Aula Ilmu Bela Diri
Aula Ilmu Bela Diri
Mampu bertahan selama 11 hari di dasar Sungai Pil—hasil mengerikan itu sudah cukup mampu untuk melampaui semua anggota generasi muda di Sekte Dao.
Setelah kerumunan membubarkan diri dan pergi dari sana, informasi yang berbeda lagi sudah membuat banyak orang tercengang karenanya.
Lin Dong sudah mengajukan tantangan bertarung pada salah satu dari empat Kakak Seperguruan murid langsung di Aula Desolate, yaitu Jiang Hao…
Cukup banyak orang tanpa sadar membuka mulut mereka ketika mendengar berita tersebut. Meskipun mereka paham kalau Lin Dong tak punya pilihan lain, tapi mereka tetap menghela napas dalam hati masing-masing. Murid baru bernama Lin Dong ini memang tidak boleh dibiarkan sendiri saja. Dia terus saja melakukan tindakan yang tidak disangka-sangka.
Sekte Dao tidak kekurangan praktisi berbakat. Namun, jarang ada seseorang yang mengajukan tantangan bertarung pada Kakak Seperguruan murid langsung setelah bergabung kurang dari sebulan di sana. Karena semua orang tahu seberapa besar jarak kekuatan yang terdapat di antara mereka.
Semua murid di sana tentu mengerti seberapa besar kekuatan Jiang Hao. Tingkat Nirvana Yuan Tujuh tergolong luar biasa di empat aula. Sedangkan kekuatan Lin Dong baru mencapai Tingkat Nirvana Yuan Lima walaupun dia berhasil bertahan dari Nirvana Tribulation barusan.
Meskipun semua orang sadar atas jarak kekuatan di antara keduanya, mereka tidak menghina dan mencemooh Lin Dong sebagai orang bodoh. Hasil yang sudah diperlihatkan oleh Lin Dong sebelum ini cukup membuat semua murid di Sekte Dao berhenti meremehkannya. Tak ada seorang pun tahu apakah murid yang baru saja memperlihatkan keajaiban itu bakal bisa terus-menerus memunculkan kejadian yang sama.
"Bakal ada pertarungan seru dalam lima hari lagi…"
Murid-murid memikirkan hal itu usai saling bertukar pandang. Rasa tak sabar muncul di dalam hati mereka. Murid-murid itu ingin melihat apakah Lin Dong bakal kembali memperlihatkan performa yang mencengangkan saat bertarung melawan Kakak Seperguruan murid langsung seperti Jiang Hao.
Terlebih lagi, mereka semua paham seandainya Lin Dong benar-benar bisa menandingi kekuatan Jiang Hao, maka dia akan menjadi Kakak Seperguruan murid tercepat di Sekte Dao.
Hati semua orang merasa iri ketika memikirkan hal tersebut. Di waktu yang bersamaan, mereka juga tak sabar menanti pertarungan lima hari setelah hari ini.
…..
Keesokan harinya.
"Krak!"
Lin Dong mendorong pintu dan keluar. Cahaya matahari menyinari dari langit dan mengenai badannya, membuatnya merasa hangat dan nyaman. Kedua matanya memicing dan akhirnya terbuka sepenuhnya. Sudut mulutnya tanpa sadar membentuk cengiran ketika dia menyaksikan tempat seperti surga yang dipenuhi kabut tersebut.
Tempat itu memang sangat menakjubkan.
Karena Lin Dong adalah murid langsung, maka tempat di mana dia tinggal jauh lebih tenang jika dibandingkan Mo Ling dan praktisi lainnya. Terlebih lagi, berdasar ketentuan Aula Desolate, semua orang yang bukan merupakan murid langsung harus berkumpul di platform Sungai Pil dan diwajibkan menempa diri di sana. Oleh karenanya, puncak gunung itu menjadi lumayan hening.
"Apa kau sudah cukup beristirahat?"
Suara tawa yang tak asing mendadak terdengar saat Lin Dong tengah menikmati momen tenang tersebut. Pemuda itu menoleh dan mendapati Wu Dao berdiri tak jauh dari tempatnya berada dan tersenyum menatapnya.
Lin Dong tersenyum. Sesaat kemudian, dia menangkupkan kedua tangannya dan membungkukkan diri pada Wu Dao.
"Kau ini. Kejutanmu kali ini membuatku sangat terkejut. Sebelas hari—hasil itu … bahkan lebih baik dibandingkan Kak Zhou Tong dulu…" Wu Dao perlahan-lahan berjalan mendekatinya. Matanya terpaku pada wajah belia Lin Dong dan menghela napas perlahan. Ada nada emosi yang berkecamuk di suaranya.
"Zhou Tong…"
Lin Dong mengedipkan matanya. Saat ini, dia juga tahu kalau Kakak Seperguruan Zhou Tong adalah praktisi yang berhasil memahami Great Desolation Scripture. Terlebih lagi, pria itu adalah praktisi sangat mengerikan yang bahkan menyerang Yuan Gate dan membunuh tiga sesepuh agung mereka.
"Tapi, sebaiknya kau jangan terlalu senang dulu. Aku tahu kalau kau menyembunyikan banyak rahasia. Kali ini, kemungkinan kau sudah menggunakan beberapa taktik ketika berada di dasar Sungai Pil. Sedangkan Kak Zhou Tong dulu cuma mengandalkan kekuatannya seorang diri," kata Wu Dao.
"Terkadang, punya banyak taktik juga bisa dianggap sebagai bakat." Lin Dong mengedikkan bahunya. Dia memang orang yang praktis. Selama berguna, dia tidak peduli trik apapun yang digunakan. Karena bagaimanapun juga, tidak ada keadilan abadi di dunia ini. Terlebih lagi, trik-trik itu tak akan muncul tanpa alasan. Demi mendapatkannya, Lin Dong bekerja keras dan membayar dengan harga yang tak murah.
Tentu saja, meskipun Lin Dong menganggapnya demikian, dia masih merasa sangat hormat pada Kakak Seperguruan Zhou Tong. Pria itu memang pantas menjadi praktisi yang berani menyerang Yuan Gate seorang diri.
"Nak, kau benar-benar licik…"
Wu Dao tertawa. Dia tidak membantah ucapan Lin Dong. Setelah berpikir selama sesaat, dia akhirnya merespon, "Sikapmu menantang Jiang Hao kali ini tergolong agak sembrono. Kekuatan Jiang Hao tidak bisa dibandingkan dengan Tong Chuan."
"Aku ingin mempelajari Great Desolation Scripture. Protes dari empat Kakak Seperguruan memang tidak akan bisa kuhindari." Lin Dong terkekeh pasrah.
"Dengan bakat yang kaumiliki, asal kau menempa diri selama setengah tahun di Aula Desolate, pasti tidak akan ada seorang pun yang menentang kenaikan statusmu menjadi Kakak Seperguruan murid langsung."
Wu Dao mengatakannya dan segera menggelengkan kepala. "Percuma saja aku bilang seperti ini sekarang. Kau juga bukan orang yang sembrono. Karena kau berani mengatakannya, kemungkinan kau cukup percaya diri dengan kesempatan yang kaumiliki. Ayo pergi. Aku akan membawamu menuju Aula Ilmu Bela Diri di Aula Desolate. Karena kau adalah murid Aula Desolate, maka kau perlu membiasakan diri dengan Aula Ilmu Bela Diri."
Wu Dao tidak menunda lebih lama lagi setelah berbicara. Sosoknya bergerak dan dia berpindah ke kejauhan. Lin Dong segera mengikuti saat melihatnya.
Aula Desolate sangat luas. Ada belasan puncak gunung yang langsung menyentuh awan. Kabut berpendar di semua tempat, dan membuatnya terlihat seolah seperti surga. Ada suara-suara samar para praktisi sedang menempa diri terdengar dari puncak-puncak gunung tersebut. Aura menyegarkan menyebar di seluruh langit.
Dengan dipandu Wu Dao, mereka berdua terbang selama 10 menit lebih dan akhirnya mendarat di puncak gunung yang luas di dekat bagian tengah wilayah Aula Desolate. Siapapun bisa melihat kalau terdapat menara batu kuno besar di puncak gunung tersebut.
Batu-batuan hijau menyelimuti sekeliling menara batu. Jalur batu yang terbentuk dari fragmen batuan menjalar dan menuju ke arah puncak gunung. Ada cukup banyak murid Aula Desolate yang datang dan pergi di tempat tersebut. Saat murid-murid itu melihat Wu Dao, mereka semua segera membungkuk dan menyapanya. Berpasang-pasang mata sontak menatap dengan sorot aneh ke arah Lin Dong. Saat ini, pemuda itu tergolong terkenal di Aula Desolate.
Wu Dao mengangguk perlahan ke arah murid-murid tersebut. Tak lama kemudian, dia tidak menatap ke sekeliling dan memandu Lin Dong langsung menuju ke arah menara batu kuno. Saat keduanya semakin dekat, Lin Dong akhirnya bisa merasakan seberapa besar menara batu di hadapannya. Meskipun perkembangan zaman meninggalkan jejak perubahan warna di sana, tapi nuansa itu juga memberikan aura perubahan yang sangat pekat.
Aura perubahan itu menandakan fondasi dan peninggalan sekte.
Lin Dong menatap ke arah menara batu di hadapannya dan sorot berapi-api terpancar di matanya. Dia tentu sangat penasaran dengan ilmu bela diri milik sekte super tersebut.
Pandangan mata Lin Dong beralih dari menara batu. Sesaat kemudian, dia melihat ke arah pintu batu dan matanya segera memicing. Ada seorang pak tua berjubah abu-abu di pintu batu. Pria itu memegang sapu dan perlahan-lahan menyapu dedaunan di tanah.
Wajah pak tua itu sangat renta dan keriputnya seperti cekungan tajam. Kedua matanya juga memperlihatkan warna putih abu-abu dan sepertinya dia tak memiliki pupil. Jika dilihat lebih dekat, pria itu ternyata buta.
Namun, pria buta itu membuat Mental Energy di dalam Istana Niwan Lin Dong samar-samar bergetar. Situasi ini pertama kali dirasakan Lin Dong selama bertahun-tahun.
Faktor yang paling mengejutkan Lin Dong adalah dia tidak bisa merasakan riak-riak Yuan Power sedikitpun dari pak tua buta tersebut.
Wu Dao jelas menyadari tatapan mata Lin Dong. Namun, dia tidak mengatakan apapun. Dia melangkah maju dan agak membungkukkan badannya ke arah pak tua buta. Tapi, pria itu tidak menjawab. Dia malah terus melanjutkan menyapu dedaunan kering di sana.
"Aku akan mengajakmu kemari. Jumlah ilmu bela diri di dalam Aula Ilmu Bela Diri ada sebanyak lautan. Apa yang kaupilih akan bergantung pada keberuntunganmu sendiri. Aku tidak bisa membantumu terlalu banyak." Wu Dao tidak terkejut melihat reaksi pak tua tersebut. Dia lantas menoleh dan berkata pada Lin Dong.
"Tapi tak peduli ilmu bela diri apapun yang kaupelajari, kau perlu mengingat agar tidak membuang esensi Aula Desolate kita." Wu Dao melipat tangannya di punggung dan berkata.
Lin Dong agak terkejut. Dia lantas berpikir sesaat dan bertanya dengan suara lirih. "Desolate Force?"
Lin Dong bisa merasakan kekuatan aneh saat dia bertarung melawan Tong Chuan. Jika bukan karena dia memiliki Devouring Ancestral Symbol, dia pasti bakal sangat terdesak karena energi tersebut.
Wu Dao sangat puas karena reaksi Lin Dong. Dia menganggukkan kepalanya perlahan-lahan dan berkata, "Ada Desolate Stone di dalam Aula Ilmu Bela Diri. Semua murid Aula Desolate mendapatkan Desolate Force dari tempat ini. Energi itu bakal memperkuat kemampuan ilmu bela dirimu…"
"Baik…"
Lin Dong mengangguk. Dia juga sangat berminat dengan energi bernama Desolate Force tersebut.
"Masuklah."
Wu Dao mengayunkan tangannya. Lin Dong tak lagi ragu-ragu ketika mendengarnya. Dia membungkuk ke arah Wu Dao dan melangkah maju. Dia sempat ragu ketika berpapasan dengan pak tua buta tersebut. Tak lama kemudian, dia juga membungkuk ke arahnya dan masuk ke dalam menara batu.
Wu Dao menatap ke arah sosok Lin Dong yang berangsur-angsur menjauh dan menghela napas Panjang. Matanya menatap ke arah pak tua buta di sana dan berkata dengan nada lembut, "Dia adalah pemuda yang kemampuannya bahkan lebih kuat daripada Kak Zhou Tong dalam urusan Pill River Head Immersion…"
"Chi!"
Pak tua buta yang sama sekali tidak berhenti menyapu tanah, akhirnya sekarang mematung.
"Dulu, Kak Zhou Tong cuma duduk selama tiga hari di depan Desolate Stone demi mendapatkan Desolate Force. Aku penasaran bagaimana dengan Lin Dong…"
"Dia mungkin adalah murid dengan kemampuan paling besar untuk memahami Great Desolation Scripture dalam 100 tahun belakangan ini. Jika Kakak Seperguruan berminat, kau bisa mengawasinya…" Wu Dao menatap ke arah pak tua buta di sana dan berkata dengan nada lembut.
Pak tua itu terdiam selama sesaat dan dia tidak berkomentar. Dia cuma perlahan-lahan menyimpan sapunya dan berjalan menuju ke arah menara batu. Wu Dao diam-diam menghela napas lega saat melihatnya. Dari sikap pak tua buta itu, sepertinya dia cukup berminat dengan Lin Dong.
"Nak, mendapatkan Desolate Force adalah tahap pertama mempelajari Great Desolation Scripture. Kalau kau tidak bisa berhasil di tahap ini, kemungkinan kau tidak ditakdirkan mempelajari Great Desolation Scripture."
Wu Dao mendongak. Dia menatap ke arah menara dan bergumam lirih.