Kota Yan yang Menyilaukan
Kota Yan yang Menyilaukan
Sebagai kampung halaman Klan Lin, Kota Lin bisa dibilang selalu ramai dan ukurannya juga membuatnya berada di antara kota-kota papan atas di dinasti. Dari kejauhan, kota itu terlihat sangat menakjubkan dan ajaib.
Di pusat Kota Lin—aula pertemuan klan yang biasanya digunakan cuma untuk kegiatan khusus, kini dipenuhi banyak praktisi. Segala macam suara berkumpul bersama, sehingga menimbulkan suara mendesing dan membuat siapapun merasa seakan mereka tengah berada di sarang lebah.
Semua sesepuh Klan Lin hadir di tengah aula pertemuan. Saat ini, fokus mereka semua diarahkan ke tempat duduk pimpinan klan. Seorang pria tengah duduk di sana. Raut melamun sekarang memenuhi wajahnya yang biasanya terlihat mengerikan.
"Pimpinan Klan."
Sebagai sesepuh paling tua di klan, Lin Mu mau tak mau terbatuk lirih ketika menatap ekspresi Lin Fan. Setengah jam yang lalu, Lin Fan mengeluarkan perintah tertinggi di klan dan memanggil semua sesepuh mereka kembali ke markas pusat. Siapapun tahu kalau perintah itu cuma pernah dikeluarkan dua kali sejak Klan Lin dibentuk.
Terlebih lagi, keduanya itu berkenaan dengan nasib Klan Lin, dan kemungkinan kali ini juga demikian.
Ketika pikiran mereka sampai di titik itu, ekspresi para sesepuh samar-samar berubah. Apa sesuatu yang fenomenal baru saja terjadi?
Suara batuk lirih Lin Mu membangunkan Lin Fan yang melamun. Matanya perlahan-lahan menyapu ke seluruh bagian aula dan keributan di sana seketika menghilang.
"Haha."
Tak lama setelah tatapan mata Lin Fan menyapu ke aula, dia mendadak tertawa aneh. Saat Lin Fan mendongak, suara tawanya terdengar semakin lantang hingga air mata mulai muncul di sudut matanya.
Semua sesepuh dan anggota senior di aula kini ketakutan sampai wajah mereka memucat. Sebenarnya insiden besar apa yang terjadi? Sampai-sampai pimpinan klan terguncang separah itu?
Di sisi aula, Lin Ke-er yang mengenakan gaun putih memucat saat melihat sikap Lin Fan. Tangannya yang seperti giok mencengkram erat lengan Ayahnya.
"Pimpinan Klan, apakah kejadian ini karena rencana buruk Klan Wang? Tenanglah, Pimpinan Klan! Tak peduli seperti apa taktik yang mereka gunakan, Klan Lin kita tak akan semudah itu diusik!" Lin Mu berkata dengan suara lirih.
"Kalau Klan Wang berani menyatakan perang melawan kita, Klan Lin bakal bertarung sampai mati!" Sesepuh yang berbeda juga ikut berteriak keras.
"Benar!"
Di aula pertemuan, kerumunan menjadi murka sampai atmosfer di sana memanas.
Suara tawa Lin Fan akhirnya berangsur-angsur memudar. Dia mengusap wajahnya dan segera mengayunkan tangannya. Lin Fan lantas berbicara dengan suara serak, "Para sesepuh, jangan khawatir. Di masa depan nanti, Klan Wang tidak akan berani memperlihatkan bahkan sedikit saja rasa tidak hormat pada Klan Lin kita…"
"Huh?"
Para sesepuh yang awalnya bersiap-siap bertarung sampai mati seketika terperangah. Mereka kebingungan dan menoleh menatap Lin Fan.
"Perang Seratus Dinasti sudah berakhir…" Lin Fan berkata lembut.
"Perang Seratus Dinasti?"
Para sesepuh kembali terkejut. Mereka segera kembali tersadar dan raut gembira memenuhi wajah para sesepuh tersebut. "Apa ada seseorang dari Klan Lin yang dipilih oleh sekte super?"
Lin Fan perlahan-lahan menganggukkan kepalanya.
"Whoaah!"
Atmosfer di aula pertemuan seketika berubah ramai, dan suara sorak-sorai mengalir serta menyebar ke semua sudut di sana.
"Pasti Lin Langtian! Kurasa cuma dia yang bisa melakukannya di Klan Lin kita!"
"Bisa saja tidak demikian. Lin Dong tidak lemah, dan bahkan Lin Langtian tidak bisa menandinginya."
"Kurasa Lin Langtian punya kesempatan lebih baik. Karena bagaimanapun juga, bakatnya sudah diakui oleh semua orang di sini…"
"Ya. Dia memang praktisi berbakat paling luar biasa di Klan Lin. Heh, pemuda dari keluarga cabang itu cuma beruntung…"
"Ketika berita ini sampai tersebar, mereka kemungkinan bakal kehilangan dukungan terakhirnya…"
Di sudut aula, Lin Ke-er menggigit bibir merahnya perlahan dan diam-diam menghela napas dalam hati ketika menyaksikan atmosfer yang meledak-ledak di aula. Apa pada akhirnya Lin Dong kalah dari Lin Langtian?
"Dia sudah bergabung dengan salah satu dari delapan sekte super di Benua Xuan Timur—Sekte Dao." Gumaman Lin Fan perlahan-lahan terdengar dan membungkam keributan di aula.
"Salah satu dari delapan sekte super, Sekte Dao?" Mata semua orang di sana sontak terbelalak. Sekte sebesar itu memang melampaui imajinasi mereka.
"Di Perang Seratus Dinasti ini, dia menahan para praktisi berbakat dari berbagai macam dinasti dan mendapatkan posisi sebagai pemenang."
Aula besar seketika berubah hening dan semua orang merasa kesusahan bernapas. Pemenang Perang Seratus Dinasti? Sejak Dinasti Agung Yan terbentuk, tidak ada seorang pun yang bisa mendapatkan pencapaian sebesar itu, 'kan? Tak disangka kalau seseorang dari Klan Lin mereka bisa melakukannya, 'kan?
Lin Fan mendongak. Warna merah darah muncul di matanya ketika dia menatap semua orang yang hadir di sana. Suara lembutnya masih terdengar gemetaran ketika dia mengumumkan nama praktisi tersebut. "Dia adalah Lin Dong."
"Krak!"
Beberapa kursi seketika meledak di aula pertemuan, dan beberapa orang terjatuh dengan pantat mereka menyentuh tanah. Namun, tidak ada seorang pun yang menyadari kejadian itu karena mereka semua tengah menatap tak percaya ke arah Lin Fan.
Praktisi yang dipilih oleh salah satu dari delapan sekte super—Sekte Dao—, praktisi yang menahan para praktisi jenius dari berbagai macam dinasti, serta mampu melampaui mereka semua adalah … Lin Dong?!
Rupanya Lin Dong, anggota keluarga cabang dari Kota Yan?!
Tangan Lin Ke-er yang cantik bagai giok lantas menutupi bibir merahnya karena tercengang. Rasa syok di hatinya hampir membuatnya jatuh pingsan…
Wanita itu tidak pernah membayangkan kalau praktisi yang bakal menciptakan keajaiban itu rupanya adalah Lin Dong!
Lin Ke-er lantas melamun dan mengingat akan insiden yang terjadi di makam tua di luar Kota Yan. Pemuda kurus itu dipenuhi dengan luka-luka berdarah dan terus bersikeras memberontak di bawah tekanan kekuatan Lin Langtian.
Dalam beberapa tahun, serigala muda yang terluka sudah mengalami proses metamorfosis dan sekarang berubah menjadi elang yang terbang tinggi di langit…
"Pimpinan Klan, apa berita itu benar?" Lin Mu membuka mulutnya dan bertanya. Dia akhirnya sadar kalau suaranya agak serak. Lin Mu sudah menempatkan Lin Dong dengan status tinggi. Namun, bahkan dia tidak pernah menyangka kalau Lin Dong mampu mendapatkan pencapaian sebesar itu di Perang Seratus Dinasti—tempat di mana para praktisi jenius dari berbagai macam tempat berkumpul bersama.
Lin Fan perlahan-lahan menganggukkan kepalanya. Dia segera meletakkan kedua telapak tangannya di meja dan berdiri. Ketika menatap ke arah kerumunan, suaranya yang tegas dan mengandung nada berkuasa itu perlahan-lahan terdengar di sana.
"Segera beri kabar ke keluarga cabang di Kota Yan kalau Lin Zhentian ditunjuk sebagai sesepuh agung Klan Lin. Lin Xiao, Lin Ken, Lin Mang, dan praktisi lainnya bakal diundang menjadi sesepuh. Jika ada seorang pun yang berani menghina keluarga cabang Kota Yan di masa depan nanti…"
Lin Fan mendadak berhenti bicara. Niat membunuh yang mengerikan muncul di wajahnya.
"Bakal langsung diusir dari klan! Tak peduli apapun statusnya!"
Seluruh praktisi di aula seketika terdiam. Ketika mereka memandang ekspresi serius Lin Fan, semua sesepuh yang menentang keluarga cabang Kota Yan sontak mengatupkan bibir mereka. Semua sesepuh itu tahu kalau keluarga cabang Kota Yan bakal menjadi sosok terkuat dan tak bisa diganggu di seluruh Klan Lin, malah mungkin di seluruh Dinasti Agung Yan!
Semua itu karena … Lin Dong berasal dari keluarga cabang Kota Yan!
Keluarga cabang Klan Lin di Kota Yan sudah menghasilkan pemenang Perang Seratus Dinasti!
Berita itu menyebar cepat di seluruh dinasti bagai badai kencang. Semua bagian dinasti tercengang sepenuhnya karena berita tersebut.
Segala macam fraksi yang tak tahu banyak mengenai Perang Seratus Dinasti terperangah hebat karenanya. Berita itu mencengangkan, bahkan melampaui imajinasi mereka.
Tak ada seorang pun dari mereka yang mampu membayangkan bagaimana bisa seorang pemuda dari keluarga cabang di dinasti level bawah bisa melakukan hal itu—sebuah pencapaian yang bahkan tidak bisa dilakukan oleh para praktisi jenius dari berbagai macam dinasti super. Namun, kenyataan sudah disediakan di depan mata mereka. Para praktisi itu cuma mampu menggertakkan gigi dengan perasaan kecut dan mengumpat dengan nada iri.
"Monster itu…"
Kota Yan.
Kota itu sekarang menjadi tempat teramai di seluruh Dinasti Agung Yan. Selama beberapa hari ini, Keluarga Lin mereka dibanjiri berbagai macam ucapan selamat. Semua fraksi, bahkan golongan yang tidak mereka kenal, datang dan memberi mereka selamat. Kejadian itu membuat Keluarga Lin pusing. Di gunung yang berada di belakang kediaman Keluarga Lin, Lin Xiao duduk di hadapan rumah bambu di dalam hutan bambu. Ada beberapa tiang kayu di dekatnya. Tempat itu adalah lokasi di mana Lin Dong berlatih di masa lalu.
Tangan kasar dan besar Lin Xiao mengusap tiang-tiang kayu yang dipenuhi dengan retakan, seakan dia masih bisa melihat sosok kurus yang dulunya berlatih di sana.
"Kau sudah berada di sini seharian penuh. Apa kau tidak lelah?" Langkah kaki terdengar dari belakang Lin Xiao. Mantel besar lantas dipakaikan di punggungnya dengan lembut.
"Bagaimana kabar Ayah dan lainnya?" Lin Xiao berbalik dan menatap ke arah Liu Yan. Dia lantas bertanya sambil tersenyum.
"Sejak Ayah mendengar kabar itu, dia belum juga menutup mulutnya." Liu Yan tersenyum lembut dan menjawabnya.
"Dong-er memang luar biasa. Bahkan dia lebih hebat daripada Ayahnya…" Lin Xiao menghela napas. Namun, raut bangga dan puas di wajahnya tak bisa disembunyikan.
"Dong-er pasti sudah terus-menerus menderita selama Perang Seratus Dinasti berlangsung." Liu Yan terlihat marah ketika dia berbicara. Wanita itu tidak seperti Lin Xiao dan para praktisi lainnya yang cuma melihat hasil pencapaian Lin Dong. Sebagai Ibunya, Liu Yan jelas tahu karena berdasar sifat keras kepala Lin Dong, pemuda itu pasti sangat menderita di tempat tersebut.
"Dia adalah seorang pria. Bahunya memang seharusnya digunakan untuk memanggul beban berat. Dong-er sangat berbakat dan Dinasti Agung Yan yang kecil tidak cukup menahannya. Sebagai Ayahnya, aku sangat bangga memiliki putra sepertinya. Haha." Lin Xiao tertawa terbahak-bahak.
"Semua karena ulahmu. Tak cuma Dong-er yang seperti ini, bahkan Qingtan juga sama saja. Seorang gadis seharusnya tinggal di rumah, berani-beraninya dia kabur diam-diam!"
Seakan dia mengingat sesuatu, mata Liu Yan memerah saat dia berkata dengan nada marah, "Jika terjadi sesuatu dengan Qingtan, aku ingin melihat apa kau bisa hidup sendirian di sisa hidupmu!"
"Haha, gadis itu tidak bisa membiarkan Lin Dong pergi dan ingin mengejarnya. Apa boleh buat. Terlebih lagi, sesepuh yang mengikutinya sangat kuat dan pasti memiliki latar belakang yang luar biasa. Dengan perlindungan wanita itu, Qingtan pasti bakal baik-baik saja." Lin Xiao tertawa menjawabnya.
"Sedangkan argumen yang terjadi di antara kalian berdua, jika kakak laki-lakinya tahu, gadis itu akan mendapatkan konsekuensinya. Haha."
Liu Yan menghela napas perlahan. Tak ada gunanya membicarakan urusan ini sekarang. Ketika wanita itu mengingat bagaimana gadis yang biasanya penurut itu marah dengannya karena masalah ini, Liu Yan merasa hatinya sesak.
"Jangan khawatir. Generasi muda bakal bisa mengurus dirinya sendiri."
Lin Xiao tersenyum sambil memeluk Liu Yan. Dia segera mendongak dan menatap ke arah langit di kejauhan. Lin Xiao lantas bergumam sendiri, "Dong-er, karena kau ingin berpetualang, keluarlah dan kelilingilah dunia. Seorang pria sebaiknya memang demikian. Namun, tak peduli seberapa terkenal kau nantinya, jika kau lelah, kau bisa selalu pulang ke rumah. Ayah mungkin tidak bisa melakukan seperti apa yang kauperbuat, tapi aku akan memastikan kau tidak menderita selama aku ada di dekatmu."