Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Campur Tangan



Campur Tangan

2"Dhuaar!"     

Ledakan Yuan Power yang liar dan ganas tiba-tiba terdengar di jalan utama di antara beberapa pepohonan hijau. Pohon-pohon besar ambruk dan sebuah sosok terlontar ke belakang dengan menyedihkan. Sosok itu terseret di tanah dan memunculkan jejak tergores sepanjang belasan meter di tanah. Baru setelahnya, dia menghantam pohon besar. Jejak darah segera mengalir dari sudut bibirnya.     

"Kakak!"     

Sosok itu mendarat di tanah dengan menyedihkan. Dua sosok yang berbeda segera bergegas terbang mendekat ke pria yang terjatuh. Ekspresi cemas muncul di wajah mereka.     

"Liu Ya, lindungi Rou kecil dan pergi dari sini!" Pria yang terdesak mundur dengan menyedihkan itu tiba-tiba kembali tersadar. Saat ini, wajahnya terlihat agak pucat. Dia memaksakan diri untuk berdiri dan berteriak pada dua wanita di sampingnya.     

Dua orang yang berdiri di sisinya sudah pasti adalah Su Rou dan Liu Ya. Mereka menatap ke arah Su Kui yang terluka. Wajah cantik mereka sekarang juga memucat.     

"Haha, aku sudah menghabiskan cukup banyak waktu menangani kalian. Semuanya kemungkinan bakal berakhir hari ini." Namun, suara tawa lembut tiba-tiba terdengar dari balik hutan ketika Su Kui berteriak. Suara angin mencabik udara bermunculan di sekitar. Lima bayangan hitam muncul di pohon besar di depan kelompok Su Kui seperti hantu. Mata mereka menatap dari atas―terlihat seperti ekspresi kucing yang sedang bermain-main dengan kucing.     

"Yan Mo, jangan keterlaluan!" Ekspresi Su Kui segera berubah intens dan berteriak usai melihat lima sosok yang muncul di sana.     

"Kau cuma bisa menyalahkan dirimu sendiri karena sudah mengambil sesuatu yang seharusnya tidak kau sentuh. Bagaimana mungkin kalian yang cuma dinasti level menengah bisa menikmati peninggalan seperti itu?" Seorang pria berjubah hitam yang ekspresinya terlihat dingin berada di depan lima bayangan hitam. Dia tersenyum menatap ke arah Su Kui yang mengamuk, dan malah tertawa mengerikan.     

"Serahkan adikmu, dan kami tidak akan mempersulit kematian kalian." Pria yang dipanggil Yan Mo itu berbicara acuh.     

"Teruslah bermimpi!" Su Kui menggertakkan giginya. Dia menahan rasa teramat sakit yang keluar dari badannya dan mengendalikan Yuan Power-nya. Mata besar cantik Su Rou segera menjadi berkaca-kaca saat melihat sikap Su Kui. Dia tahu kalau lima orang di depan mereka sangat kuat. Di antara mereka, terdapat tiga orang yang sudah naik ke Tingkat Nirvana Yuan Tiga. Dengan kekuatan Su Kui seorang diri, dia pasti bukan tandingan mereka. Dia bisa saja dibunuh oleh kelompok ini kalau terus bersikap nekat.     

"Kau memang pemberani. Tapi orang seperti itu ditakdirkan tidak hidup lama!"     

Senyum mengerikan akhirnya terlihat di wajah Yan Mo. Sesaat kemudian, badannya segera melesat maju. Angin telapak tangan yang ganas dan tak terkendali langsung menyelimuti Su Kui. Sosoknya kini terlihat seperti badai.     

Su Kui menghantamkan tangannya dengan tergesa-gesa pada Su Rou setelah melihat Yan Mo tidak juga berbelas kasihan. Dia mendorong gadis itu menjauh sebelum Yuan Power-nya membesar. Sebuah kepalan tangan dikerahkan ke depan, dan beradu langsung dengan Yan Mo.     

"Dhuaar!"     

Yuan Power meluap-luap dengan dahsyat dari titik di mana dua telapak tangan itu beradu. Daun-daun pohon yang berjatuhan di tanah di sekeliling mereka seketika hancur menjadi serpihan. Angin kencang dan ganas langsung menghempas mundur Su Rou dan Liu Ya yang ada di samping.     

Su Kui yang wajahnya sudah memucat, kini berubah semakin mengerikan saat angin itu menyapu sekitar. Mereka mundur dengan terhuyung-huyung, dan memuntahkan banyak darah segar. Rupanya luka-luka yang mereka derita cukup serius.     

Yan Mo tidak memperlihatkan sedikit pun tanda hendak berhenti, bahkan meskipun dia sudah melukai Su Kui. Niat membunuh terpancar di matanya, dan Yuan Power dahsyat berkumpul di ujung jarinya. Yuan Power itu terlihat seperti pedang panjang yang menusuk tenggorokan Su Kui dengan secepat kilat.     

"Kakak!"     

Wajah cantik Su Rou berubah berubah saat menyaksikan kejadian tersebut. Sosoknya yang mungil dan menawan bergegas mendekat dan langsung menghadang di hadapan Su Kui. Da memang agak kuat namun sifatnya lugu. Maka dari itu, auranya terbelah saat dia melihat ekspresi mengerikan Yan Mo.     

"Mengharukan sekali. Tapi aku tidak tahu bagaimana cara memperlakukan seorang gadis dengan baik!"     

Yan Mo cuma tersenyum tegas ketika melihat Su Rou sudah memberanikan diri maju menghadangnya. Sorot matanya tidak memperlihatkan rasa iba sedikit pun. Malah, terlihat sorot nyentrik di sana. Yuan Power di ujung jarinya menjadi semakin tajam saat menusuk ke wajah cantik Su Rou.     

"Dik Rou, pergilah dari sini!" Su Kui segera berteriak dari belakang menyaksikan kejadian tersebut. Ekspresinya segera berubah drastis.     

Sosok mungil menawan Su Rou bergetar. Matanya yang lebar memperlihatkan rasa ketakutan yang tidak bisa disembunyikan. Dia cuma menggigit bibirnya dan terfokus lekat pada angin jari tajam yang semakin mendekat. Sesaat kemudian, Yuan Power yang sangat ajaib tiba-tiba menyeruak keluar darinya. Riak-riak energi ganas yang dihasilkan oleh Yuan Power segera menghempas Yan Mo mundur. Namun kekuatan seperti itu jelas bukan sesuatu yang mampu dikendalikan sepenuhnya oleh Su Rou. Sekujur badannya bergetar hebat setelah mengeluarkan dan kembali menarik energi tersebut.     

"Apa itu kekuatan yang kaudapatkan dari daerah tersegel? Kekuatan itu memang sangat kuat! Kau tidak pantas mendapatkannya!" Ujung kaki Yan Mo menekan perlahan di udara, baru setelahnya dia bisa kembali menstabilkan diri. Matanya memperlihatkan sorot bernafsu berapi-api ketika menatap ke arah Su Rou. Dia segera mengayunkan tangannya. "Serang bersama-sama! Tangkap gadis ini!"     

"Swuush!"     

Teriakan Yan Mo baru saja terdengar saat pandangan mata empat praktisi yang belum menyerang seketika berubah dingin. Mereka tidak mengutarakan omong kosong lainnya, dan sosok mereka bergerak. Serangan mereka terkoordinasi dengan baik. Aura mereka menyeruak keluar, dan langsung memblokir jalan kabur Su Rou. Yuan Power yang besar dan keji menyapu ke arah Su Rou bagai air yang meluap.     

Wajah Su Rou semakin pucat saat menyaksikan serangan ganas dan tanpa ampun yang menghempas ke arahnya seperti badai. Kekuatannya sebenarnya cuma berada pada Tingkat Nirvana Yuan Dua. Selain di saat-saat tertentu, kekuatan besar di dalam badannya juga tidak bisa dikendalikan olehnya. Maka dari itu, dia tak bisa lari kemanapun saat menghadapi serangan gabungan lima orang tersebut.     

Pandangan mata Su Kui yang berada di belakang sontak memerah ketika melihat kondisi Su Rou yang sedang terpojok. Hatinya ingin bergerak menyelamatkannya, namun darah yang mengamuk di dalam badannya mengalir sangat lambat. Dia cuma mampu menyaksikan berbagai macam serangan yang mendekati Su Rou.     

Ketika serangan-serangan itu hendak menghujani sosok cantik Su Rou, suara angin kencang dan memekakkan telinga tiba-tiba terdengar. Sosok bayangan hitam bergegas muncul dari hutan seperti hantu. Sesaat kemudian, sosok itu muncul di depan Su Rou. Cahaya emas terang lantas bermunculan, dan berubah menjadi lapisan pelindung melingkar bercahaya emas.     

"Dhuaar! Dhuaar! Dhuaar!"     

Serangan yang liar dan ganas menghempas tanpa ampun pada lapisan pelindung melingkar bercahaya emas. Angin menyapu dengan tidak terkendali. Tapi, tidak peduli betapa intens riak-riak energi itu, lapisan cahaya emas masih kokoh melindungi dua sosok yang berada di dalamnya.     

Cahaya emas menyilaukan itu membuat mata lebar cantik Su Rou agak menyipit. Sesaat kemudian, dia melihat sosok yang berdiri tak jauh di depannya.     

Di bawah pengaruh cahaya emas yang terang, punggung sosok itu tidak terlihat sangat kuat. Namun meskipun demikian, sosoknya terlihat tegap bagai pohon pinus. Seakan punggung itu mampu bertahan bahkan meskipun langit bakal ambruk ke atasnya.     

Pertama kalinya selama bertahun-tahun, Su Rou mendapati punggung tegap dan kokoh bagai kakak laki-lakinya yang selalu melindunginya. Namun mengapa punggung itu terlihat tidak asing?     

Cahaya emas itu berangsur-angsur meredup. Hingga pada akhirnya, cahaya itu menghilang sepenuhnya. Sosok pemuda di depannya akhirnya menoleh dan tersenyum pada gadis muda di belakang. Nada suaranya terdengar lembut, "Apa kau baik-baik saja?"     

"Kak Lin Dong?"     

Su Rou terkejut saat melihat wajah lembut cerah tersebut. Dia segera mengangguk tidak berdaya. Mata lebarnya menoleh panik, dan wajahnya hampir memerah dalam sekejap.     

Cahaya itu semakin meredup sambil diiringi pandangan mata kelompok Yan Mo. Tatapan mata seketika mendingin ketika melihat Lin Dong yang sudah muncul di depan Su Rou. Nada bicara mereka terdengar tegas saat berbicara. "Orang bodoh ini muncul darimana? Berani-beraninya dia turut campur dengan urusan kita?"     

"Terlalu banyak orang yang mengusik gadis kecil ini. Seharusnya kalian tidak bersikap sangat memalukan seperti ini, 'kan?" Lin Dong mendongak. Dia menatap ke arah kelompok Yan Mo dan berkata sambil tersenyum tipis.     

Mata Yan Mo menggelap saat menatap Lin Dong. Sudut mulutnya berkedut ketika dia perlahan-lahan berbicara. "Kawan, mungkin kau perlu bertanya dulu tentang latar belakang Dinasti Awan Angin kami sebelum kau mengira sudah menjadi pahlawan dan berusaha menyelamatkan gadis cantik, 'kan?"     

"Dinasti super, huh?"     

Alis Lin Dong tertaut sesaat ketika mendengar nama tersebut. Dia juga agak terkejut.     

"Dik Lin Dong, Dinasti Awan Angin ini sangat kuat. Kami sudah sangat berterima kasih karena kau mau membantu. Aku, Su Kui, tidak menginginkan bantuan lain. Aku cuma memohon padamu untuk membawa Rou kecil dan pergi dari tempat ini. Budi besarmu tidak akan pernah kulupakan. Aku akan menghadang orang-orang ini!" Su Kui segera berteriak. Dia juga tercengang ketika mengetahui Lin Dong turun tangan.     

Orang-orang di depan mereka semua tergolong praktisi yang kuat. Lagipula, Su Kui menyadari kekuatan Lin Dong. Selama dia bisa membuat Su Rou kabur dengan selamat, bukan masalah bagi Su Kui meskipun dia harus mati di tempat ini.     

"Aku tidak ingin pergi. Kak Lin Dong, terima kasih. Tapi, kalian semua harus pergi. Orang-orang ini sangat kuat!" Su Rou menggelengkan kepalanya dan berkata.     

"Aku tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan." Lin Dong tersenyum dan menyentil dahi bersih Su Rou. Sesaat kemudian, dia berbalik dan menatap kelompok Yan Mo. "Maaf, tapi sepertinya aku harus membawa tiga orang ini pergi bersama denganku hari ini."     

"Apa kau yakin kalau kau mampu melakukannya?" Yan Mo membuka mulutnya dan berkata dengan nada tegas.     

Lin Dong tersenyum simpul dan menatap ke arah Yan Mo. Dia menganggukkan kepalanya perlahan. "Kurasa aku bisa…"     

Mata Yan Mo seketika mendingin ketika mendengarnya. Namun saat dia hendak menyerang, dia tiba-tiba merasa hatinya berubah dingin. Dia bisa melihat dua sosok di pohon besar di belakang Lin Dong. Mata kedua orang itu memperlihatkan sorot ganas dan jahil saat menatap ke kelompok Yan Mo. Cara dua sosok itu menatap tidak bedanya dengan cara mereka melihat kelompok Su Kui barusan.     

"Habisi mereka…"     

Lin Dong tersenyum sambil menatap ke arah Yan Mo. Di dalam bola mata Lin Dong, sorot dingin berangsur-angsur berkumpul. Sesaat kemudian, tangannya turun dan dia berkata dengan lembut. Niat membunuh segera menyebar ke sekitar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.