanya. Bagaimanapun juga, Stone Talisman misterius adalah rahasia terbesar milik Lin Dong. Karena sifatnya yang selalu waspada, pemuda itu tentu tak ingin membongkar keberadaan Stone Talisman meskipun dia tahu kalau Chen Zhen dan para praktisi lainnya tidak memiliki niat buruk padanya.
"Pihak yang menang dan kalah di duel hari ini sudah ditentukan. Sejak hari ini, kau bakal menjadi kakak seperguruan murid langsung kelima. Apa ada lagi yang keberatan?" Chen Zhen menoleh ke arah Pang Tong serta praktisi lainnya, kemudian bertanya.
Setelah mendengar ucapannya, Pang Tong dan tiga praktisi lainnya sempat ragu-ragu dan akhirnya menggelengkan kepala mereka. Kali ini, bahkan Jiang Hao cuma bisa tertawa getir. Kekuatan yang diperlihatkan oleh Lin Dong membuatnya tak punya dasar untuk protes…
"Whaa!"
Usai Pang Tong dan tiga praktisi lainnya memberi tanda kalau mereka tidak protes, seluruh stadion segera dipenuhi dengan suara sorak-sorai. Lebih dari puluhan ribu murid Aula Desolate menatap bersemangat pada sosok kurus yang berdiri di tengah stadion. Raut penuh hormat muncul di wajah mereka semua.
Setelah duel hari ini, Lin Dong sudah mengalahkan semua murid Aula Desolate. Sejak hari ini, dia juga bakal menjadi murid yang naik reputasi menjadi kakak seperguruan murid langsung yang tercepat dalam sejarah Aula Desolate!