Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Bertemu Ying Huanhuan Lagi



Bertemu Ying Huanhuan Lagi

3Seluruh ibukota sontak dipenuhi dengan suara riuh-rendah. Tak lama sebelum ini, mereka semua sudah sangat putus asa. Karena bagaimanapun juga, ketika kota mereka berhasil ditembus, maka Dinasti Agung Yan hanya akan menjadi sejarah. Tak lama kemudian, semua penduduk dinasti itu bakal kehilangan rumah, dan terdesak untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka. Terlebih lagi, mereka sudah menyaksikan nasib menyedihkan itu terlalu sering selama dua tahun terakhir.      

Akan tetapi, saat mereka merasa sangat putus asa, harapan tiba dalam bentuk seorang pemuda yang mampu membuat dunia berguncang di bawah kakinya.      

Hanya dengan senyuman, semua praktisi kuat dari Yuan Gate berhasil dihabisi. Sementara itu, satu kalimat yang dilontarkan olehnya membuat jutaan pasukan aliansi dinasti sampai kabur tunggang-langgang.      

Baru saat ini mereka akhirnya percaya kalau memang ada sosok legendaris di dunia ini yang mampu mengubah cuaca hanya dengan ucapannya belaka. Akan tetapi, selama riwayat Dinasti Agung Yan berdiri, kejadian sehebat itu belum pernah terjadi. Hingga detik ini…      

…     

Pasukan di dinding-dinding kota sudah kembali mundur ke kota, menyisakan pasukan penjaga saja yang tetap berada di sana. Karena bagaimanapun juga, dengan adanya pasukan harimau mengerikan yang berjaga-jaga di luar kota, mereka semua tidak perlu tetap tinggal di sana.      

Ada kediaman besar di ibukota, dan tempat itu merupakan lokasi di mana Klan Lin tinggal. Karena perang, Klan Lin sudah mengerahkan semua sumber daya yang mereka miliki ke kediaman tersebut.      

Saat ini, kediaman itu dipenuhi dengan semangat yang berapi-api, dan banyak anggota klan yang memenuhinya. Setelah itu, berpasang-pasang mata memandang bersemangat ke arah ruang tamu raksasa dari luar. Hingga akhirnya, semua mata mereka terfokus pada sosok pemuda kurus yang berada di dalam sana.      

"Apa itu Kak Lin Dong? Cepat, biarkan aku melihatnya."      

"Kak Lin Dong adalah anggota Klan Lin kita. Kalian semua tidak melihat apa yang terjadi barusan, tapi sesepuh Yuan Gate itu seketika dibunuh oleh Kak Lin Dong. Sedangkan pasukan dari berbagai macam dinasti juga panik dan kabur hanya dengan satu kalimat yang diucapkan olehnya."      

"Kak Lin Dong benar-benar tampan!"      

"… Hei, apa kau tidak bisa terlalu berlebihan menggandrungi pemuda?"      

"Hehe, aku juga satu generasi dengan Kak Lin Dong. Di masa lalu, aku juga ikut di perkumpulan klan. Tapi, Kak Lin Dong di masa lalu tidak sekuat ini."      

"…"     

Lin Dong yang duduk di ruang tamu memegang cangkir teh di tangan, lalu menyesapnya. Walaupun obrolan-obrolan pribadi di luar sangat pelan, tapi dia masih bisa mendengarnya semua. Senyum tipis segera terukir di sudut bibirnya.      

Sensasi ini terasa lumayan menyenangkan.      

Di ruang tamu, Ketua Klan Lin, Lin Fan, dan para praktisi sedang duduk di bawah.      

Sedangkan saat ini, tempat duduk di posisi paling atas sedang ditempati oleh Lin Zhentian. Awalnya tempat duduk itu seharusnya ditempati oleh Lin Dong. Tapi pemuda itu malah mendesak kakeknya untuk menempatinya.      

Di bawah Lin Dong, tampak tikus kecil, Api Kecil, Sesepuh Pertama Zhu Li, Liu Qing, dan para praktisi lainnya. Lin Dong barusan sudah memperkenalkan mereka semua. Setelah Lin Fan dan para sesepuh Klan Lin tahu kalau mereka semua merupakan praktisi super yang sudah naik ke Tingkat Samsara, bahkan pelayan yang menyajikan teh mulai gemetaran. Karena bagaimanapun juga, meskipun Klan Lin jauh lebih kuat dibandingkan sebelumnya, mereka tidak terlalu sering mendapatkan perhatian dari begitu banyak praktisi super.      

Akan tetapi, mereka semua diam-diam menghela napas lega ketika mereka tahu kalau para praktisi super yang harus diperlakukan dengan penuh rasa hormat, bahkan oleh para ketua sekte super di Benua Xuan Timur, ternyata bukan orang-orang arogan. Alih-alih, mereka semua membalas salam Klan Lin dengan senyuman. Meskipun Klan Lin tahu kalau kemungkinan para praktisi super itu bersikap demikian karena hubungan dekat mereka dengan Lin Dong, tapi Lin Fan dan para sesepuh masih merasakan sensasi gembira dan bersemangat di dalam hati masing-masing.      

"Haha, Lin Dong ah."      

Wajah Lin Fan tampak ceria. Selain itu, meskipun dia adalah seorang Ketua Klan, tapi tak ada ekspresi angkuh di wajahnya. Alih-alih, dia hanya nyengir ketika memandang Lin Dong. Pemuda itu menganggap senyuman Lin Fan agak menggelikan. Karena bagaimanapun juga, Ketua Klan Lin dulunya terkesan sebagai posisi yang bergengsi baginya.      

"Semua berkat kau, Klan Lin kita bisa berkembang sampai sejauh ini. Sebelumnya, Dewan Sesepuh sedang berdiskusi. Aku sudah sangat tua, maka posisi Ketua Klan…"      

"Ketua Klan Lin Fan, kurasa aku tidak berminat dengan itu." Lin Dong tersenyum simpul. Pak tua ini cukup licik. Apa dia berencana menggunakan posisi itu untuk membelenggu Lin Dong?      

Lin Fan tersenyum kikuk ketika mendengar penolakan Lin Dong. Dengan kekuatan Lin Dong sekarang, jika dia menjadi Ketua Klan, jangankan Dinasti Agung Yan, kemungkinan Klan Lin mereka bakal sangat terkenal bahkan di seluruh Benua Xuan Timur.      

Sambil memikirkan hal itu, Lin Fan sontak menoleh memandang Lin Zhentian untuk meminta bantuan. Selama bertahun-tahun ini, dia sudah berhasil membangun hubungan yang baik dengan Lin Zhentian.      

Ketika Lin Zhentian melihat sikap itu, dia segera menoleh ke arah lain. Lin Zhentian bukanlah pak tua yang bodoh. Karena Lin Dong tidak mau melakukannya, maka tidak mungkin dia akan memaksa pemuda itu untuk menyanggupinya. Karena bagaimanapun juga, Lin Dong sudah bukan anak kecil seperti di masa lalu.      

Lin Fan hanya mampu menggeleng tak berdaya ketika melihat Lin Zhentian bersikap demikian.      

Lin Dong melihat tindakan mereka berdua. Hingga akhirnya, dia tertawa pelan, dan meletakkan cangkir teh di tangannya. Sambil menyunggingkan senyum simpul, dia berkata, "Berikan saja pada ayahku."      

Keluarga Lin merupakan cabang Klan Lin. Selain itu, Lin Zhentian memiliki mentalitas yang kuat, dan dia sudah berusaha dengan segenap kemampuan di masa lalu demi membuat keluarganya kembali ke klan utama. Oleh karena itu, mustahil Lin Dong bisa sepenuhnya membedakan keduanya. Kalau memang demikian, memang sebaiknya membuat keluarganya mendapatkan lebih banyak keuntungan.      

Lin Fan terkejut. Dia segera bersukacita dan mengangguk tanpa henti. Lin Xiao adalah ayah Lin Dong. Oleh karena itu, bukan masalah mau putra atau ayahnya yang menjadi ketua klan. Bagaimanapun juga, jika terjadi masalah, maka tidak mungkin Lin Dong bakal mengabaikan ayahnya.      

"Dasar kau bocah cilik."      

Di sampingnya, Lin Xiao sudah hendak menegur Lin Dong usai mendengar kata-kata tersebut. Namun Lin Fan segera terkekeh dan menyahut, "Lin Xiao, tolong jangan menolak ini. Kami semua sudah melihat seperti apa kemampuanmu. Kau akan menjadi Ketua Klan Lin di masa depan nanti. Semua sudah ditentukan."      

Lin Fan bergegas pergi tanpa menunggu jawaban Lin Xiao. Sikapnya membuat Lin Xiao tertegun. Sejak kapan seseorang mau melepaskan posisi Ketua Klan dengan semudah dan sesederhana itu?      

"Karena Dong'er sudah bilang demikian, maka sebaiknya kau menerimanya terlebih dulu." Di sampingnya, Liu Yan berkata lembut. Ketika mendengar ucapan Liu Yan, Lin Xiao hanya mampu mendelik marah pada Lin Dong. Akan tetapi, dia tidak berkata lagi.      

"Dong'er, kemarilah. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu." Liu Yan mendadak mengisyaratkan Lin Dong untuk mendekat, dan dia berkata sambil tersenyum.      

Lin Dong terkejut. Setelah dia mendekat, Liu Yan mulai merapikan baju Lin Dong. Sambil tersenyum penuh harap, dia berkata, "Kau tahu? Dalam waktu tiga tahun sejak kau pergi, ada dua wanita yang selalu mengunjungi kami di tiap tahunnya."      

Lin Dong tercengang dan dia kebingungan. Dua wanita? Mengunjungi orang tuanya?     

"Uhuk," Lin Xiao terbatuk dan menambahkan, "dua wanita itu tidak buruk. Nak, kau punya selera yang baik."      

Lin Dong semakin bingung. Dia lantas bertanya dengan tak berdaya, "Siapa yang kalian maksud?"      

"Salah satu dari mereka bernama Ling Qingzhu. Wanita satunya lagi bernama Ying Huanhuan…" Lin Xiao nyengir dan berkata.      

Kali ini, bahkan dengan kondisi mental Lin Dong yang kokoh, dia sontak tertegun. Segala sesuatunya benar-benar sudah melampaui perkiraannya. Karena bagaimanapun juga, Ling Qingzhu adalah seseorang dengan harga diri tinggi, dan Lin Dong tidak pernah mengira kalau dia akan mengambil inisiatif dengan mengunjungi Lin Xiao dan Liu Yan. Sedangkan di sisi berbeda, Ying Huanhuan seperti putri kecil yang disayangi dan diperhatikan oleh banyak orang lainnya. Oleh karena itu, sejak kapan Ying Huanhuan menjadi sedewasa itu?     

"Dua wanita itu cukup baik. Aku sangat menyukai mereka berdua. Kapan kau akan membawa mereka ke rumah?" Liu Yan bertanya dengan sikap gembira. Dua wanita itu sama-sama berbakat, mustahil bisa menemukan wanita yang lebih hebat dari mereka di seluruh Dinasti Agung Yan. Oleh karena itu, Liu Yan sangat puas dengan mereka berdua.      

Lin Dong hanya mampu terkekeh datar. Meskipun dia sekarang memiliki kemampuan untuk membunuh seorang praktisi Tingkat Samsara hanya dengan membalikkan telapak tangannya, tapi dia masih merasakan keringat dingin bercucuran di dahinya.      

"Oh, benar juga. Ayah, Ibu, aku tidak akan bisa tinggal terlalu lama di sini. Kondisi Benua Xuan Timur sangat kacau, dan Sekte Dao juga sedang terkena masalah besar. Oleh karena itu, aku harus pergi ke sana." Lin Dong bergegas mengubah topik pembicaraan.      

"Apa kau berencana pergi lagi?" Liu Yan bergegas bertanya setelah mendengar kata-kata itu. Dia tak lagi mendesak Lin Dong dengan topik sebelumnya.      

"Sekte Dao sudah merawat Dong'er. Sekarang Sekte Dao sedang terkena masalah, maka dia tentu harus kembali dan membantu mereka. Lagipula, Klan Lin kita sudah menerima banyak keuntungan dari Sekte Dao selama bertahun-tahun terakhir. Oleh karena itu, dia memang harus melakukannya." Lin Xiao berkata dengan suara berat.      

Lin Dong mengangguk. Setelah itu, dia memandang Komandan Iblis Golden Ape dan berkata, "Golden Ape, kau akan memimpin 2000 pasukan Tiger Devouring Army dan melindungi tempat ini. Kirimkan pesan padaku jika ada masalah yang terjadi."      

"Baik." Komandan Iblis Golden Ape mengangguk dan menyahut.      

"Kapan kau akan pergi?" Lin Zhentian membuka mulutnya, lalu bertanya.      

Awalnya Lin Dong ingin segera. Tapi setelah melihat ekspresi Liu Yan, pemuda itu menyunggingkan senyum dan berkata, "Besok."      

…     

Pagi hari di keesokan hari, Lin Dong segera pergi setelah berpamitan dengan Liu Yan serta para praktisi lainnya. Dia memimpin banyak pasukan dan bergegas menuju Sekte Dao.      

Karena Lin Dong tidak tahu jalan menuju Sekte Dao, maka dia mengajak serta beberapa murid Sekte Dao yang berada di ibukota. Kondisi itu membuat mereka sangat bersemangat. Terutama bagi gadis muda bernama Anran. Bahkan wajah cantiknya tetap merona sejak mereka meninggalkan kota bersama-sama.      

Selama perjalanan, mereka tidak dihadapkan dengan banyak hambatan. Dengan kecepatan kelompok Lin Dong, perjalanan yang biasanya ditempuh murid-murid Sekte Dao dalam waktu belasan hari, berhasil dipersingkat menjadi setengah hari. Setelah itu, mereka berangsur-angsur memasuki wilayah kekuasaan Sekte Dao.      

Akan tetapi, Lin Dong mendadak mengayunkan tangannya dan berhenti di tebing ketika mereka hendak mencapai wilayah pegunungan di mana Sekte Dao berada. Dia lantas memandang ke arah di kejauhan. Karena beberapa alasan yang tidak diketahui, dia merasa keringat meresap keluar dari telapak tangannya. Seakan-akan dia kembali pulang dengan dipenuhi dengan berbagai macam emosi.      

Di tempat itu, dia akan bertemu banyak orang yang dirindukannya…      

"Kakak Seperguruan Lin Dong, mengapa kau berhenti? Kita sudah akan tiba di Sekte Dao." Anran bertanya dengan tidak terlalu yakin setelah melihat Lin Dong berhenti.      

Di sampingnya, tikus kecil memandang Lin Dong yang memperlihatkan sorot rumit di matanya. Seakan-akan memahami apa yang sedang dirasakan Lin Dong, tikus kecil lantas mengayunkan tangannya pada Anran dan berkata, "Gadis kecil, diamlah."      

Anran membelalakkan matanya yang lebar setelah mendengarnya. Akan tetapi, ketika dia mengingat kekuatan tikus kecil yang dahsyat, Anran menunduk dan bergumam sendiri, "Lalu memangnya kenapa kalau kau tampan?"      

Walaupun suara Anran pelan, tapi masih bisa didengar oleh telinga tikus kecil. Wajah tampannya segera agak berkedut. Dia lantas menghirup napas dalam-dalam dan menahan paksa keinginan untuk melempar gadis kecil tersebut.      

"Aku mau kalian semua tetap berada di sini dulu. Biarkan aku memasuki Sekte Dao seorang diri." Lin Dong menghela napas pelan dan berkata.      

"Oke. Kirimlah sinyal kalau kau bertemu dengan masalah apapun, kami akan bergegas menyusul." Tikus kecil mengangguk. Setelah itu, dia meraih gadis muda yang hendak berbicara, dan menyeretnya pergi dengan paksa.      

Lin Dong bergerak. Sosoknya menjadi secercah sinar cahaya, dan dia melesat maju. Dalam waktu beberapa menit, sebuah wilayah pegunungan yang tak asing tampak di depan matanya. Sementara itu, formasi raksasa penjaga sekte sudah diaktifkan sepenuhnya dan menyelimuti seluruh area pegunungan. Di waktu yang sama, terdapat banyak murid Sekte Dao yang berjaga-jaga di dalam.      

Lin Dong muncul di depan formasi penjaga sekte. Tak lama kemudian, cahaya hitam mengalir di ujung jarinya, dan dia membuat lubang kecil di formasi. Setelah itu, dia melesat secepat hantu tanpa menarik perhatian siapapun.      

Sosok Lin Dong bepergian melintasi area Sekte Dao yang luas. Ada banyak sungai pil yang mengalir di dalam sekte, dan suara bergemuruh terdengar menggema di area sekitar. Bahkan di area di kejauhan, terdapat murid-murid Sekte Dao yang sedang menjalani latihan wajib harian.      

Pemandangan itu tetap terlihat tak asing. Karena bagaimanapun juga, ingatan-ingatan itu semua sudah tertanam mendalam di hatinya dan tidak akan bisa dihilangkan.      

Lin Dong berdiri di tebing gunung. Saat dia memandang ke arah platform latihan yang samar-samar tersembunyi oleh awan, dia terdiam selama beberapa saat.      

Sementara Lin Dong terlena dengan pemandangan itu, suara musik siter yang merdu mendadak terdengar dari kejauhan. Musik siter itu mengalun, sehingga membuat siapapun sontak merasa gembira.      

Badan Lin Dong agak gemetar ketika mendengar musik siter tersebut. Sambil memperlihatkan sorot rumit di matanya, dia mendongak. Setelah itu, dia melihat kalau terdapat sosok menawan sedang duduk di pohon pinus yang mencuat dari tebing di kejauhan. Ada sebuah siter di depan sosok wanita itu, sementara rambut biru panjangnya terurai seperti air terjun es.      

"Huanhuan…"      

Lin Dong menatap sosok cantik nan lembut itu, sementara kedua tangannya sontak gemetaran. Akan tetapi, dia segera menahan auranya dan tidak membiarkan keberadaan dirinya sampai ketahuan. Meskipun dia sering memimpikan wajah cantik Huanhuan, tapi karena beberapa alasan, dia merasa agak takut ketika akhirnya bisa menemui wanita tersebut. Karena bagaimanapun juga, dia takut seandainya segala sesuatunya bakal berubah seiring waktu berlalu.      

Musik merdu itu menyebar. Setelahnya, semua murid di platform latihan juga berhenti sesaat. Berpasang-pasang mata itu lantas memandang sosok cantik yang duduk di tebing. Sementara itu, tatapan mata mereka semua dipenuhi sorot hormat dan kagum.      

Selama tiga tahun terakhir, reputasi Ying Huanhuan di Sekte Dao sudah menjulang tinggi setelah dia terus menghadang serangan Yuan Gate. Bahkan, reputasinya hampir melampaui Ying Xuanzi…      

Musik siter itu berangsur-angsur terhenti. Lin Dong sontak menghela napas pelan setelah mendeteksi rasa kesepian dalam alunan musik tersebut. Seketika itu pula, auranya yang tersembunyi sempurna menguarkan gejolak samar.      

"Bam!"     

Musik siter yang hendak terhenti itu mendadak menajam, seakan dawai-dawai siter tersebut baru saja putus. Murid-murid Sekte Dao mendongak karena terkejut. Setelah itu, mereka melihat kalau sosok menawan yang duduk di pohon pinus mendadak berdiri.      

Sosok menawan itu bergerak, dan dia langsung muncul di langit. Wanita itu mendongak demi mengawasi area di sekitarnya. Wajahnya yang tak asing sudah tidak lagi memperlihatkan kesan kekanak-kanakan seperti di masa lalu. Sebagai gantinya, terdapat kecantikan yang mampu membuat dunia terlena. Namun, kecantikan itu juga diiringi dengan jejak sedingin es.      

Namun, sekarang terdapat air mata kristal yang mengalir di wajah cantik Ying Huanhuan yang biasanya dipenuhi dengan kesan sedingin es.      

Murid-murid Sekte Dao memandangnya dengan tatapan terkesima. Rupanya mereka tidak paham mengapa kakak seperguruan yang biasanya bersikap dingin dan acuh, bakal memperlihatkan ekspresi sedemikian rupa.      

Mata cantik Ying Huanhuan mengabaikan berpasang-pasang mata yang memandangnya dengan sorot terkesima ketika dia mengedarkan pandangan ke area pegunungan. Hingga akhirnya, dia menggigit bibir merahnya. Suara Ying Huanhuan yang mengandung nada marah lantas menggema di langit.      

"Lin Dong! Kau berani kembali, tapi kau tidak berani datang dan bertemu denganku?!"      

Suaranya menggema di seluruh Sekte Dao. Tak lama kemudian, keributan pecah di seluruh area Sekte Dao.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.