Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Ketiga



Ketiga

3"Gluduk!"     

Lautan petir bergejolak. Petir berwarna silver menyambar dan membentuk lengkungan petir yang sangat banyak. Seluruh tempat itu terlihat sangat mengerikan.     

Lin Dong menatap sekitar seolah dia sedang menghadapi musuh yang hebat ketika dia melihat perubahan yang tidak terduga tersebut. Meskipun dia sudah punya beberapa kemampuan untuk bertahan di lautan petir usai melewatinya selama setengah bulan, namun dia juga sadar apabila lautan petir ini sampai mengamuk, hanya butuh satu ombak saja, dan bahkan abunya tidak akan tersisa.     

Cahaya emas terang menyebar cepat dari dalam badannya. Sosoknya yang berwarna emas cerah itu samar-samar mengandung cahaya silver, seakan terdapat cahaya petir yang berlompat-lompat di dalamnya. Cahaya itu terlihat semakin kuat dan kokoh.     

Proses penempaan diri selama setengah bulan ini rupanya membuat kekuatan Lin Dong naik ke level yang berbeda.     

Sementara Lin Dong benar-benar terfokus pada lautan listrik yang bergejolak, tikus kecil kembali melesat dan muncul di sana. Sorot matanya terlihat agak terkejut ketika menatap ke arah lautan tersebut.     

"Gluduk! Gluduk! Gluduk!"     

Lautan petir bergejolak semakin kencang sambil diiringi tatapan seorang pemuda dan seekor tikus kecil. Hingga pada akhirnya, cahaya dari lautan petir berwarna silver menjadi semakin pekat.     

Lin Dong memandangi warna yang berangsur-angsur semakin gelap. Matanya tiba-tiba menciut setelahnya. Dia melihat bahwa terdapat bayangan sangat besar hendak muncul dari dalam lautan petir!     

Sosok itu terlihat sangat buram tapi berukuran amat besar. Kalau dilihat sekilas, Lin Dong tahu kalau segalanya yang berada dalam radius 3 km tertutupi oleh bayangan tersebut.     

Lin Dong seketika merasa kalau kepalanya kebas ketika memikirkan ukuran sosok tersebut. Dia segera mundur dengan tergesa-gesa.     

Ombak raksasa bergulung di lautan petir ketika sosok Lin Dong mundur dengan tergesa-gesa. Hingga pada akhirnya, terdengar suara 'dhuaar' dan sebuah ombak menyapu sekitar. Sosok itu mengeluarkan suara yang mampu mengguncang dunia ketika muncul dengan ganas dari lautan. Saat ini, bahkan udara menjadi berguncang karenanya.     

Ombak menghempas sosok Lin Dong. Cairan listrik melayang di sekitar badannya dan terus-menerus memunculkan banyak lengkungan petir. Meskipun Lin Dong sudah lebih kuat, tapi dia tetap terhempas mundur hingga 300 meter karena kekuatan yang liar dan ganas tersebut. Baru setelahnya dia perlahan-lahan mendarat di lautan petir.     

Kaki Lin Dong kembali menapak di lautan petir. Dia segera mendongak melihat ke depan. Sesaat kemudian, ekspresinya berubah drastis.     

Sosok yang muncul di permukaan laut adalah sebuah makhluk berukuran raksasa―yang tidak diketahui ujungnya. Badan sosok raksasa itu berwarna hijau pekat dan dipenuhi oleh sisik-sisik terang. Sosoknya meringkuk dan setebal baja. Tekanan energi yang mendominasi menyebar bagai keagungan langit. Saat itu juga, Lin Dong merasakan Mental Energy yang berada di sekeliling badannya terdesak kembali ke Istana Niwan karena kekuatan tersebut.     

"Apa itu … naga?"     

Mulut Lin Dong terasa kering ketika memandang ke arah sosok raksasa tersebut. Bahkan terdapat kesan ngeri dalam suaranya. Dia sudah melihat berbagai macam Hewan Iblis yang kuat, termasuk yang mengandung garis keturunan naga di dalamnya. Namun jelas terdapat perbedaan yang besar antara para Hewan Iblis dan sosok raksasa di depannya sekarang.     

Perbedaan itu bagai seorang raja dan rakyat biasa.     

Di dunia Hewan Iblis, klan naga yang misterius dan kuat sudah pasti berada di level yang berbeda!     

"Naga Hijau?"     

Tikus kecil di bahu Lin Dong juga terkejut mendapati makhluk besar yang tiba-tiba muncul. Sorot aneh segera muncul di matanya. Dia menjilat bibirnya dan tertawa aneh. "Tak kusangka aku benar-benar bisa melihat Naga Hijau yang punya darah naga ortodoks di tempat ini. Seakan sudah lama sekali."     

Sudut mulut Lin Dong berkedut ketika mendengarnya. Kawannya ini … jangan-jangan dia memang pernah memangsa naga di masa lalu? Celestial Demon Marten benar-benar agresif dan mereka bahkan berani melawan Klan Naga yang berada di puncak Dunia Hewan Iblis.     

Tikus kecil mengayunkan cakarnya, dan cahaya berwarna hitam melingkar menyelimuti Lin Dong. Di waktu yang bersamaan, cahaya itu juga memblokir kekuatan mendominasi tersebut.     

"Klan Naga mungkin memang kuat, tapi tidak ada klan yang tak terkalahkan di dunia Hewan Iblis. Selain Klan Celestial Demon Master, juga terdapat klan-klan kuat lainnya yang sengaja mengusik mereka. Misalnya … Klan Monstrous Giant Bird. Mereka suka menyantap daging Klan Naga. Tentu saja, Klan Naga bukan lawan yang lemah. Kalau Klan Monstrous Giant Bird ingin memangsa mereka, Klan Monstrous Giant Bird harus membayar dengan harga besar. Tak jarang Klan Monstrous Giant Bird malah menjadi korban yang dimangsa. Dua klan itu bisa dianggap sebagai musuh bebuyutan yang saling memangsa." Tikus kecil tertawa.     

Lin Dong menyeka keringat dingin. Ternyata dunia Hewan Iblis tergolong cukup rumit. Para Hewan Iblis itu sangat beruntung. Mereka punya bakat luar biasa sejak mereka masih berupa tulang, dan memiliki terlalu banyak kelebihan kalau dibandingkan dengan manusia. Beberapa manusia mungkin tidak bisa dibandingkan dengan Hewan Iblis yang baru saja lahir, bahkan meskipun mereka berlatih keras sampai kehilangan nyawa.     

"Haha, tidak kusangka kalau aku bisa bertemu seseorang dari Klan Celestial Demon Marten di sini…" Suara tawa lirih tiba-tiba terdengar dari atas lautan petir ketika Lin Dong tengah menyeka keringat dinginnya.     

Lin Dong sontak mendongak ketika mendengar tawa tersebut. Matanya mengikuti sumber suara dan menatap ke sana. Sesaat kemudian, bola matanya terfokus pada kepala raksasa Naga Hijau tersebut. Terdapat sebuah sosok berbaju hijau yang sedang duduk diam di sana.     

Penampilan sosok itu tergolong tampan. Wajahnya juga memperlihatkan senyuman ramah yang membuatnya tampak segar. Seandainya tangannya memegang kipas lipat, pasti dia bakal terlihat seperti seorang pelajar.     

"Pria itu sama seperti Naga Hijau ini. Sosoknya hanya berupa peninggalan. Tidak perlu terkejut." Tikus kecil mendongak. Dia menatap ke arah sosok itu, dan berbicara pada Lin Dong yang bersikap seolah dia baru saja berjumpa dengan musuh yang kuat.     

"Kalau tebakanku benar, seluruh dimensi ini pasti dibuat olehnya. Dia pasti adalah pimpinan Aula Naga Hijau ini…"     

"Haha, namaku Qing Zhi. Orang-orang biasanya memanggilku dengan sebutan Raja Naga Hijau." Sosok berbaju hijau menjelaskan sambil tertawa.     

"Raja Naga Hijau―Qing Zhi…" Tatapan mata Lin Dong membeku. Rupanya orang itu memang adalah pemimpin Aula Naga Hijau, dan juga salah satu orang yang bertanggung jawab atas Aliansi Tiangang.     

"Akhirnya ada orang bisa sampai kemari setelah bertahun-tahun lamanya. Sebelum dirimu, sebenarnya juga ada para praktisi lain yang masuk kemari. Tapi, semua tulang-belulang mereka pada akhirnya terkubur di lautan petir ini." Raja Naga Hijau, Qing Zhi, menunduk. Dia menatap ke arah Lin Dong dan tersenyum.     

"Lin Dong dari generasi muda memberi hormat pada Raja Naga Hijau." Lin Dong menangkupkan tangannya dan membungkuk. Tak peduli seperti apa situasi yang tengah dialaminya sekarang, tidak ada salahnya bersikap agak sopan saat menghadapi makhluk sejenis setan tua yang sudah ada sejak masa-masa kuno tersebut. Tentu kondisi itu berlaku bahkan jika sosoknya cuma merupakan sisa bayangan dirinya.     

"Tak perlu membuang-buang waktu. Bukankah kau datang kemari demi mendapatkan peninggalan Aula Naga Hijau? Karena bayangan sosok ini muncul, berarti kau sudah lolos melewati Tes Naga Hijau. Dia seharusnya memberikan peninggalan sekte itu padamu sekarang." Tikus kecil di sisinya sekarang tengah mengerucutkan mulutnya tak sabar. Dia akhirnya mengutarakan maksudnya ketika Lin Dong bersikap sopan berbicara pada sosok tersebut.     

Lin Dong memutar bola matanya. Dia tercengang karena sikap tikus kecil yang terlalu blak-blakan.     

"Haha, dia benar. Siapapun yang lolos dari Tes Naga Hijau memang bisa mendapatkan peninggalan Aula Naga Hijau." Qing Zhi cuma tersenyum menghadapi sikap tikus kecil. Sesaat setelahnya, tatapan matanya terhenti pada Lin Dong. Saat itu, Lin Dong merasa bahwa badannya ditelisik oleh sepasang mata sosok tersebut.     

"Chi!"     

Lin Dong tidak bisa menghentikan proses penyelidikan yang rupanya berada di level yang jauh berbeda dari biasa. Namun ketika dia merasa tidak berdaya, Stone Talisman misterius, Devouring Ancestral Symbol, dan Ancient Universe Formation di badannya bergetar. Riak-riak energi menyebar secepat kilat.     

"Dhuaar!"     

Udara di depan Lin Dong tiba-tiba meledak. Sosok Qing Zhi yang duduk di Naga Hijau juga agak bergetar. Tatapan matanya yang tenang bagai air tidak beriak juga memperlihatkan ekspresi terkejut.     

"Heh, kawan kecilku ini mungkin terlihat biasa saja, tapi dia bukan seseorang yang bisa kaulihat dengan sembarangan menggunakan sosokmu yang sekarang. Mungkin kau bisa melakukannya kalau menggunakan tubuh aslimu." Tikus kecil tertawa aneh.     

"Haha, sepertinya aku sudah salah menilainya. Tidak kusangka benda-benda berharga seperti itu tersembunyi di dalam badannya." Sorot tercengang di mata Qing Zhi cuma bertahan sesaat. Pada akhirnya, sorot terkejut itu menghilang sepenuhnya, dan dia tertawa lirih.     

"Baiklah, hentikan omong kosong ini. Serahkan peninggalannya!" Tikus kecil mengayunkan cakar-cakarnya dan mendesak sosok tersebut.     

Qing Zhi tersenyum tenang. Dia segera mengangguk dan berkata, "Karena kau bisa datang sejauh ini, kau memang pantas mendapatkan peninggalan Aula Naga Hijau. Tapi, kau punya dua pilihan."     

"Oh?" Lin Dong agak terkejut dan menengadah.     

"Seandainya orang yang kemari adalah praktisi biasa, dia tak akan mendapatkan pilihan kedua. Tapi, kau terlihat agak berbeda…" Qing Zhi tersenyum penuh arti. Dia segera mengayunkan lengan bajunya. Dua cahaya hijau segera terlontar keluar dari sana dan melayang di langit.     

"Ilmu itu adalah dua ilmu bela diri terkuat di Aula Naga Hijau. Kekuatan keduanya bisa mencapai ilmu bela diri Soul level atas. Kalau kau berhasil menempanya, kemungkinan tidak akan sulit menghadapi ilmu bela diri lainnya dalam level yang sama."     

"Dua ilmu bela diri Soul level atas?"     

Lin Dong tersentak. Dia tidak menyangka kalau Qing Zhi bakal bersikap dermawan dan mengeluarkan dua ilmu bela diri Soul level atas. Kalau peristiwa ini terjadi di dunia luar, kemungkinan bahkan sekte-sekte super bakal kehilangan kendali dan memperebutkannya.     

"Apa pilihan lainnya?" Lin Dong mengerjapkan matanya. Dia tidak langsung menerima dua ilmu bela diri tersebut. Namun malah kembali bertanya.     

"Dua ilmu itu adalah peninggalan Aula Naga Hijau."     

Qing Zhi tersenyum menatap Lin Dong dan menambahkan, "Pilihan lainnya adalah peninggalan dariku, Qing Zhi."     

Pernyataannya tak cuma membuat Lin Dong tercengang. Bahkan tikus kecil di sisinya juga agak terperangah. Apakah Qing Zhi bukan anggota Aula Naga Hijau?     

"Aku tak bisa menjelaskan masalah yang terjadi selama masa kuno pada kalian berdua. Sekarang, pilihan mana yang akan kalian ambil?" Qing Zhi mengayunkan tangannya dan tidak membahas masalah ini lebih dalam. Dia malah menatap ke arah Lin Dong.     

Lin Dong menautkan alisnya. Dia merenung sesaat dan perlahan-lahan menjawab, "Pilihan yang terakhir."     

Pilihan terakhir yang dimaksud Lin Dong mengacu pada peninggalan Qing Zhi. Meskipun Lin Dong tak tahu siapa sebenarnya Qing Zhi, namun orang ini terlihat sangat kuat.     

"Haha, cerdas sekali…" Qing Zhi nyengir. Dia mengulurkan tangannya dengan malas dan menambahkan, "Baiklah. Tapi kalau kau gagal memenuhi ekspektasiku, saat kita bertemu di masa depan, aku akan mengambil balik semuanya."     

Lin Dong sudah hendak menganggukkan kepala, tapi dia tiba-tiba tersadar. Pemuda itu berteriak kaget, "Saat kita bertemu di masa depan? Kau belum mati?"     

Bertemu? Apa sosok di depannya ini bukan seseorang dari zaman kuno? Saat ini, kemungkinan sosok itu sudah mati sejak lama sampai tidak ada abunya yang tersisa. Bagaimana mungkin mereka bisa bertemu?     

Senyuman aneh muncul di wajah Qing Zhi ketika dia menyaksikan sorot tercengang Lin Dong dan tikus kecil. Dia lantas berkata lirih, "Siapa bilang kalau aku sudah mati?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.